D

17 0 0
                                    

Menyiapkan makan malam yang di maksud Dikta tentu saja hanya sebuah kalimat, faktanya Dikta memesan makanan melalui situs karena ia yang terlalu lelah, bohong. Dikta hanya terlalu malu untuk bilang tak pandai memasak.

Rega sudah rapi, dalam artian pria tersebut sudah berganti pakaian yang hanya mengunakan kolor serta kaos oblong saja. Rega sedang fokus nonton berita liga dengan kaki yang bertumpu di atas meja.

" udah laper banget? " tanya rega ketika dikta duduk disebelah dia.

" Enggak sih, cuma agak capek aja"

Rega langsung menurunkan kakinya dan menepuk paha,

"Tiduran dulu, nanti gue bangunin "

Dikta cuma manut karena emng dia lagi ngerasa sedikit cape, bukan karena abis bercinta aja sih. Disekolah juga tadi Dikta kebagian jadwal piket. Jadi dikta rebahin kepalanya di atas pangkuan rega, rega masih fokus sama TV. Tapi tangan nya gak lupa buat ngelus-ngelus kepala dikta.

Sering kali pikiran Dikta melintir ke hari dimana ia berani mengungkapkan Cinta sama rega, kaget gak? Iya yang bilang Cinta duluan tuh bukan rega tapi dikta. Awalnya dikta juga gak berharap banyak dia udah menyiapkan mental untuk menerima segala bentuk penolakan rega. Tapi siapa sangka, tanpa kata rega malah mencium dikta tepat setelah jujur soal perasaan nya.

Dan inituh sampe sekarang dikta belum menemukan jawaban kenapa rega mau sama dia. Kalo soal nanya sama orang nya, mungkin udah ribuan kali kalo gak salah dikta coba. Hasil nya tatap sama, rega cuma bilang Cinta gak perlu alasan.

Tapi buat dikta, Cinta itu bukan cuma soal pembuktian tapi juga perlu alasan. Konyol kalo lo nerima Cinta seseorang gitu aja. Biar kata otak dikta  bilang nikmati aja, tapi hati dikta tetap gulanah. Bukan soal perkara percaya atau apa, buat dikta Cinta memerlukan alasan. Gitu aja.

Rega nengok dikta yang lagi liatin dia dari bawah, dengan alis yang terangkat sebelah dikta menghentikan usapan nya.

" Kenapa? "

" aku Cinta kamu.. "

Rega paham. Dikta emang sering kali mengungkapkan isi hati nya. Tapi dikta hanya tersenyum semar, tanpa di jawabpun rega rasa dikta paham.

" Besok gue gak bisa nganter lo gak papa?"

Dikta mengubah posisi nya jadi duduk menyila,

" Mau kemana? "

" Urusan sama bokap .. "

" tapi sekolah dulukan?"

" Udah izin sih, nih baru aja gue kirim sms ke si ketua kelas"

Dikta menghela nafas. Mau nangis aja dia sekarang. Bukan kenapa. Rega tuh suka lama kalo urusan nya udah sama keluarga dia. Dikta gak ngerasa egois kok, tapi ya tetep aja mau gimanapun juga sehari gak ketemu dikta suka rindu.

" Iyadeh. "

Rega merangkul dikta, mengecup pelipis bocah itu.

" Kalo sempat nanti gue jemput, gak ngambek kan?"

Dikta gak jawab.

Rega mengelus pundak dikta pelan. Rega juga sebenarnya males kalo harus pisah sama dikta. Tapi bokapnya itu suer lebih rewel dari emak tiri kalo gak di turuti.

" Kalo gak boleh gue gak jadi pergi"

Urusan bokapnya belakangan, dikta ngambek rega sendiri yang berabe.

Dikta masih diem, bibir nya udah monyong pas rega perhatiin. Jadi rega senyum kecil, angkat dagu nya ia kecup singkat. Gak ada rekasi, yaudah rega lumat aja. Awalnya dapet penolakan. Tapi kalo gak maksa bukan rega namanya. Jadi dikta manut, dia udah ngalungin tangan di leher rega  .

Ciuman siapa sih yang bosen.

Ketagihan sih iya. Biar dikata mereka baru beberapa jam bercinta, kalo dikta minta rega mah selalu siap 24 jam. Sebelum ciuman rega makin menuntut dikta buru-buru mukul dada rega, dia kehabisan nafas. Wajah nya merah, air liur di dagu nya juga dikta abaikan karena dia lagi meraup pasokan udara .

" Gak ngambek lagi kan? "

Dikta langsung meluk rega, satu-satunya pria yang bikin dikta jatuh Cinta.

" besok aku gak sekolah ya.. "

" Lohhh.. " rega masih Setia meluka dikta.

Sambil mendongak dikta menjawil hidung rega yang sedang menatapnya heran.

" pokoknya besok aku gak mau sekolah, "

" Gue janji gak bakal pergi, lo sekolah aja biar gue anter"

"no.. Aku pengen dirumah ada, sama kamu!"

Rega bisa apa? Biar dikata rega galak atau sangar kalo soal kemauan dikta mana bisa rega tolak.

" Anything for you, baby"

Ciumana adalah penutup obrolan singkat mereka malam ini sebelum bunyi bel menginterupsi kegiatan keduanya.

The Star, Boy.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang