Sore ini, gleny menghabiskan waktu di tepi pantai untuk sekedar menghitung ombak dan kembali menikmati senja sambil bercerita di note cokelat yang selalu lekat di tangannya.
Terdengar seteruan angin dan kicauan burung yang menderu seolah mendukung suasana hati gleny yang berkecamuk.
Terlihat sosok rupawan dan berkharismatik tinggi menghampiri gleny dengan berhati-hati dan berhasil memecahkan lamunannya seraya berkata "senja yang bungkam seolah mengerti, bahwa langit tak menginginkan dia hadir hari ini."
"langit hanya malu pada jingga indahnya senja di setiap terbitnya." ucap gleny membatin.
Gleny tak mampu menjelaskan apapun tentang hadirnya Alka yang membuatnya kaget seketika. "bukannya dia masih belum sehat? Kenapa ada disini? Dari mana dia tau gue di sini?"
"lo baik-baik aja?" tanya Alka berusaha membuka ruang agar mereka bisa berbicara.
"seperti yang lo liat"
Saat itu, senja yang tadinya indah semakin indah setelah Alka berhasil memandang wajah gleny lebih dekat.
Bagi Alka, dia dan gleny sudah seperti satuan kapal, dimana gleny adalah nahkoda yang menentukan kemana arahnya dia harus berlayar.
Sementara bagi gleny, mereka adalah hujan dan bumi. Dimana hujan tetap turun, meskipun bumi tak ingin dibasahi.
Meskipun Alka sedang berada dihadapannya, gleny masih saja termenung. Yang terlihat adalah wajah penuh pikir ntah kemana. Gleny hanya teringat dengan senja ditempat yang sama namun dengan orang yang berbeda.
"Teruntuk senja yang telah berlalu
Senja baru telah menyapaku
Namun, aku masih saja merindukanmu"***
Alka bingung harus memulai dari mana percakapannya dengan gleny tentang informasi dari percakapan grubnya dengan Devin.
Alka tak bisa terima jika gleny harus menangis saat kejadian itu. Ntah beban apa yang telah lelaki bangsad itu berikan, sampai gleny menjatuhkan air mata dihadapannya. Alka tak akan membiarkan hal itu terjadi lagi.
Namun, saat ini gleny terlihat baik-baik saja. Tidak, sepertinya dia sedang larut dalam pikirannya. "apa yang begitu kamu pikirkan glen? Sampai melihat aku saja kamu sangat enggan.." pikir Alka. "apa Sam menjahati mu? Please! Kasi tau aku! Aku ingin terlibat dalam semua masalahmu. Aku ingin menjadi orang yang slalu kau cari saat kau dalam masalah. Aku ingin menopang mu. Aku ingin kau baik-baik saja. Aku selalu ingin melindungi mu,Gleny Adinaya."
Disisi lain, gleny sedang berusaha mencari cara agar terhindar dari Alka. Bagaimana dia bisa menyakiti Alka yang memiliki tampang polos dan tentunya slalu baik padanya? Gleny tidak mempunyai keberanian dan tekad yang besar untuk itu. Dia tidak sanggup menyakiti Alka. Andai saja Dekha ada saat ini. Dia pasti tau jalan mana yang harus gleny pilih.
Dekha!
Masih ingat dia? Seseorang yang selalu setia menemani gleny hanya untuk menikmati senja. Masa lalu gleny. Bukan, dia adalah seorang teman, tapi tidak juga jika dikatakan seperti itu. Dekha adalah sosok yang menunggu gleny. Sosok yang tak pernah letih dalam membantu gleny. Setiap keluh kesahnya slalu ada Dekha didalamnya. Tapi, gleny hanya menganggap dekha sebagai seorang yang berhati baik yang slalu membantunya. Bukan seseorang yang ingin gleny balas cintanya. Karna, gleny betul-betul nyaman dalam posisi sebagai orang yang hidupnya miris, dan ada dekha sebagai malaikat penolongnya. Namun, gleny sudah tak bersamanya lagi saat ini. Gleny bahkan tidak tau apa dekha masih bernapas atau tidak.
Posisi itu lah yang diinginkan Alka bahkan lebih. Namun, tanpa sepengetahuannya posisi itu sudah diisi oleh orang lain.
"gue udah bisa masuk sekolah besok.. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Gleny's Trouble And Sunset Of Life
Teen Fiction"Teruntuk senja yang telah berlalu..." Gleny dengan segala kesedihan yang dia dapatkan, baik itu dari keluarga dan hubungan persahabatannya. Alka, seorang yang mempunyai kharismatik tinggi. Ada apa dengan mereka?