30-RENCANA (2)

60 10 4
                                    

Ryubi POV.

Bohong kalau aku bilang sudah tidur jam tiga pagi tadi. Bahkan aku sempat membaca chat dari Koki di grup dance.

Dan sampai tiba saatnya berangkat sekolah, aku masih membutuhkan waktu tidur lagi.

Aku menatap kaca dan melihat kedua mataku menjadi seperti mata panda.

Alasanku tidak bisa tidur? Bukan! Salah kalau kalian mengira aku sedih karena Jyutaro sudah berpacaran. Aku memang—, baiklah lupakan.

Aku menyampirkan tasku di bahu kananku, lalu turun untuk sekedar menyapa kedua orang tuaku dan satu adik perempuanku.

Padahal mereka sudah bersiap di ruang makan sambil sesekali tertawa entak karena lelucon adikku atau apapun itu.

"Mama, papa, aku berangkat" ucapku sambil melalui mereka.

"Hei, kak. Tumben kau tidak ikut sarapan?" Adikku itu memang cerewet.

Sebenarnya alasanku tidak ikut sarapan adalah agar mereka tidak mengetahui soal mata pandaku ini.

"Aku ada piket pagi" jawabku asal. Lalu aku tidak mendengar sahutan lain lagi dari keluargaku.

Aku memakai sepatu lalu berangkat dengan berjalan kaki. Sebenarnya aku punya sepeda, tapi aku lebih suka jalan kaki.

Duapuluh menit kemudian akhirnya aku sampai digerbang sekolah. Beberapa meter didepanku ada Icha, Hani, dan Fia. Aku merasa tidak perlu menangakan dimana keberadaan Febi karena setelahnya aku melihat dia sedang berjalan deng Jyutaro.

Aku menghela napas. Kenapa tasku sangat berat hari ini? Oh, apa aku sudah membawa ponselku?

Pemikiran absurd apa ini? Aku memasukkan kedua tanganku disaku jaket dan mendongak melihat langit putih dengan beberapa awan disana.

"Oi" aku terkejut ketika ada seseorang yang tiba-tiba menepuk pundakku.

Loh, padahal tadi aku masih melihatnya berjalan dengan teman-temannya. Kenapa sekarang dia ada disampingku?

"Kau ini kenapa?" Dia menatapku dengan kedua alis yang menyatu, berpura-pura peduli.

Aku membuang muka darinya, lalu aku dapat mendengar dia tertawa, "mengabaikan kakak kelas itu tidak sopan, loh."

Bodoamat! Aku mana peduli walaupun dia satu tahun lebih tua dariku.

"Omong-omong, apa kau sudah mendapat seragam untuk festival ulang tahun sekolah awal bulan Februari nanti?"

Aku menoleh kearahnya, "seragam apa?"

Dia terlihat menepuk dahinya sendiri, "seragam klub, lah. Waktu festival ulang tahun sekolah nanti klub dance mendapat waktu untuk tampil."

Oh. Aku menggeleng, "belum. Memangnya kau juga yang mengurus seragam klub?"

Sekarang dia yang menggeleng, "bukan, lah. Itu sih urusannya Hayato, Jinto, dan Reo."

Ck. Setiap aku mengobrol dengannya, kenapa selalu membahas klub?

Dia berhenti. Dan entah kenapa aku ikut berhenti. Aku melihat dia mengerling kepadaku, "kalau kau mau tanya apapun, aku sudah menyimpan kontakku di LINE-mu. Display name-nya 'Icha', ya!"

Setelah itu dia berlari meninggalkanku. Aku bingung dengan satu anak itu. Dia memang ingin kuhubungi atau bagaimana?

Ryubi POV end.

The 'Cause We Met Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang