Langit sehitam obsidian itu menatapku nanar sedaritadi. Mungkin ia ingin menangis. Tapi mengapa air matanya tidak kunjung leleh? Aku berharap ia akan menangis mengaung-aung, membasahi bumi dan menakuti makhluk yang hidup di dalamnya.
Tapi mengapa ia tak melakukannya?
Ruangan ini seperti mengunciku. Sepi, gelap. Senyuman dari sang rembulan saja tidak cukup untuk menerangi malam. Afsunnya tak lagi mempan untuk membangkitkan gelora hatiku.
Bintang yang bertebar di angkasa tak hentinya memamerkan gemerlapnya. Ia tahu, aku butuh cahaya.
Tapi, kenapa masih terasa sepi?
Angin malam yang menusuk tulang menyelimuti diri. Apa aku saja, atau di sini semakin dingin? Bulu kudukku bergidik ngeri, seperti terkejutkan oleh dingin yang menyelinap tak tahu diri. Ke mana semua kehangatan pergi?
Kurebahkan diriku di atas ranjang, menatap langit-langit kamarku yang sama gelapnya dengan lakuna.
Ke mana semua pergi? Mama? Papa? Kedua kakakku? Ketiga sahabatku? Ke mana mereka semua?
Apa akhirnya aku akan tetap sendiri?
INI MALMING KAPAN SELESAI ANJIR. GUE JOMBLO SENDIRIAN DI RUMAH. :')
---
28/12/2019MET MALMING MBLO. AHAHAHAHAHAHADJAJFNSJNF. Aku juga sendirian kalo malming. ;-;
Aku nulis apaan sih, gajelas sumpa. AHAHAHSJAJA Semoga malming kalian menyenangkan! ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Angin Rindu
FanfictionUntuk kamu, sang perindu senyumku. ーRandom oneshots of 4Brothers. Start: 25/12/2019. p.s. only friendship-centric. non-yaoi/non-bxb.