[COMPLETE]✔✔
"Perlukah aku melakukan hal ekstrim agar kau percaya kalau aku sudah mulai mencintaimu?" -Hirai Momo
"Entahlah. Aku masih merasa bingung dengan perasaanku padamu" -Kim Taehyung
"Sudah lama aku melalui masa sulit bersamamu. Dan akhirnya...
"Tapi, Operasi ini juga tidak bisa menjamin. Operasi ini hanya bisa menyelamatkan satu dari keduanya. Antara sang Ibu atau sang Bayi"
Taehyung langsung lemas mendengar itu. Selama ia menjadi Dokter, kasus seperti ini kadang terjadi pada Pasiennya dulu. Dan rata rata yang selamat hanya Bayi nya. Sedangkan Ibunya. Ya meninggal dunia.
Taehyung menutup wajahnya tak kuasa menahan tangis. Sedangkan Jungkook diam. Chungha melihat ke dalam dan terlihat dari balik Tirai Abu Abu itu yang sedikit terbuka.
Chungha melihat Momo dengan keringatnya yang bercucuran itu. Momo sungguh sedang berjuang. Chungha harap semuanya baik baik saja.
"Selamatkan Ibu nya, dok" celetuk Taehyung. Jungkook dan Chungha menoleh langsung kearah Taehyung.
"Aku juga tidak mau kehilangan Bayiku tapi aku lebih tidak mau kehilangan Momo" ucapnya.
Dokter itu pun mengangguk.
"Baiklah kalau itu pilihan Anda. Tapi saya juga akan berusaha agar keduanya selamat. Berdoalah pada Tuhan" ujar Dokter itu dan kembali masuk.
Taehyung lemas dan duduk. Ia mengacak rambutnya sendiri dan air mata nya pecah. Taehyung menangis.
Chungha pun ikut duduk disamping Taehyung dan mengusap punggungnya.
"Mereka akan baik baik saja percayalah" Chungha menenangkan.
Tiba tiba pintu terbuka lagi dan menampakkan 2 Perawat yang mendorong keluar ranjang Momo.
Taehyung segera bangkit dan menghampiri Momo yang sedang berbaring tak kuasa.
Taehyung langsung menggenggam tangannya.
"Momo-ya tidak apa apa. Kau harus kuat. Jangan tinggalkan aku" histerisnya.
"Kami akan memindahkannya ke Ruang Operasi. Dan silahkan untuk melunasi pembayarannya segera" ucap Dokter itu.
Momo menggenggam kuat tangan Taehyung. "Taehyung-ah.." lirihnya.
"Maaf tuan" ucap salah satu Perawat dan mendorong ranjangnya. Sehingga genggaman tangan mereka pun lepas.
1 setengah jam sudah berlalu. Proses Operasi itu belum juga berakhir. Taehyung mati matian berdoa dalam hatinya agar Momo dan Bayi nya bisa terselamatkan.
Dokter Bidan pun keluar dari ruang Operasi dan melepaskan Masker mulutnya.
"Dokter bagaimana? Apa Operasinya berhasil?" Sambar Taehyung.
Dokter itu tersenyum. "Sebuah keajaiban. Saat Nyonya Kim sampai di ruang Operasi, sang Bayi terlihat mencoba untuk keluar. Dan Nyonya Kim juga melakukannya dengan baik. Akhirnya kami meneruskannya dan Nyonya Kim melahirkan secara normal. Ibu dan Bayi nya sehat sehat saja" ucap Dokter itu dengan tersenyum.
Taehyung, Jungkook, dan Chungha langsung senang. Taehyung akhirnya bisa bernafas lega sekarang.
"Apa sekarang saya boleh untuk melihatnya?" Tanya Taehyung.
"Tentu saja. Setelah Nyonya Kim dipindahkan ke ruang rawat" jawab Dokter itu dan pergi.
Setelah dipindahkan, mereka bertigapun menghampiri Momo. Bayi nya disimpan di ruangan khusus Bayi untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih.
Taehyung kira setelah kejadian ini dirinya dan Momo akan baikkan lagi. Tapi nyatanya Momo masih marah dan bilang kalau Taehyung belum boleh melihat dan menyentuh Bayi nya.
Sedangkan Jungkook sudah menjelaskan semuanya tapi tetap Momo perlu bukti. Akhirnya Jungkook dan Chungha pun pulang dan Taehyung pergi sebentar untuk membayar biaya nya.
Momo duduk sambil bersandar ditembok. Dirinya masih merasakan sakit di area sensitif nya. Kemudian ia kembali meneteskan air mata. Mengingat kalau sekarang ia sudah menjadi seorang Ibu.
Lalu, tiba tiba seseorang membukakan pintu.
Momo menghapus air mata nya dan menengok.
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Momo membulatkan matanya. Yuqi tersenyum pada Momo seraya membawakan sesuatu.
Dengan canggung Yuqi menghampiri Momo.
"Eonnie, annyeonghaseyo" sapanya.
Momo dibuat kicep olehnya. "O-oh, a-annyeong" jawab Momo. Dihatinya api membara mulai menyala. Mengingat kalau gadis ini lah yang telah membuat pertengkaran diantara dirinya dan Taehyung.
"Bagaimana persalinannya? Apa berjalan lancar?" Tanya Yuqi dengan ramah. Momo hanya mengangguk.
Yuqi menarik kursi dan duduk disamping ranjang Momo.
"Eonnie pasti bertanya tanya kenapa aku datang kesini kan?" Tanya Yuqi.
"Aku kesini bukan untuk bertemu dengan Taehyung Oppa. Aku kesini untuk menjengukmu dan Bayi nya."
"Juga untuk membicarakan sesuatu" lanjutnya. Lalu Yuqi menaikkan bawaannya dan memperlihatkannya pada Momo.
"Ini aku bawa beberapa Buah untukmu dan beberapa pakaian Bayi. Bayi mu pasti laki laki kan?" tebak Yuqi.
Momo melotot. Bagaimana ia tau?
"Jangan canggung seperti itu. Aku sudah tau semuanya Eonnie. Dan aku datang kesini untuk meminta maaf. Maaf kalau aku sudah membuat hatimu terluka karena keputusan bodohku ini" ucapnya.
"Maaf karena telah mencintai Suamimu. Maaf juga karena keegoisanku. Sekarang aku mengerti Eonnie. Aku sudah sangat mengerti. Dan sekarang aku tidak akan dekat dekat dengan Taehyung Oppa lagi dan tidak akan mengganggu hidup kalian"
"Aku hanyalah gadis bodoh yang tidak tau apa apa tentang cinta. Aku ini memang bodoh. Bodoh" ucapnya berkali kali dan menangis.
Entah kenapa setelah melihat Yuqi seperti ini, Momo juga merasakan apa yang Yuqi rasakan. Ia ikut menumpahkan air matanya dan tangannya bergerak untuk mendongakkan Yuqi yang sedang menunduk.
"Hey aku juga sudah mengerti sekarang. Jangan seperti ini" Momo mengusap air mata Yuqi.
"Aku sungguh minta maaf. Aku sungguh malu dengan diriku sendiri" ucap Yuqi. Momo menggeleng.
"Tidak. Kau tak perlu seperti itu. Aku juga minta maaf karena aku selalu berburuk sangka padamu" ujar Momo. Yuqi mengangguk.
"Aku sudah memaafkanmu" ucap Momo. "Sungguh?" Yuqi bertanya.
Momo mengangguk. Lalu mereka pun berpelukkan. "Setelah ini kau tau kalau aku dan Oppa tidak ada hubungan apa apa" kata Yuqi.
"Terima kasih Eonnie" ujar Yuqi dan Momo mengangguk. Momo dapat merasakan ketulusan di mata Yuqi. Entahlah sepertinya setelah menjadi seorang Ibu beberapa jam yang lalu sudah membuat pikirannya berubah.
Taehyung selesai dengan urusannya dan kembali pada Momo.
Dengan canggung Taehyung duduk di tepian ranjang.
Merayapkan tangannya untuk menggenggam tangan Momo. Momo yang sedang melamun pun menoleh.
Dengan tatapan dingin Momo menarik tangannya kembali dan berlagak tidak peduli. Melihat wajah Taehyung yang kusut akhir akhir ini membuat Momo tidak tahan. Ia ingin sekali tertawa.
"Tae" panggil Momo. Taehyung menoleh takut.
"Terima kasih" ucap Momo.
"Aku sudah tau semuanya. Kau sangat mencintaiku ternyata"
"Maaf karena aku keras kepala. Mungkin karena itu efek dari kehamilannya. Aku jadi sangat sensitif. Aku minta maaf" ucap Momo.
Taehyung menaruh tangannya dipipi Momo dan mengelusnya.
Menariknya kedalam dekapnya dan menempatkan bibirnya di bibir sang Istri.
Taehyung sungguh merindukan bibir ini. Bibir yang selalu ia lumat tanpa ada rasa bosan sedikit pun. Ia menyelipkan rambut Momo kebelakang daun telinga dan menekan tengkuk Momo.
Momo membalas lumatan Taehyung dan hanya menikmati alunannya. Taehyung membaringkan Momo perlahan dan mereka melanjutkan ciumannya. Melepas rindu diantara keduanya dan waktu serasa berhenti berjalan.
Momo melepas ciumannya dan menatap wajah Taehyung.
"Sekarang kau sudah resmi menjadi seorang Ayah, Tae. Aku mohon jangan pernah tinggalkan aku dan Bayi kita. Terima aku apa adanya" bisik Momo.
"Tidak akan aku biarkan kau dan Bayi kita pergi dari kehidupanku" jawab Taehyung dan mendekatkan bibirnya lagi ingin menjamah bibir tipis Momo.
Momo menahannya dengan menutup bibir Taehyung.
"Sudahlah. Aku mau pipis, Tae" rengek Momo. Sepertinya Momo mulai manja lagi. Taehyung tersenyum dan berdiri.
"Gendong" Momo merentangkan tangannya. "Jalan sendiri aja kesitu bisa kan?"
"Kau mana tau seberapa sakitnya aku melahirkan Bayi mu itu, Tae. Dan kau tidak merasakan betapa perihnya saat Pussy ku dijahit" jawab Momo dengan Aegyo nya.
Taehyung tertawa. "Baiklah baiklah. Ayo" Taehyung menggendong Momo dan mengantarnya ke kamar mandi. Menurunkanya didalam dan hendak pergi.
Tapi Momo langsung mencegahnya. "Temani aku" ucapnya "Astaga mau pipis aja minta ditemenin?"
"Shireo! Temani aku disini aku takut" sahut Momo. "Yasudah duduk disana" Taehyung menunjuk kearah WC duduk. Momo terlihat ragu ragu. Melihat itu Taehyung mendorong pelan Momo untuk segera buang air kecil.
"Apa yang kau tunggu? Ayo" bukannya menurut Momo malah memeluk lengan Taehyung.
"Tidak, Tae. Aku takut. Aku tidak jadi pipisnya" rengek Momo seperti anak kecil. "Ish ayo pipis sana jangan ditahan tahan ah tidak baik" suruh Taehyung. Tapi Momo tetap menggeleng.
"Astaga apa yang kau takutkan? Sadako tidak akan keluar dari WC itu, Mo" ujar Taehyung "Aish aku tidak takut Hantu tapi aku takut saat pipisnya nanti" jawab Momo.
"Jahitannya belum kering lalu nanti waktu aku mencoba untuk duduk bagaimana kalau jahitannya robek? Tidak aku tidak mau!" Panik Momo.
"Itu tidak akan terjadi sayang. Percaya padaku" ucap Taehyung. Momo masih menggeleng. "Tidak apa apa. Sini aku bantu. Pelan pelan" ujar Taehyung.
Momo pun akhirnya menurut dan menurunkan celananya. Dengan bantuan Taehyung Momo duduk di WC itu.
"Aahh Taehyung-ah perihhh" rengek Momo saat ia mengeluarkan urine nya. "Gwaenchana tahan saja" titah Taehyung. Momo mencengkram lengan Taehyung kuat.
Taehyung tersenyum. Ia sudah baikkan dengan Momo. Tidak perlu yang ada ia khawatirkan lagi. Ia akan tenang dan makan dengan teratur lagi.