JANGAN LUPA BACA NOTE AUTHOR!! BACA SAMPAI AKHIR YA!
CHAPTER INI ADA ALUR MAJU MUNDUR CANTIK KAYAK SYAHRINI. JADI SEMOGA KALIAN PAHAM.
.
.
.
~ Noona ~
Happy Reading Guys....
~Percayalah Typo Merupakan Karya Terindah~
"Kemana anak itu? Kenapa dia belum pulang jam segini?!" Heechul, menggerutu sambil mengaduk-aduk nasi goreng yang tengah ia buat di dapur Apartemen Baekhyun.
Sementara Hangeng tengah menunggu di ruang tengah seraya membereskan karpet tebal milik Baekhyun, karpet itu untuk ia tidur nantinya.
Sesuai rencana Hangeng dan Heechul tempo hari, mereka akan ke Seoul jika Proyek di Perusahaan mulai beroperasi. Tapi, proyek yang seharusnya ia kerjakan bulan depan, pengerjaannya di majukan oleh pihak Perusahaan. Jadilah mereka ke Seoul hari ini.
Hangeng adalah seorang Arsitek. Ia juga kadang sampai harus ke Luar Negeri ketika ada orang yang membutuhkan keahliannya dalam merancang gedung ataupun rumah.
Dan siang tadi, tanpa memberitahu Baekhyun mereka berdua datang ke Seoul.
Untung saja Heechul ingat sandi Apartemen Baekhyun. Jadi mereka tak perlu menelpon, atau meminta Baekhyun pulang dulu ke Apartemen hanya untuk membukakan pintu agar mereka bisa masuk.
Hangeng juga membereskan tas yang berisi baju-bajunya. Ia hanya akan menginap semalam saja di Apartemen Baekhyun. Nanti dia akan menginap di penginapan yang sudah disediakan pihak perusahaan.
Apartemen Baekhyun kecil, hanya ada satu kamar. Punggung Hangeng akan sakit jika dalam waktu sebulan kedepan harus tidur di lantai.
"Mungkin dia sedang berkencan dengan Park Chanyeol?" canda Hangeng, yang tak sadar jika ucapannya itu mendapat tatapan tak suka dari Heechul.
Heechul masih belum merestui Baekhyun yang mempunyai seorang Kekasih seorang pelajar sekolah menengah. Bagaimanapun Heechul ingin menantu Idaman sesuai dengan harapannya. Menantu yang baik, dan Mapan untuk Baekhyun, anak satu-satunya itu.
Jika Lelaki bernama Park Chanyeol itu masih sekolah, kapan Baekhyun akan di lamar untuk menikah?
Apa harus menunggu 3 atau 4 tahun lagi?
Umur Baekhyun akan menginjak 27 atau 28 tahun saat itu. Dan Heechul tak ingin anaknya menjadi bahan gunjingan para tetangga karena belum menikah di umurnya yang sudah pas untuk menikah.
"Aku akan memarahinya kalau sampai dia berkeliaran sampai larut malam!" Heechul mengangkat nasi goreng buatannya kedalam piring. Membawa dua piring nasi goreng itu ke ruang tengah.
Satu untuknya dan satu untuk suaminya. Ia akan memakannya seraya menonton TV bersama Hangeng.
Sebenarnya, kebiasaan tidak bagus makan sambil menonton TV.
Heechul memakan nasi gorengnya dengan suasana hati tak tenang. Ia tak akan tenang jika Baekhyun belum pulang.
Memikirkan tentang Baekhyun yang berkencan dengan seorang pelajar, membuat Heechul sangat was-was.
Bagaimana kalau anak gadisnya yang polos itu dinodai oleh pemuda itu?
Bagaimana kalau sampai mereka melakukan sesuatu hal, yang tidak seharusnya mereka lakukan sebelum resmi menjadi sepasang suami istri?
Heechul pernah muda, dan ia tahu bagaimana rasanya jatuh cinta ketika ia muda dulu. Kadang ia mengutuk dirinya sendiri karena dulu menjadi budak cinta untuk Hangeng.
Yeah, mereka menikah pada akhirnya. Meskipun dulu ia pernah melakukan 'itu' sebelum resmi menikah dengan Hangeng. Tapi, untungnya Baekhyun hadir setelah mereka menikah.
Hormon anak muda sulit sekali untuk di tahan.
"Yeobo, kenapa tidak kau telepon saja? Dengan begitu kau tak perlu hawatir lagi!" Hangeng memberikan ponsel Heechul yang ada di meja dekat dengannya.
Namun Heechul menggeleng.
"Aku ingin memberinya kejutan!" Heechul kembali melanjutkan makannya.
Kini ia mulai sedikit tenang menyantap nasi gorengnya di temani Drama yang sedang tayang di layar televisi. Meskipun hatinya masih memikirkan anak gadis nya yang sebenarnya tidak se-polos yang Heechul kira.
-o0o-
Sementara itu di Rumah Chanyeol, Pemuda itu tengah di hakimi Baekhyun yang meminta penjelasan tentang Wanita bernama Seohyun. Yang ternyata adalah Cinta pertama Pemuda itu.
"Kau tidak memberitahuku kalau dia Cinta Pertamamu!"
Chanyeol hanya bisa diam saat Baekhyun menatapnya begitu tajam dengan kedua tangan yang terlipat di depan. Sementara Pemuda tampan semakin menundukkan kepalanya.
Bukan karena ia merasa salah seolah berbohong pada Baekhyun, ia hanya bingung menjelaskannya pada Baekhyun.
Apapun yang akan ia jelaskan pada Baekhyun, jika Baekhyun sedang dalam keadaan marah, yang ada malah memperburuk keadaan.
Jadi, ia akan menunggu sampai Baekhyun lebih tenang.
Lagipula, ia memang tak berniat menyembunyikan apapun dari Baekhyun.
Ia hanya belum siap menceritakannya melalui sambungan telepon, saat mereka beretelepon sebelumnya.
Jika ia mengatakannya siang tadi melalui telepon, Baekhyun mungkin bisa saja memikirkan yang aneh-aneh terhadapnya.
"Aku berniat menceritakannya, tapi aku ingin menceritakannya saat kita bertemu."
Satu jam yang lalu, Chanyeol baru saja sampai di Rumahnya. Ia diantar Kris setelah Kris mengurus semua Administrasi Chanyeol di Rumah sakit.
Namun Kris tidak mampir karena harus menjemput seseorang di Bandara Incheon. Seseorang yang sangat spesial untuk Kris.
"Sekarang kita sudah bertemu! Kau tak berniat menceritakannya?" Baekhyun mengambil air minum yang sebelumnya di berikan oleh pelayan dirumah Chanyeol.
Tenggorokannya terasa aneh karena tak sempat minum setelah menghabiskan kopi yang di belikan Jongdae.
Setelah meminumnya, Baekhyun berniat mendengarkan cerita Chanyeol tentang Seohyun.
Namun, baru saja Chanyeol akan membuka mulutnya, Baekhyun sudah lebih dulu menyela.
"Tunggu! Simpan dulu ceritanya, ada yang lebih penting daripada cinta pertamamu itu." Baekhyun berdiri dari duduknya "Aku harus ke kamar mandi. Sepertinya aku kebanyakan minum, aku pinjam kamar mandi di kamarmu!" secepat kilat Baekhyun berlari menaiki anak tangga untuk bisa sampai ke kamar Chanyeol yang berada dilantai dua.
Chanyeol yang melihat tingkah Baekhyun, hanya bisa tertawa seraya menutupi mulutnya.
Baekhyun dengan segala tingkah anehnya, Chanyeol dibuat gemas dan semakin jatuh lebih dalam pada pesona Baekhyun.