PROLOG

49 6 4
                                    

Heyooooooo......... Whats up,
Watcha doin gaesss??.How do you do??Hope well.

Ok gw alay..........
Soalnya ini my first story omg i'm very excited...for this.
enjoyyyyyyyy...
Happy reading

***

Malam itu, seorang perempuan yang katanya "bar-bar" and and then whatever they say. Jalan bersama dua bodyguard ayahnya dengan mukanya yg masam tidak enak dipandang, sepatu ketsnya nyaring terdengar di sepanjang koridor gedung ROBINS LAKE, yang tak lain kantor keluarganya.

"Udh gw bilang dari tadi kalian berdua jgn ikutin terus.....sempit tau gk jalanan jadinyaa....",ucapnya gerah dgn kelakuan 2 bodyguardnya.

Seharian penuh dari awal kegiatan sampai selesai,sekolah,les balet,and piano teater kebetulan itu acara disekolahnya yang memang kebetulan bakatnya juga bermain piano . Dua bodyguardnya terus mengawasinya kemanapun......

"Yaa, kami hanya menjalankan perintah tuan saja", jelas kedua bodyguard datar. kek papan triplek ggg.

Sambil mendelik ,"up to you",kata Alice jengkell. Melanjutkan jalannya keluar gedung.

Sesampainya di rumah,ia langsung membuang kaus kaki,jaket,and sepatunya kemana mana.

Saat baru ingin pergi ke alam mimpi tiba2.

"Permisi mbak, Pizza." Suara bel interkom rumahnya

"Pak Anton.............. Mana sih ih baru aja merem"teriaknya kesal .

Dari pintu depan tiba-tiba

"Dek, sumpah lo gk berniat bantuin gw gitu ngangkat orang banyak dosa ini?",ucap dito yg sialan kakak kandungnya, dia kakak keduanya yang baru pulang dinas di Ternate, yaa, dia tentara, Dito punya kembaran namanya Dirta yg beda jauh wataknya.

" Bikin masalah mulu kenapa lagi bang dirta? bosen liatnya mending makan pizza ajahhh". Gerutu alice.

Dito duduk setelah memapah Dito yang lebam-lebam habis beradu jotos dengan selingkuhan pacarnya.
"Diputusin pacarnya uring-uringan emang gak waras"balas Dito

" Makanya bang tobat, udah bangkotan juga,yaudah jangan nangis lagi nanti aku beliin permen kaki deh, apa mau yupii??",Tanya alice ngeledek abangnya yang menyedihkan.

Dirta bediri, menarik beberapa helai rambut alice dengan kesal, lalu melangkah ke kamarnya dengan agak sempoyongan.

"Bang Dir-tai SIALAN, aku sumpahin jomblo seumur hidup, biar nikah sama sapi aja." Teriak alice memburu yg menggema keseluruh rumah.

***

Alice pov

Rasanya pengen banget mutilasi si rena trus ngebuang jasadnya ke sungai mahakam biar dimakan monyet2 gumush disana. Gara- gara sahabat dari orok ku itu makan ramen basi semalam dan berakhir diare aku jadi telat ikut papa meeting sama klien, ya, ayah yg memamaksaku padahal aku sudah bersikukuh tidak mau, oh tidak...


Sampe disana para bodyguard ayah sudah pada nungguin, oh yaampunn mereka sangat kaku, kayaknya ada pemikiranku buat bilang ke ayah untuk ganti para bodyguard agar mirip opa2 korea......hehe, dan berdance ria saat aku tiba. Ah, enyahlah pikiran konyol.

"Darimana saja kamu al? Para klien sudah makan siang dengan nikmat dengan keluarganya masing-masing, sepertinya, coba deh kamu belajar sedikit pekerjaan ayah siapa tahu kamu bisa tertarik," sindir ayah dengan tatapan yg menghunusku.

Aku hanya diam menikmati omelan ayah, sedari kecil memang aku paling sering terkena omelan ayah dan jangan lupa aku juga yang paling dimanja. ya...mengingat aku anak bungsunya. Ayah memang pebisnis yang disiplin termasuk pada putra-putrinya sendiri. Kalau bunda, dia ada di Swiss ia seorang pramugari sangat jarang sekali pulang, aku jadi rindu bunda yang bawel seperti ikan koi ku. Aku pun hanya dapat bertemu bunda saat ia libur, dan itu memuakkan, kan kalau ada bunda aku bisa curhat, kalau mbak Anis jangankan curhat, aku bertanya tentang kartun spongebob kesayanganku itu saja tidak pernah dihiraukan. karena ia terlalu sibuk kerja seperti ayah. Ya mba Anis kakak ketigaku setelah si abang kembar, ia sudah menjelma menjadi wanita workaholik bisnis yg menurutku sangat udik dan membosankan.

" aku habis mengantar rena yah, dia mendadak diare tadi, aku kasihan, lagian untuk apa ayah menyuruhku ikut meeting tidak jelas ini, aku pun tidak ngerti." Balasku cepatt.

Ya, aku memang berbeda dengan kakak2 ku yang tertarik pada dunia bisnis,ya kecuali kakak keduaku si bang Dito tersayang yg selalu mengurus negara dari ancaman. For me is big no, untuk apa menghabiskan waktu hanya didepan layar, mengurus proposal,dan bertemu klien, "memuakkan",lebih baik aku memainkan jari2ku diatas pianoku yg indah dan memutar-mutar tubuhku di aula balet atau bermain bersama skateboardku tersayangggg karen ada kepuasan batin tersendiri yang membuatku candu. Ah, aku jadi merindukan si cantikku itu.

" Terserah, ayah ingin mengurus cabang di daerah Menteng , kamu pulang sama mereka saja nanti sehabis baletmu itu," ucap ayah sambil menunjuk para bodyguard sialannya itu.

Nah,kan aku sudah berani mengumpat, kalau sampai ayah mendengar mati aku.

Keluar kantor ayah langsung bertemu dengan angin kencang, langit mendung, yg buat rambutku sudah tidak karuan ditambah lagi dengan baju teater ku yg gak ada cocok-cocoknya masuk kantor begini, persetan dengan omongan orang.

****

Bertepatan ingin masuk ke mobil aku melihat sosok yg tidak asing, tapi aku lupa dia siapa? Otakku memang lamban mengingat-ngingat, lupakanlah.

****


Hayolohhh siapA?????

Pendek yaw?next chapter bakal panjang kok.
Stay tune...

Jangan lupa vommentnya dibanyakin ;)
And don't forget tu follow my instagram, @ariestaczani
❤️❤️❤️❤️❤️
See you.

Naabot mo na ang dulo ng mga na-publish na parte.

⏰ Huling update: May 24, 2020 ⏰

Idagdag ang kuwentong ito sa iyong Library para ma-notify tungkol sa mga bagong parte!

Hand WritingTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon