"Ngapain lo kesini?"
"Gue mau minta maaf."
"Untuk?"
"Tadi siang, gue-"
"Oh, gak papa kok gak usah dipikirin. Lagian kita emang bukan siapa-siapa, jadi wajar lo gak tau apa-apa tentang gue."
"Kyun-"
"Joo, di depan mantan lo kita emang pura-pura pacaran. Tapi kalo gak ada dia kita bukan siapa-siapa."
Jooheon terdiam.
"Kalo udah gak ada yang mau dibicarain gue mau istirahat."
Changkyun sudah bersiap menutup pintu saat dengan tiba-tiba Jooheon menahannya.
"Kyun-"
"Apa lagi?"
"Gue- boleh nginep?"
"HAH?!"
**
Seketika Changkyun amat sangat menyesal karena sudah membiarkan Jooheon menginap di apartmentnya. Sebenarnya Changkyun sudah menolak tapi Jooheon memohon sampai membuat Changkyun menjadi iba seketika. Katanya Jooheon ditinggal orang tuanya keluar kota, dan dia tidak berani di rumah sendiri. Heol apa Jooheon benar-benar seorang lelaki?
Tidak sampai disitu, saat sudah berada didalam Jooheon kembali merengek karena tidak bisa tidur di sofa. Oh ayolah, apartment Changkyun hanya memiliki satu kamar dan tidak mungkin Changkyun mengajak Jooheon tidur sekamar kan?. Tapi ternyata bukan itu alasannya, Jooheon bilang dia tidak bisa tidur karena tidak terbiasa dengan tempat asing.
Changkyun memutar bola matanya. Lalu kenapa lelaki itu memaksa untuk menginap di apartment Changkyun?
Dan dengan berat hati akhirnya Changkyun membiarkan Jooheon tidur dikamarnya. Changkyun sendiri bagaimana? Tentu saja dia juga tidur dikamar yang sama. Mana sudi Changkyun tidur di sofa sedangkan itu adalah kamarnya sendiri?
Tapi tunggu, Jooheon bilang dia tidak bisa segampang itu tidur di tempat asing? Bullshit! Nyatanya baru lima menit Jooheon sudah tertidur pulas disana.
**
Pagi menjelang dan Jooheon membuka matanya perlahan. Meregangkan sedikit otot-ototnya yang terasa kaku dan tersenyum simpul saat indera penciumannnya menangkap bau khas masakan.
Jooheon segera beranjak dan menghampiri Changkyun yang ternyata sedang sibuk dengan acara membuat sarapannya.
"Gue gak nyangka ternyata lo baik juga, sampe nyiapin sarapan buat gue."
Jooheon senyam-senyum aja dibelakang Changkyun.
"Jangan mimpi, gue bikin sarapan buat gue sendiri ya."
Changkyun berucap enteng bahkan tanpa memutar badannya dan masih sibuk mengaduk nasi goreng yang tampak lezat itu.
Jooheon menyebikkan bibirnya. Pagi-pagi sudah dibuat kesal.
"Dari pada sibuk ngelamun mending lo pulang sana. Udah terang gak bakal ada hantu dirumah lo."
Iya Jooheon ngelamun tadi, trus tersadar gara-gara ucapan Changkyun.
"Gue gak takut ya sama hantu, asal lo tau aja."
**
Jooheon barusan kelar mandi. Tapi pas mau pake baju dia ngerasa jijik sendiri. Masak iya dia gak ganti baju? Mana kemarin sore dia gak mandi pula hh.
Akhirnya Jooheon memberanikan diri buat menjatuhkan martabatnya di depan Changkyun. Ya setidaknya Jooheon harus pinjem baju Changkyun, apalagi setelah ini dia ada janji sama Kihyun. Gak mungkin balik kerumah dulu baru pergi lagi, kelamaan.
"Kyun gue boleh pinjem baju lo?"
"Uhuk- uhuk!"
Changkyun keselek sama nasi gorengnya. Gimana enggak, Jooheon tiba-tiba udah nyamperin Changkyun yang lagi sarapan, cuma pake handuk yang melilit di pinggang. Changkyun yang melihat Jooheon bertelanjang dada jelas aja kaget sampe keselek. Wajahnya bahkan udah merah padam. Entah karena marah atau malu?
**
"Bisa gak sih nunggu diluar aja?"
Changkyun tuh risih dari tadi Jooheon ngebuntutin dia, sampe pas ngambilin baju buat Jooheon aja tuh anak masih aja dibelakang Changkyun.
"Kelamaan nunggu diluar."
Changkyun akhirnya narik satu kaos yang sekiranya muat buat Jooheon pake. Sebelumnya dia juga udah ngasih celana kelonggaran dia buat Jooheon. Abis itu dileparlah kaos tak berdosa itu tepat di wajah Jooheon.
"Sialan lo emang!"
**
Hmm jadi gini ceritanya. Changkyun sama Jooheon itu temen sekelas. Aslinya sih mereka gak sedeket itu.
Changkyun itu mahasiswa super dengan IQ diatas rata-rata. Sukanya dateng paling pagi trus duduk paling depan. Nilainya selalu sempurna, tugas gak ada yang gak beres. Gak heran pula dia jadi mahasiswa kesayangan dosen-dosen.
Beda sama Jooheon, dia itu bisa dibilang mahasiswa kaum bawah. Masuk kuliah jarang-jarang. Hobinya nitip absen, duduk paling belakang, tidur pula pas jam kuliah. Mentang-mentang tajir berasa semua bisa dibeli pake duit.
Jadi kalo bukan karena tuntutan mana mau Changkyun berurusan sama manusia kayak Jooheon.
Tuntutan? Iya, lebih tepatnya tuntutan peran.
Awalnya gara-gara Jooheon yang sibuk kabur dari mantan pacarnya. Dia sibuk muter-muter seoul sama motor gedenya. Nggak tau gimana Jooheon bisa sampe di kompleks apartment Changkyun. Pas didepan sebuah taman, dengan tidak elitnya motor Jooheon tiba-tiba mogok. Jooheon misuh-misuh aja sepanjang sore itu, sampe nendang-nendang ban motornya.
Sialnya lagi Minhyuk -mantan Jooheon-, bisa nemuin jalur kaburnya Jooheon. Tepat pas Jooheon liat Minhyuk di pertigaan, dia juga liat Changkyun lagi lewat di depan taman. Tanpa pikir panjang Jooheon langsung nyamperin Changkyun trus ngerangkul pinggang Changkyun gitu aja.
"Sayang!"
Changkyun hampir mati mendadak. Kaget liat Jooheon tiba-tiba ngerangkul dirinya. Matanya melotot udah siap keluar dari tempatnya. Tapi belum jadi Changkyun misuhin Jooheon, Minhyuk udah sampe dihadapan mereka berdua.
"Joo-"
Minhyuk udah berkaca-kaca aja matanya, siap nangis. Jooheon dengan kurang ajarnya makin nempelin badannya ke badan Changkyun. Changkyun diem aja, sambil celingukan, masih gak paham dia tuh sama situasinya.
"Hyuk denger ya, lu sekarang bisa bebas sama selingkuhan lu itu. Gue juga udah bahagia sama pacar gue. Jadi gue mohon jangan ganggu-ganggu gue lagi."
Changkyun melebarkan matanya lagi. Apa kata Jooheon? Pacar? Sejak kapan?
Belum Changkyun sadar sama situasi, Minhyuk udah lari duluan, sambil nangis. Abis itu Changkyun langsung dorong badan Jooheon dan refleks juga nampar Jooheon.