Salah Paham

3K 420 31
                                    

"Camila apa kamu lupa kalau ga ada yang boleh bawa teman ataupun lainnya sekarang?" Ucap Harry dengan sok tegas.

Tuh kan. Apa yang aku pikirin jadi kenyataan

Sial.

Ini salah paham. Apa yang dipikirkan Harry itu ga sesuai sama apa yang terjadi sekarang. Dan aku menatap Zayn dengan sinis.

"Ew" ucapku saat melihat Zayn.

Zayn hanya melihat ke arah ku dengan tatapan seperti dafuq-dia-jijik-banget.

"Harry. Sebetulnya kamu salah paham, tau. Jadi orang gausah sok tau"

"Terus?"

"Jadi a-"

BRAAK

Ucapan ku terpotong ketika suara benda dengan kerasnya jatuh mengenai aspal jalan. Itu semua ulah Zayn. Zayn menjatuhkan skateboard nya ke aspal jalan dengan keras. Oh, ini buruk. Sangat buruk dan mengerikan seperti muka Mrs.Martha saat marah. Eh?

"Zayn bego"

"Emang" ucap Harry menyeletuk.

Dan dengan itu, tiba-tiba Zayn meninggalkan ku dan Harry berdua di taman.

Hening.

Itulah yang terjadi saat ini. Tidak ada yang memecahkan suasana hening ini. Kumohon, ikan yellow datanglah padaku. Kurasa ikan mas sudah mainstream dan beralih pada yellow. Lupakan.

"Harry?"

"Hm"

"Marah ya?"

"Ga"

"Terus?"

"Ya engga. Bawel"

"Apa?"

"Ga"

"Boleh cerita?"

Dan Harry pun mengangguk tanda memperbolehkan.

"Mama kena masalah"

"Masalah?"

"Jangan potong dulu. Aku belum selesai cerita"

Harry pun mengangguk.

"Kamu tau kan? Kalo mama suka ngutang?"

"Terus?"

"Mama terjerat hutang sama orang di pasar"

Harry hanya diam. Dan wajahnya menunjukan rasa kasihan. Harry terlihat lucu jika seperti ini. Eh tidak. Aku salah bicara.

"Maaf, aku gabisa bantu. Aku cuma seorang tukang ac. Hanya itu dan ga lebih" ucap Harry

Aku merasa ragu dengan ucapannya. Bila dilihat dari luar pekerjaannya itu tidak menunjukan bahwa Harry hanyalah seorang tukang ac. Apa mungkin Harry menyamar?

kruyukk kruyuukk

Suara lapar yang berasal dari perutku berhasil memecahkan suasana.

Buntut monyet,aku menahan malu saat ini didepan Harry.

"Laper ya? Ayo kita cari makan!" dan tanpa persetujuan dariku Harry sudah menarik tanganku lalu berjalan berdampingan.

Tangan Harry menggenggam tanganku dengan perlahan. Sesuatu yang belum pernah ku rasakan sebelumnya. Berada di dekatnya,aku merasa nyaman. Aku merasa tidak butuh siapa-siapa lagi saat ini. Semua beban dan masalah hidupku terasa hilang saat bersama Harry. Apa ini yang namanya jatuh cinta?Tidak,tidak,dan tidak. Mungkin aku menghayal saat ini.

"Mau sampai kapan kamu berdiri di depan restoran ini terus?" Ucap Harry membuyarkan lamunanku.

"Eh? oh,iya maaf" dan aku pun masuk ke dalam restoran tersebut terlebih dahulu lalu disusul oleh Harry.

Harry langsung menduduki salah satu kursi di restoran ini dan letaknya tidak jauh dari kasir.

"Mau pesen apa?"

"Samain aja" ucapku singkat

Entah apa yang dipesan Harry. Aku tidak begitu mendengar ucapannya.

"Jangan sedih. aku tau mama mu lagi kena masalah. Tapi jangan lupain kondisi kesehatan juga"

Sial ni bocah.

"Terserah lah. Um, Harry.."

"Apa?"

"Boleh nanya?"

"Tadi kamu udah nanya, bodoh"

"Tapi ini serius. Um, punya pekerjaan lain selain tukang ac?"

Harry tidak menjawab. Harry diam tidak berkutik. Tampangnya seperi wajah berfikir. Sejujurnya ini adalah pertanyaan yang pernah ku tanyakan sebelumnya pada Harry.

"Gaada. Cuma itu"

Aku ga yakin sama jawabannya.

Entahlah, biarkan waktu yang akan menjawab semuanya. Seiring berjalannya waktu nanti, pasti semuanya akan terlihat jelas. Yang dibutuhkan hanyalah menunggu kapan hal itu dapat diketahui.
******
Vote&comment? Thank u:) xx
-lots of love istrinya Harry Tukang Ac. Khansa s. S nya styles oke-

Harry si Tukang AcTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang