| 20 | Once upon a time

23 4 0
                                    

Menjalani hari bersama Naufal adalah hari-hari yang menyenangkan bagi Feisya, sekaligus hal yang sangat menggelikan berkelana dimasa lalu.

Kini, Feisya sedang termenung menatap langit. Memandang keindahan angkasa raya.

"Gini kali ya rasanya jadi cewe yang ada dihatinya Naufal, Adem banget rasanya dunia" Ucap Feisya sambil terus memandangi langit.

Tiba-tiba dirinya teringat akan sosok teman-teman yang pernah merendahkannya beberapa tahun lalu.

"Ga usah ngimpi jadi orang kaya!"
"mepet ke Ayla sengaja tuh biar duit ngalir terus"
"numpang tenar sama Ayla"
"Pengen banget jadi orang kantoran terus duduk dikursi besar, Idih ngimpi!"
"Nilai matematika aja masih dibawah rata-rata! tapi cita-cita setinggi langit!"

Omongan-omongan orang yang dulu pernah merendahkannya itu terus terngiang di otaknya, Seperti memori yang berputar.
Kini, Semua omongan itu telah ia bayar habis dengan kesuksesan yang ia raih.
Hasil memang tidak pernah menghianati usaha.

"Gimana ya kabarnya mereka?" Ucap Feisya.

Mereka?
Adalah sebutan untuk dua orang gadis teman SMA Feisya dulu yang sering bergosip dan merendahkan anak murid yang tidak memiliki kasta tinggi.

**

Feisya sudah rapi pagi ini, Berangkat menuju sekolah untuk melaksanakan tugas sebagai seorang mahasiswa magang.

"Makasih ya Bu Feisya" Ucap seorang guru sambil menjabat tangannya pada Feisya.

"Samasama Bu" Balas Feisya sambil tersenyum dan membalas jabatan tangan guru itu.

Lalu, Feisya berjalan melalui koridor sekolah sambil membawa berkas sebuah map yang ia genggam dengan tangan kirinya.

"Hei" Ucap Naufal dari belakang yang menyentuh kedua pundaknya.

"Eh Kaget" Sahut Feisya.

"Ibu guru pagi-pagi udah cantik aja sih" Ucap Naufal sembari mencolek dagu Feisya.

"ish apaan sih kamu!" Balas Feisya sambil terus berjalan.

"Hehe" Naufal terkekeh pelan sembari mengiringi langkah Feisya disampingnya.

"Kamu masuk kelas sana! entar aku aduin ya kamu sama Kepala Sekolah karena melanggar peraturan" Ucap Feisya.

"emm bentar bentar deh ga salah nih?" Balas Naufal.

"Eh apaan?" Tanya Feisya.

"Aku kamu?" Balas Naufal sembari menunjuk jarinya ke arah dirinya dan Feisya bergantian.

"Ah apaan sih itu tadi aku cuma salah ngomong aja. Udah ah! Aku mau bersihin berkas terus pulang" Ucap Feisya lalu meninggalkan Naufal.

Naufal membiarkan Feisya pergi.

"Aku ditinggalin nih? Cepet-cepet banget pengen pulang? Aku masih kangen nih" Teriak Naufal.
Sementara Feisya tetap berjalan pergi namun wajahnya tersenyum berseri dengan ucapan Naufal.

**

Feisya kembali ke dalam kantor, Membereskan barang-barangnya dan memasukkannya ke dalam tas.

"Kamu kalau dibilangin, jangan ngelawan!"

"Saya daritadi udah dengerin ibu!"

"Heh, dibilangin kok jawab!"

"Iya iya diem nih"

Feisya pun ingin mengintip saat mendengar perseteruan seorang murid dengan guru BK yang terdengar begitu seram.
Pasalnya, Seorang murid ini berani melawan sang guru.

"Loh, Diva?" Ucap Feisya saat melihat pemandangan itu.

Zahria Adiva namanya, Seorang gadis yang terkenal, hits dan cantik di sekolahnya. Dengan penampilannya yang eksis sudah tertebak bahwa Diva adalah sosok anak orang kaya. Bukan hal yang asing ketika ia selalu meremehkan bahkan membully orang yang berada dibawahnya atau orang yang tak ia suka.

"Diva! Kamu sudah banyak melalukan pelanggaran!Kamu mau ibu skors?" Ucap Guru BK.

"Terserah ibu lah! Bodoamat" Balas Diva dengan santainya.

Guru BK itu tampak geleng-geleng kepala melihat tingkah Diva.

"Baiklah ibu akan skors kamu selama 2 minggu, tentunya dengan beberapa tambahan tugas dari guru lain" Ucap Guru BK.

Feisya pun mendekat.

"Bu, Maaf kalau saya ikut campur. Kalau boleh saya tahu anak ini memangnya sedang berbuat kesalahan seperti apa ya?" Tanya Feisya dengan sopan.

"Begini Bu, Diva ini salah satu murid IPS 1. Ia tadi berkelahi dengan anak IPS 2, Bahkan tak cuma itu kasus sebelumnya ia juga bahkan merusak beberapa poster penting yang berada di Papan Pengumuman Sekolah" Balas Guru BK.

Feisya pun mengangguk mengerti.

"Tadi saya juga mendengar sedikit Bu, Apakah anak ini akan terkena hukuman skors?" Tanya Feisya.

"Betul bu, Sekiranya memang itu yang bisa membuatnya jera" Balas Guru BK.

Sementara Feisya dan guru BK berbincang, Diva menatap Feisya dengan tatapan intens.

"Menurut saya lebih baik ibu jangan beri hukuman seperti itu karena itu hanya akan memperburuk keadaan. Bisa saja ia akan meminta bantuan orang lain untuk mempermudah tugasnya atau bahkan tugas itu malah tidak ia kerjakan, Maaf bukannya saya..." Ucap Feisya.

Belum selesai ia bicara, Diva sudah menyela.

"Eh ibu ini siapa? Kok ikut campur?! Jangan sembarangan ya bu! Saya ini pasti kerjakan sendiri kok tugasnya! Dipikir saya ini sebodoh apa?!" Ucap Diva sembari berdiri didepan Feisya.

Feisya yang melihatnya pun sebenarnya ngeri, Walaupun ini bukan pertama kalinya ia mendengar bentakan Diva namun tetap saja rasa takut itu belum hilang sejak 5 tahun yang lalu.

Aku dan Masa Lalu kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang