Tetangga dan Pesta

243 14 2
                                    

Didunia ini ada satu hal yang nggak bisa dihindari, Benar. Itu adalah takdir.

***

"ALYSSSAAA!!"

            Seorang wanita berumur kepala empat berteriak memanggil nama anak gadisnya itu, jari jemarinya yang cantik masih sibuk menata kue red velvet didepannya yang hampir selesai.

            "Iya, mah?" gadis yang bernama Alyssa itu menghampiri ibunya, setelah mendengar teriakannya. Ia berjalan gontai karena baru saja terbangun dari mimpi indahnya. Rambutnya dicepol sembarangan dan matanya masih belum terbuka penuh. Bahkan, air liur masih menempel dipipinya.

            "Ini, kamu anterin ke tetangga baru disebelah terus yang ini anterin ke Bu Rifa ya," ucap Dinda seraya memilah milah kotak untuk di berikan ke tetangganya.

            "Tetangga baru?" tanya Lisa masih sambil mengucek matanya.

            "Iya, anaknya mungkin seumuran kamu, tadi pagi dia kesini, ngasih sup ayam,"

            "Beneran ma? Kok aku nggak tahu?"

            "Iyalah kamu kan masih tidur, bahkan kayaknya dia satu sekolah sama kamu deh, anaknya ganteng, jangkung lagi,"

            "Waah siapa ya?"

***

            Ting.. Tong..

            Lisa memencet tombol bel yang ada didepannya itu. Harapannya sang tuan rumah segera keluar dan Lisa segera melanjutkan tidurnya. Untungnya satpam rumah ini tidak terlalu curiga dengan penampilan Lisa yang ileran dan mirip gembel. Satpam itu langsung membukakan pintu setelah mengaku bahwa Lisa adalah tetangga sebelah. Terdengar suara musik gaduh dari halaman luar. Sepertinya mereka sedang berpesta. Pesta rumah baru ya?

            Lisa menoleh kesekeliling. Besar sekali, batinnya. Memang benar, kalau dibandingkan dengan rumah Lisa, mungkin rumah Lisa tidak ada separuhnya. Halaman rumah itu sangat luas. Bahkan mungkin bisa digunakan untuk lapangan sepak bola. Garasinya yang sedikit menganga, membuat Lisa takjub dibuatnya. Bagaimana tidak? Ada 5 motor besar, dan entah berapa mobil sport disana yang penting sangat banyak dan mungkin bisa untuk mengangkut warga satu kompleks.

            Gila dia ini konglomerat apa dealer sih? batin Lisa.

            Cklek.. Suara daun pintu yang terbuka membuat Lisa kembali fokus dan menghentikan observasi keponya.

            "Selamat sore, saya tetangga sebelah, ini ada sedikit ku– ADRIAN!" kaget bukan main kue yang dibawa Lisa langsung terjun bebas kebawah, beruntung pria didepan Lisa itu segera menangkapnya sehingga kotaknya tidak jatuh dan isinya tidak berceceran.

            Adrian yang tak kalah sama terkejutnya itu segera memasang wajah baru kenal kepada gadis gembel didepannya. Lisa hanya menganga dan menunjukkan raut bagaimana-mungkin?.

            "Ah, Halo terima kasih anda repot sekali, nama saya Dodi bukan Adrian. Kalau begitu saya masuk dulu masih banyak urusan. Selamat sore," sambut Adrian bohong dengan senyum terpaksa dan suara agak dicemprengkan agar tidak ketahuan cewek didepannya bahwa dia adalah Adrian. Karena kalau sampai ketahuan, Lisa bakalan masuk kerumahnya. Dan, Adrian ogah harus mengurusi setan buluk dirumahnya. Buru buru dia menutup pintu namun sialnya sahabatnya yang sedikit tidak waras itu tiba tiba datang menepuk bahunya.

            "Woi! Siapa sih Yan? Siapa gem–" dengan wajah tanpa merasa bersalah Leon mengageti pria beriris mata coklat itu yang tak lain adalah sahabatnya.

TROUBLEMAKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang