Start!Devan berlari kedalam mansion setelah keluar dari kendaraan beroda tiga itu dengan senyum lebar di wajahnya, ke empat sodaranya geleng geleng melihat tingkahnya yang absurd itu
"nyaho! besok gue gak nerd lagi!!" teriaknya dengan semangat 45
"akhirnya besok gue bisa bolos!" Devan ikut berteriak
"kagak pakek kacamata jengkol lagi!!"
"oy! bisa diem kagak lo pada, ini mansion bukan hutan!
Mereka berdua memutar bolamata malas menanggapi ucapan Daniel " ah gak asik lo El!" Deven mengerucutkan bibirnya, melihat itu Daniel hanya mlengos dan berjalan ke kamarnya menyusul Dev yang sudah naik duluan
Daniel hanya bisa geleng geleng kepala melihat Dev yang tengah berbicara dengan adik nya
"Jerry terus yang di ajak ngomong"
Dev hanya melirik sekilas dan kembali mengajak hewan berbulu lembut di tangannya itu berbicara " Jeje udah makan?"
"udah" ucap Danel dengan suara yang di buat buat
"jeje sekarang makin hemuk ya, ulluh.."
"ah maca cih" Daniel kembali bersuara
Dev menatap tajam Abangnya yang satu itu " belum pernah liat sandal melayang ya Bang!"
Daniel hanya nyengir menanggapi Dev ia berjalan ke arah kasur dan duduk bersandar si samping Dev. "iya deh iya, gak ganggu lagi gua" Ia memiringkan hendpone yang sendari tadi digengamnya dan mulai memainkan game kesukaanya.
Sedang asik bermain Devan muncul dari balik pintu, melupakan tujuannya datang ke kamar Dev, Devan ikut duduk dan bermain bersama Daniel.melihat itu Dev hanya menggelengkan kepalanya pelan sambil terus mengusap bulu lembut adik nya.
Dibawah Dandi dan Deven menunggu dengan bosan, pandangan mereka lurus ke arah makanan lezat yang telah tersaji di atas meja penuh minat
"Devan mana sih lama banget manggil doang" seru Deven yang sudah tak bisa menahan lapar lagi, Ayam bakar di hadapannya itu sungguh menggoda lidahnya
"gak tau, lo panggil aja sano"
"ya udah deh gue panggil dulu" dengan langkah berat Devan mulai berjalan, sampai di depan pintu kamar Dev ia mendengar suara Daniel yang di ikuti suara Devan dari dalam
"bentar- bentar gue lepas dulu"
"hemm"
"noh liat punya gue lebih gede"
"panjangan punya gue!"
Devan mengrenyit heran mendengar perbincangan mereka, bayangannya sudah terbang jauh ke angkasa
" tapi enakan gede lah lebih mematikan!"
"ya gak lah enakan panjang lebih mantep! gede mah apa susah lewatnya"
"gue tanya Dev yak, Dev?"
"hemm.."
"menurut lo mana yang lebih enak, yang panjang apa yang gede?
Mata Deven melotot sempurna saat pertanyaan itu keluar dari mulut Twins nya. jadi Dev di dalam bersama mereka dan..dan.. akhh tak bisa di biarkan! sungguh dia akan membunuh twins nya juga Daniel!
" INCESS!!!"
Brraakkk...
Dengan satu tendangan keras membuat pintu terlepas dari engselnya dan menghantam lantai, Deven menjulang dengan wajah mengeras. nafasnya memburu karena emosi
Dilihatnya Dev sedang-
Duduk bersender di atas kasur sambil mengelus adik nya berdampingan dengan Daniel dan Devan yang memegang ponsel ditangan mereka dan, Devan menelan salivanya sebelum melihat ke bawah 'pakek celana' .Dev, Daniel, dan Devan menatap heran di atas kasur
Deven menggaruk tengkuknya
"lo kenapa sih ganggu orang aja, sana!" kata Devan sambil kembali ke posisi nya semula begitu pun dengan Dev dan Daniel sementara Deven masih tercenung
"a.anu.. yang di lepas apaan yak?"
" earphone"
"te..terus yang gede - panjang?"
Devan tersenyum penuh arti "cacing!"
"ohh..." Deven menghela nafas lega, pikirannya sudah melayang jauh tadi eh taunya.. " Bang kok lo di suruh manggil malah ikut nge game sih"
tak ada jawaban
"Dev disuruh makan noh sama Dandi"
masih sama
"turun yok, kerncongan nih petut gue"
lagi
Deven kesal setengah mati dicuekin seperti ini " KALIAN DENGERIN GUE GAK SIH???"
hening...
"MATI AJA LO SONO!!!"
senyap...
"DANDI!!!!" teriak Deven yang sudah bergulung- gulung di lantai seperti orang gila. ia sudah frustasi menghadapi tingkah sodaranya itu
Dandi datang dengan nafas ngos ngosan"ke..ken..kenapa?"
"Huaaa!!! Dandi mereka cuekin gw! gw tersisihkan gegara tikus dan cacing gede-panjang Huaaa!!!"
adu Deven seperti anak kecil
mereka semua menghela nafas panjang dan beranjak pergi meninggalkan Devan yang masih gulang - gulung dilantai begitu saja
"HUAAAA!!! KENAPA KALIAN TINGGALIN GUE?!"
"BRISIK!! MAO MAKAN GAK LO?!"
mendengar kata makan tubuhnya langsung berhenti seketika, dengan semangat 45 ia bangun dan menyusul mereka yang sudah berada di meja makan, melupakan kejadian yang membuatnya kesal beberapa saat lalu
"OY! AYAM GUE JANGAN DI ABISIN!!!"
Finish!udah gitu aja dulu.oke!?
gimana nih sampai part ini ? masih mau lanjut?!
gitu aja deh tata autornya minggat dulu, jangan lupa kangen😅, see you di next part. bay..
KAMU SEDANG MEMBACA
D'VIFE [On Going]
Teen Fictionkisah lima bersodara yang mempunyai kehidupan yang absurd _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ ingin masuk ke hidupan kami? silahkan, but awas nyesel!!!