Yuhuu
Mari VOTE sebelum membaca!
Udah?
Okee
Makasi!Selamat Membaca!
Happy reading!'Untung bang Thariq ga bangun.' batin Saaih ia lalu melihat wajah abangnya lekat lekat.
'Kasian bet bang Thor, keliatannya kecapean banget.' batin Saaih sambil mengelus rambut tebal Thariq.
Kini pandangannya berpindah pada Atta yang tertidur di sofa. Seharusnya pengusaha muda itu kini tengah terlelap di atas kasurnya yang empuk. Tetapi karenanya abangnya itu harus tertidur di sini.
Pemandangan itu membuat dirinya sedih serta membuatnya semakin membenci dirinya sendiri. Dirinya benar benar merasa sangat membebani keluarganya.
Pikiran buruk kini mulai kembali menguasai pikirannya.
"Maaf'in gua ya" ucap Saaih, dengan air mata yang mengalir deras.
***
Sudah pukul 08.00 pagi tapi Sajidah masih juga belum menemukan keberadaan Thariq.Sudah banyak kali ia mencoba menghubungi Thariq tapi masih belum diangkat juga.
"Mungkin bang Thor ada di rumah sakit, nemenin bang Atta, kak" ucap Fateh mencoba menenangkan Sajidah.
"Teh, kamu udah sarapan kan?" tanya Sajidah.
"Udah kak, emang kenapa?" tanya Fateh bingung.
"Kamu mau ga temenin kakak ke rumah sakit?-," Fatim dengan cepat langsung memotong ucapan Sajidah.
"Atim juga mau ikut kak!" seru Fatim dari atas, kini ia sudah berada di anak tangga dan dengan cepat turun ke bawah."Atim mau ikut ya kak," ucap Fatim lagi yang kini sudah berada dihadapan Sajidah. "Tapi kenapa tumben pagi pagi banget kak?" tanya Fatim lagi.
"Perasaan kaka ga enak. Kaka takut ada kenapa napa" ucap Sajidah sambil mengelus dadanya.
"Semua pasti baik baik aja kok kak, yaudah ayo berangkat?" ucap Fateh bersemangat.
Sajidah hanya membalas dengan senyuman kecil di bibirnya dan anggukan lemah.
***
Atta kini sedang berada dalam kamar mandi kecil yang tersedia dalam ruangan Saaih.Ia mulai membasuh wajahnya, lalu melihat pantulan dirinya di cermin. Ia baru menyadari ia kini sudah berbeda. Begitu banyak duka yang terpancar dalam iris matanya.
Atta lalu mulai menghela nafas panjang, mulai menunduk, dan kini ia mulai mengangkat kepalanya kembali dan tersenyum.
"Lu pasti bisa jalanin ini semua Atta."
"Lu harus semangat Atta."
"Gak lama lagi semua pasti bakal baik baik aja!" ucap Atta bermonolog mencoba untuk menyemangati dirinya sendiri."Akhhhh!" terdengar teriakan yang membuat Atta tanpa berpikir lama kembali ke ranjang Saaih, teriakan tersebut bagaikan sinyal tanda darurat baginya.
"Saaih?!" di sana sudah terlihat Saaih sedang memegangi kepalanya. Sambil terus mengerang seperti seseorang yang kesakitan.
"Liq?" Atta menatap Thariq tak percaya.
"Liq! Kenapa lu masih disini?! Panggil dokter Liq!" pinta Atta yang terlihat geram karena Thariq hanya melihat saja ketika adiknya sedang sakit.
Thariq masih diam ditempatnya, ia tak berpindah sama sekali. Ia masih tetap mengamati Saaih. "Keknya dia ga kesakitan bang."
Atta hanya menatap Thariq tak suka "Liq, ini bukan waktunya bercanda."
"Ini serius liq!" tegas Atta.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life •Saaih Halilintar•
Fanfiction"Saaih Halilintar" Siapa sii yang gatau Saaih Halilintar? Presidennya sasquad Bagian dri gen halilintar Sosok yang selalu ceria, pecicilan, ga bisa diam,, hingga Penyakit dan semua masalah itu datang hingga ia menjadi berubah. *HANYA FIKSI SEMATA GU...