She Is Mine 7

3.9K 223 117
                                    


Happy reading^_^

Jimin tersentak kaget saat salah satu kakinya tanpa sadar terjatuh ㅡdari kursi panjang yang ia gunakan untuk tidurㅡ menyentuh lantai. Bola mata hitam itupun terbuka, menyipit menyesuaikan dengan cahaya lampu terang yang berada tepat di atasnya.

Dengan perlahan pria itu menegakkan badannya yang masih setengah sadar dan sedikit sakit, karena posisi tidur yang sangat tidak nyaman. Matanya menyusuri keadaan sekitar ㅡsepi. Hingga ia mengingat sesuatu.

Lengan kirinya terangkat, memperlihatkan rolex hitamnya ㅡmelingkar di pergelangan tangan kirinya. Jimin sempat tergelak saat melihat arah jarum jam tangannya.

04.45

Jimin memijat pangkal hidungnya sembari menutup matanya sesaat. Niat awalnya hanya untuk istirahat sebentar tapi malah berakhir ia bermalam dirumah sakit ini, bahkan sekarang sudah dini hari.

Saat dirasa nyawanya sudah terkumpul, pria itu berdiri berjalan kearah pintu berwarna putih.

•••

Tidur Yumi sedikit terganggu dengan suara tangisan bayi yang terasa sangat dekat. Mata gadis ah ㅡwanita mungil itupun terbuka secara perlahan, mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya mata bulat itu terbuka sempurna, menoleh kesamping.

Ahh dia baru ingat, itu suara tangis putranya. Dengan perlahan Yumi bangun dari tidurnya lalu berjalan menuju asal suara tangis tersebut.

"Sayang...kau sudah bangun ya?" dengan lembut Yumi mengangkat tubuh mungil tersebut lalu masuk dalam rengkuhannya.

Seperti akan tau kehadiran ibunya, tangis bayi tersebut langsung reda, menggeliat lucu mencari posisi nyaman dalam gendongan ibunya. Yumi yang melihat pola tingkah putranya hanya tersenyum lembut. Sebahagiakah ini menjadi seorang ibu. Hanya melihat wajah anaknya saja, kesedihannya menguap entah kemana.

Putranya adalah sumber penyemangat baginya. Ia berjanji akan menjaga malaikat mungilnya ini, karena hanya dia yang Yumi punya. Apapun akan ia lakuhkan untuk anaknya. Termasuk mengorbankan nyawanya, jika tiba-tiba dia datang lagi. Dia putranya, anaknya, hartanya segalanya untuk Yumi.

"Sepertinya kau lapar" kepala mungil itu mendusel-dusel di area dadanya ㅡ seakan memberi tahu keinginannyaㅡ yang langsung disambut kekehan dari Yumi. Putranya ini sungguh lucu.

Dengan cekatan tangannya langsung membuka tiga kancing teratas baju pasiennya. Yumi saat ini tidak memakai bra ㅡkarena dadanya sedikit nyeri jika ia memakai bra. Alhasil ia hanya langsung memakai baju pasien.

Bibir mungil itu langsung melahap apa yang sudah sejak tadi ia inginkan. Senyum dibibir Yumi semakin merekah melihat mata anaknya yang masih setia terpejam tapi mulut mungilnya semangat menyedot sumber makanannya.

"Auww!!" Tiba-tiba lengannya terasa nyeri saat tanpa sengaja berbenturan dengan punggung ranjangnya. Dengan perlahan diangkatnya lengan bajunya, terlihat lengan bagian atasnya berbalut perban. Ahh ini luka kemarin, karena ide gilanya. Tapi berkat ide gilanya itu ia bisa selamat dari monster itu. Walau harus merasakan sedikit ganjaran akibat kenekatannya.

Untung saja kemarin ia bisa bertemu dengan pria ㅡyang ia ketahui bernama Park Jimin, entah apa yang akan terjadi jika saja pria itu tidak menyelamatkannya ㅡwalau harus mengalami sedikit insiden hampir tertabrak. Setidaknya itu lebih baik daripada ia tertangkap oleh rombongan pria berjas itu ㅡyang sudah ia kelabuhiㅡ dan kembali ke sarang monster itu. Tidak! Itu lebih mengerikan daripada ia benar-benar tertabrak mobil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SHE IS MINE (PJM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang