🌸🌸🌸
Hari ini Vian merasa kesepian karena ulvia tidak masuk sekolah. Begitu pun juga Ami, Rani, dirga,dan Raysa sangat kesepian tanpa sahabatnya itu.
Saat itu mereka sedang makan di kantin sekolah.
"Ulvia gk ada kabar kenapa ya?" Ucap Ami dan Rani."Gimana pulang sekolah kita ke rumah ulvia"ujar ibran.
"Iya aku setuju, nanti semuanya ngumpul di parkiran"ucap Vian.
"Oiya gue nelpon ulvia dulu takut nya dia gak ada di rumah" ucap Raysa.
Raysa sudah menelpon ulvia berkali kali tetapi nomor nya tidak aktif.
"Semalem sih masih aktif, gue sempet nelponan sama dia"ucap Ami.
"Tapi, tadi malam gue yg nelpon ulvia malah dirijek" ucap Vian.
"Sebenarnya ada apa sih, kenapa ulvia menghindar dari kita" ucap Rani.
~~~
Ketika bel pulang berbunyi, Raysa, Vian, Ami,Rani,dan ibran pun berkumpul di parkiran.Setelah beberapa menit perjalanan ke rumah ulvia, akhirnya mereka sampai.
Mereka turun dari motor, lalu berdiri di depan pagar rumah ulvia.
"Assalamualaikum,ulvia"teriak ibran.
"Walaikumsalam, eh ada kalian mau ketemu non ulvia ya"ujar pembantu ulvia yg biasa dipanggil bi Ijah.
"Iya bi Ijah"jawab Raysa.
"Sebentar ya, bibi panggil dulu"ujar bi Ijah.
"Non ulvia, ada temen nya tu"ucap bi Ijah sambil mengetuk pintu kamarnya ulvia.
"Bilang aja ulvia gak ada di rumah, ulvia lagi males ketemu mereka"ucap ulvia.
Bi Ijah pun menghampiri mereka lagi
"Non ulvia gk ada di rumah"ucap bi Ijah.
"Gk mungkin deh, aku tadi dengar bibi ngomong sama orang di dalam"ucap Ami.
"Maaf, bibi masuk dulu ya masih ada pekerjaan"ujar bi Ijah.
"Kok aneh ya "ucap Vian.
"Yaudah kita pulang aja deh"ucap Rani.
Setelah mereka pergi, ulvia lagi lagi meneteskan air matanya, sambil menatapi mereka dari jendela kamar nya.
"Gak sanggup rasanya gue ketemu kalian"gumamnya dalam hati.
~~~
Keesokkan harinya, ulvia belum masuk sekolah juga. Kali ini Vian akan ke rumah ulvia sendirian, tanpa mengajak siapa pun.
Sepulang sekolah, Vian langsung melaju ke rumah ulvia dengan motornya. Ia berharap ulvia mau menemuinya.
Sesampai di depan pagar rumah ulvia, Vian pun memencet bel.
"Eh ada non Vian"ucap bi Ijah.
"Ulvia nya ada bi?"
"Non ulvia, lagi ng--gak ada dirumah"
"Bibi, bohong kan"
"Beneran saya gak bohong"
"Bi, tolong izinin saya masuk saya harus ngomong sesuatu sama ulvia penting banget"ucap Vian memohon.
"Ba--baiklah"ucap bi Ijah.
Vian mengetuk pintu kamar ulvia, dan ia membuka pintunya secara perlahan. Ternyata benar sudah ada ulvia disana yg sedang duduk menghadap jendela.
Kemudian Vian menyentuh pundak ulvia.
"Ulvia"ucap nya secara pelan.
"Ngapain lo ke sini?"tanya ulvia, namun wajah nya masih menghadap ke jendela.
"Gue perlu bicara sama lo, tolong kasih gue kesempatan untuk jelasin semuanya"ucap Vian.
Kemudian ulvia menatap wajah Vian"lo gak perlu capek-capek jelasin semua, kan memang udah jelas"
"Lo harus percaya sama gue, gue gk pacaran sama Raysa jadi lo gak perlu cemburu sama gue"
"Lo nolak dia?"
"Please, percaya sama gue, gua gk ada rasa sama Raysa. Kalau pun ada gue lebih milih lo sahabat gue " ucap Vian sambil meneteskan air matanya.
"Kasian Raysa, dia udah nyiapin semuanya untuk nembak lo"ucap ulvia.
"Ya itu resiko dia, kan gk mungkin nerima Raysa kalau gue gk ada rasa"ucap Vian.
"Maafin gue karna udah salah paham gini"
"Iya, lain kali jangan kayak anak kecil, ngambekan tanpa mendengar penjelasan dari orang"ucap Vian terkekeh.
Kini Vian merasa lega sudah menyelesaikan masalahnya dengan baik.
"Oiya besok gue gk sekolah, ada acara keluarga"ucap Vian.
Ulvia pun hanya tersenyum.
"Gak papa kan gue tinggal?"tanya Vian meledek.
"Lo kira gue anak kecil apa, lagian gue kan ada Rani sama Ami yg selalu di samping gue"Jawab ulvia.
~~~
Keesokkan paginya, ulvia sudah di sambut hangat oleh Ami dan Rani.
"Kemana aja lo hilang tanpa kabar kita khawatir tau"ucap Rani."Iya maaf ya gue belul cerita soal ini"ucap ulvia.
"Hah? Soal ini? Maksudnya?"banyak pertanyaan yg keluar dari mulut Ami.
"Oh jadi Vian belum cerita sama kalian?"tanya ulvia.
"Emang nya ada apa sih?"tanya rani.
Jadi cerita nya tuh gini....
Setelah ulvia menceritakan semuanya tentang kejadian itu dari awal, sontak kedua sahabatnya kaget.
"Wahh parah lo, kita kan sahabat sama lo udah lama kenapa masalah kek gini kita gk tau sama sekali"ucap Rani kesal.
"Ya maaf gue sebenar nya mau cerita ke kalian waktu gue nelpon Ami malam itu, tapi lo kan lagi acara keluarga nantik yg ada kalian kepikiran lagi"ucap ulvia merasa bersalah.
"Iyaiya kita maafin, awas ya kalok ada rahasia lo gak mau cerita sama kita" ucap Ami.
"Gue gk mau maafin lo" ucap Rani tiba tiba.
"Ih ran, kok gitu"ucap ulvia memanyunkan bibirnya.
"Oke gue maafin, tapi traktir kita dulu dong"ucap Rani tertawa.
"Yaelah, ternyata kalian laper, yaudah ayo, cuss ke kantin" ucap ulvia.
Saat di kantin tiba tiba ada yang menepuk pundak ulvia dari belakang
🌸🌸🌸
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
And you?
Teen FictionIni hati, bukan baja yang tahan dibanting. Jika hati lelah, dan jiwa juga sudah lelah, apa masih bisa untuk berjuang lagi? Dia bukan tidak tau, tapi pura pura tidak tau. Dia cukup peka, tapi pura pura tidak peka. Dia juga peduli, tapi pura pura tida...