Persiapan untuk pentas drama dimulai dua hari sebelum hari H. Waktunya mepet memang tapi Hinata yakin para pemeran mampu melaksanakan tugas sebagaimana mestinya, mengingat kalau cerita yang akan dipentaskan sudah familiar bagi sebagian besar pemain.
Hari itu sepulang sekolah Hinata mengkoordinasi para pemeran drama untuk datang ke auditorium sekolah untuk melakukan gladi, baik pemeran yang berasal dari sekolah mereka maupun dari sekolah lain.
Sakura tinggal seorang diri di kelas untuk menyalin catatan, sedangkan Hinata sudah pergi lebih dulu untuk mengambil naskah. Selesai mencatat, ia mengambil ponselnya dan melihat pesan dari Hinata.
Hinata_2712
Ra buruan yaBeberapa saat kemudian ia keluar dari kelas dan berjalan menuju auditorium. Sekolah sepi tapi masih ada beberapa anak yang tinggal untuk piket kelas atau keperluan lain.
Perjalanan menuju auditorium melewati kelas XII IPA A. Tepat saat dirinya berada di depan kelas tersebut, Sasuke keluar dari kelas. Kebetulan atau gimana nih? Oke Sakura nggak peduli. Sebenarnya Sasuke sendiri juga nggak sengaja ketemu sama Sakura. Ia memang sejak awal berada di kelas untuk menunggu gladi sambil mempersiapkan dirinya menghadapi final olimpiade.
'Orang ini kenapa belum pulang?' batin Sakura.
Sakura kemudian segera melanjutkan langkahnya menuju Auditorium, tapi ia merasa Sasuke mengikutinya.
'Ngikutin gue?'
Sakura menatap ngeri pada Sasuke sedangkan Sasuke hanya menatapnya tanpa ekspresi seperti biasa.
'Jangan-jangan ini anak ngira gue ngikutin dia,' ucap Sasuke dalam hati.
Sakura mempercepat langkahnya, sedangkan dari arah depan ada seorang cowok yang dengan sengaja menginjak kakinya.
"Aduh." Sakura berjongkok sambil memegang bagian kakinya yang tadi diinjak oleh orang tak dikenal tadi.
"Woy!!" teriak Sakura sambil menunjuk cowok tersebut.
Sasuke diam di tempat, jaga-jaga kalau sampai Sakura diapa-apain sama cowok itu. Sedangkan orang yang ditunjuk pun berhenti dan membalikkan badan sambil menunjukkan senyum menantang pada Sakura. Sakura bangkit masih dengan tangan yang menunjuk. Ia berjalan cepat menuju cowok tersebut dan memukul bahunya.
"Lo!!!"
"Lo kenapa nggak ngasih kabar kalau mau kesini," ucap Sakura pada orang tersebut.
'Eh loh....' Sasuke bingung sendiri.
Orang yang menjadi lawan bicara Sakura cuma bisa mengacak-acak rambutnya sendiri.
"Gue lama banget nggak ketemu sama lu Gaar. Terakhir waktu gue masih umur delapan tahun, waktu masih tinggal sama nenek di Suna," ucap Sakura yang malah reunian sama temen masa kecilnya.
Oke sekarang Sasuke udah kaya orang goblok yang nungguin sepasang teman lama selesai reunian, padahal kenyataannya disitu dia cuma jadi orang ketiga yang tidak dianggap keberadaannya. Tuhkan sadboy. Ia kemudian berjalan menjauh seolah-olah dia mau ke auditorium duluan, sedangkan dua orang disana itu bodo amat sama dia.
Sasuke berhenti di balik tembok kelas XII IPA B untuk curi-curi dengar percakapan antara Sakura dan Gaara. Atau biar gampang dan sesuai dengan pengucapan di daerah sini sebut saja nguping.
"Biar lo terkejut aja." Gaara terkekeh.
"Oh iya, lo ngapain disini?" tanya Sakura.
"Mau gladi drama, tapi gue bingung di mana auditoriumnya," ucap Gaara.
"Gue juga ikut drama kok. Gue tunjukin auditoriumnya," ucap Sakura sambil meraih tangan Gaara.
Sakura dan Gaara berjalan menuju auditorium, sedangkan Sasuke mengikuti beberapa meter di belakangnya. Ketika sampai di auditorium Hinata sedang membagikan naskah kepada para pemeran.
"Nah ini yang ditunggu-tunggu dateng juga," ucap Hinata ketika melihat Sakura, Sasuke, dan Gaara.
"Maaf ya agak telat," ucap Sakura.
Di belakang Hinata, Sasuke bisa melihat ada Naruto dan Sai yang melambai-lambaikan tangan ke arahnya. Belakangan Sasuke tau kalau Sai tergabung dalam tim kreatif, sedangkan Naruto bertugas sebagai asisten sutradara.
Sakura memilih duduk di salah satu bangku penonton baris paling depan yang ada di auditorium tersebut. Saat Gaara akan duduk di samping Sakura, Sasuke menerobos dan duduk di samping Sakura sehingga kini ia duduk di antara Sakura dan Gaara.
"Ini naskahnya," ucap Hinata sambil memberikan naskah drama kepada Sakura, Sasuke, dan Gaara.
"Gimana putri?" bisik Hinata setengah menggoda pada Sakura, sedangkan Sakura menjawab dengan sorot mata kesal.
Sasuke membuka naskah tersebut dan mencari nama Sakura, ia ingin melihat peran apa yang didapat oleh Sakura. Dan ya Sakura berperan sebagai Belle, putri yang dipasangkan dengan pangeran buruk rupa. Dalam hati Sasuke berharap perannya adalah pangeran buruk rupa yang menjadi lawan main Sakura. Demi Sakura, Sasuke rela kok jadi buruk rupa.
Sasuke kemudian mencari namanya sendiri, ia ingin melihat peran apa yang ia dapat.
"Ra gue jadi pangerannya," ucap seseorang di sampingnya.
"Seriusan?" ucap Sakura memastikan.
Sasuke menoleh ke samping dan mendapati Gaara sedang tersenyum kearah Sakura sambil menunjuk namanya sendiri di naskah.
'Trus gue jadi apa?'
Sasuke kembali mencari namanya, dan peran yang ia dapat adalah....
'Gue jadi Gaston!!' teriak Sasuke dalam hati.
Cocok sih. Muka Sasuke lebih antagonis gitu dibanding sama muka Gaara.
"Sebelumnya, terimakasih untuk perwakilan sekolah dari Suna, Ame, Kiri, Kumo, dan Iwagakure yang ikut berpartisipasi dalam pementasan drama dalam rangka ulang tahun sekolah kami," ucap Hinata sambil membungkukkan badan.
"Saya Hyuuga Hinata, orang yang akan bertugas sebagai sutradara dari drama ini. Kami memilih naskah 'Beauty and The Beast' dari sekian banyak naskah yang diajukan pada kami dengan alasan cerita ini sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Siapa sih yang nggak kenal sama cerita 'Beauty and The Beast'? Jarang," ucap Hinata panjang lebar.
"Yap peran yang telah kalian dapat sudah kami pertimbangkan dengan baik, kami yakin kalian mampu membawakannya secara maksimal. Untuk kali ini teman-teman semua bisa menghapalkan bagian dialog masing-masing terlebih dahulu." Hinata tersenyum kemudian berbincang-bincang dengan tim kreatif dan dekorasi panggung.
Sakura membaca isi naskah dengan sesekali menggigit ujung kukunya, jika dilihat dari gerakan dan ekspresinya tampaknya ia sedang cemas.
"Tenang aja Ra, kita udah pernah mainin cerita ini waktu kecil," ucap Gaara.
"Iya juga ya," balas Sakura.
Akhirnya mereka berdua saling membaca dialog masing-masing dan mengabaikan tembok transparan diantara mereka, Sasuke. Sasuke mencengkeram kuat naskah di tangannya, tangannya kini udah gatel pengen nonjok muka Gaara. Ia kemudian bangkit dan duduk di tempat lain, ketimbang hatinya kesiksa mulu.