I'M SORRY
🌹
🌹
🌹
🌹
🌹Author Pov#
Hari ini, Sehun bangun sangat pagi-pagi sekali. Ia bahkan menyetel jam alarm pukul lima pagi pada ponselnya yang ia simpan disebelah bantal.
Ia beranjak dari atas ranjangnya, melirik istrinya yang masih terlelap dengan wajah lelahnya. Tubuhnya membungkuk kedepan, mencuri satu kecupan ringan pada bibir Suzy.
Sehun melenggang untuk mandi dan bersiap dengan pakaian formalnya. Karena ia akan membuatkan sarapan untuk sang istri dan calon bayinya.
Ia tersenyum. Tak kala mengingat calon bayi yang belum genap berumur satu bulan didalam kandungan istrinya.
Hari-harinya ia lewati dengan wajah dingin dan ketus Suzy. Namun Sehun tidak marah, ia justru terus memperhatikan Suzy dan calon bayinya.
Sehun mengerti. Jika Suzy belum bisa memaafkan kesalahannya. Karena kesalahan yang dibuatnya, menoreh luka yang paling dalam dihati sang isteri.
🌟
"Morning, sayang." Sehun berucap. Ketika Suzy berjalan menuruni anak tangga.
Suzy duduk di kursi yang terletak didepan Sehun. Ia mengenakan pakaian santainya, karena kedua orang tuanya tidak memperbolehkan ia untuk bekerja.
Suzy menyiapkan sarapan buatan Sehun, lalu mulai melahapnya. Ia bahkan tidak merespon sapaan Sehun.
Keduanya sarapan dalam diam, hanya dentingan sendok dan piring yang beradu menghiasi pagi hari mereka.
Dering ponsel milik Sehun membuat kegiatan mereka terhenti. Suzy menatap Sehun, menantikan apa yang akan dilakukan olehnya.Meraih ponsel miliknya, lalu mematikan panggilan tersebut. Itu yang dilakukan Sehun.
"Aku memilihmu, Suzy. Percayalah, aku mencintaimu dan menginginkan anak kita." Sehun berucap. Menatap dalam pada manik coklat sang isteri.
Suzy mendengus. Bahkan masih terngiang ucapan Sehun saat mengatakan bercinta pada Neina kala itu, walau hanya melalui telfon.
"Terima kasih, tapi aku tidak peduli. Kita akan tetap bercerai setelah anakku lahir." Ucapnya dingin.Sehun mencengkram sendok ditangannya.
Marah.
Ya. Sehun marah, anak yang berada didalam kandungan Suzy anaknya juga__Suzy tidak berhak mengklaim anak itu sebagai miliknya sendiri.
"Dia anakku juga, Bae Suzy." Sehun berucap. Nadanya tetap lembut, ia tidak ingin terbawa emosi.
"Aku akan pergi." Suzy berucap. Mengabaikan ucapan Sehun sebelumnya.
Sehun menarik nafas panjang, menahan emosinya.
"Bersama Yixing, lagi?"Suzy mengangguk ringan.
Brakk!
Suzy tersentak.
Tubuhnya sedikit gemetar saat Sehun menggebrak meja makan dengan keras. Tatapan tajam Sehun seakan menguliti dirinya, Ada rasa takut yang terselip di dalam rongga dadanya.
"Kau tidak akan pergi. Tidak jika itu berhubungan dengan Yixing."
Sehun berucap pelan, namun penuh dengan penekanan.Suzy menunduk. Tubuhnya bergetar ketakutan, ia memang sering melihat Sehun marah__namun Suzy selalu berakhir ketakutan.
Menarik lengan Suzy dan membawanya masuk kedalam kamar mereka. Suzy hanya bungkam dan mengikuti langkah lebar Sehun.
"Aku tidak akan kekantor." Sehun berucap. Duduk disisi ranjang king size miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M SORRY [On Going]
Fanfiction"Sehun!" Suara lembut itu. Sehun mengenalnya, sangat mengenali suara yang selalu membuatnya merasa muak. Berbalik, tatapan tajamnya menusuk wanita didepannya. "Jangan menggangguku." Wanita itu berdiri mematung. Bibirnya mengukir senyuman tipis yang...