"Membunuh atau terbunuh?"
-ASSASSIN
-
Dia Allea, lebih tepatnya Allea Ariana Lorenzo. Perempuan yang sejak kecil dikucilkan dari keluarga besarnya hanya karena dirinya adalah perempuan yang penyakitan. Yah, Allea mengidap gagal jantung sejak lama. D...
"Aku tidak mau semua ini berakhir dengan cepat. Aku takut, aku belum siap."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
57. DAFTAR KEINGINAN
My world🤍
|Pulang
Iya sebentar| Ini mau otw| Sayang mau di beliin apa?|
|Es krim |Yang rasa cokelat
Bukannya di kulkas masih?|
|Udah habis
Siapa yang habisin?|
|Gue |Kenapa? |Gak suka?
Suka kok| Suka bangett|
|Beliin yang rasa cokelat
Sama mau apa lagi?| Biar sekalian gue beli|
|Gak usah, es krim aja
Okay bby|
|Jangan ngebut naik mobilnya
SIAP SAYANG!!|
Shaka menahan senyumnya lalu memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya, kemudian ia menoleh pada pedagang martabak yang sedang mempersiapkan pesanannya.
“Pak, saya tinggal dulu ya.”
Setelah mengatakan itu, Shaka melangkahkan kakinya menuju supermarket yang berada di seberang jalan. Laki-laki itu mengambil troli belanja kemudian mendorongnya menuju kulkas yang berisi es krim.
Tanpa perlu berpikir lama, Shaka langsung mengambil semua es krim kesukaan Allea. Tinggal berdua selama hampir satu bulan ini menjadikan Shaka hafal semua yang di sukai istrinya.
Pernikahan yang baru seumur jagung dan hampir menginjak satu bulan ini ternyata jauh dari yang di pikirkan Shaka selama ini. Shaka kira Allea tidak akan menerimanya dan akan mengacuhkannya, Shaka berpikir jika pernikahan ini tidak akan membuat Allea bahagia.
Namun ternyata semua pikiran-pikiran Shaka tidaklah benar. Kenyataannya, Allea mulai menerimanya dan memikirkan segala hal yang menyangkut Shaka dan rumah tangga mereka. Bahkan sikap bawel dan cerewet Allea sering kali muncul jika bersama Shaka.
“Bentar lagi Allea datang bulan,” gumam Shaka. Ia berhenti di depan rak yang berisi kebutuhan perempuan. Shaka mengambil ponselnya sebentar untuk mengecek tanggal di hp nya kemudian meraih beberapa bungkus pembalut.
Cerita yang dipromosikan
Kamu akan menyukai ini
Setelah di rasa sudah membeli semua kebutuhan istrinya, Shaka menuju kasir dan melakukan pembayaran, lalu menuju mobilnya yang berada di pinggir jalan dekat penjual martabak.
Setelah mengambil martabak yang ia pesan, Shaka masuk ke dalam mobil dan melaju pergi menuju gedung apartemen miliknya.
Shaka sudah tidak sabar bertemu istri kesayangannya.
Sekitar 20 menit Shaka pada akhirnya sampai, ia menenteng plastik di kedua tangannya sambil menunggu Allea membukakan pintu. Dan ketika pintu terbuka, senyum Shaka otomatis merekah mendapati perempuan cantik yang begitu ia sayangi.
Shaka tidak menjawab, ia hanya menahan senyum dan berjalan masuk. Shaka meletakkan belanjaannya di atas meja makan kemudian menghampiri Allea yang berdiri di belakangnya.
Shaka mendekat dan merengkuh tubuh kecil itu sambil menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Allea.
“Kangen...” gumam Shaka.
“Baru juga beberapa jam gak ketemu,” balas Allea, ia melingkarkan tangannya di leher Shaka lalu mengusap rambut laki-laki tersebut.
“Seharian gak ketemu nya,” balas Shaka, bibirnya melengkung ke bawah.
“Hm iya, kan baru sehari, bukan sampai berhari-hari.”
Shaka melepaskan pelukannya dan menatap kesal pada Allea.
“Bercanda, ya ampun. Udah sana mandi dulu,” suruh Allea sambil mendorong Shaka supaya masuk ke dalam kamar.
“Tapi nanti di peluk ya yang lama?”
“Iya, udah sana pergi.”
Shaka langsung masuk ke dalam kamar, sedangkan Allea menuju meja makan untuk mengecek isi belanjaan suaminya tadi.
Allea mendengus pelan ketika mendapati Shaka membeli martabak keju. “Dia alergi keju tapi suka banget beli martabak keju,” gumamnya sedikit heran.
Lima menit kemudian Shaka keluar dari kamar dengan keadaan rambut basah dan bertelanjang dada, laki-laki itu hanya mengenakan celana pendek.
“Kok cepat banget mandinya?” tanya Allea.
“Ya kenapa harus lama, kan lagi ada yang nungguin,” jawab Shaka sambil mengambil tempat duduk di sebelah Allea.
“Pede banget sih lo,” gumam Allea, ia tampak sibuk mengeluarkan beberapa camilan dari kantung plastik tadi.
“Camilan masih banyak padahal, kenapa lo beli?” tanya Allea kemudian.
“Ya gak apa-apa, supaya lo gak repot-repot harus beli lagi,” jawab Shaka seadanya. Ia mengambil potongan apel yang berada di atas piring dan memakannya sambil memperhatikan Allea yang tampak sibuk menggeledah plastik tadi.