Bring Me To Life

20 0 0
                                    

Genre : Hurt/Comfort, Suspence.
Main Chara : BoBoiBoy Solar, BoBoiBoy Thorn.
Disclaimer : BoBoiBoy Milik Animonsta Studio.

Happy Reading!!!

...

Udara sejuk minggu siang menerpa remaja berusia 15 tahun itu. Dirinya tergeletak dibawah pohon rindang, berteman dengan nyanyian kicauan burung yang sangat menyejukkan.

Tepat pada hari itu, minggu siang yang sangat damai, tenang, tiada siapapun yang berbuat usil dan jahil. Seluruh dari mereka sepakat genjatan senjata dan memilih untuk berdamai.

Khusus dihari minggu saja.

Kala itu pulalah Solar masih membenamkan seluruh tubuhnya dibawah terpaan cahaya dari pagi, sungguh ia menyukai saat-saat begini.
Terutama pada pohon yang rindang yang dirawat oleh Thorn dahulu.

Elemental dekatnya berseru kencang dari kejauhan sambil berlari, "Solar...!" Membuat sang elemental kuasa cahaya sedikit mengerjapkan matanya. Masih agak malas untuk sekedar duduk dari tempat dimana ia berbaring tadi.

Sekedar menguap, Solar memulai perkacapan "Thorn? Itu kau? Apa sudah jam makan siang?" Tanya nya kepada elemental terdekatnya, Thorn. Sang elemental penjaga alam dan tumbuhan hanya menatapi kembarannya itu dengan netra polos.

Thorn dengan tersenyum innocence khasnya berceletuk.
"Bukan, aku kemari hanya ingin bersamamu, itu saja." katanya dengan wajah antusias.

Solar menatap heran padanya, ia berfikir kalau Thorn hanya membangunkannya saat keadaan tidak sesuai dengan harapannya.

"Lho, tumben?" Tanya Solar. "Tidak seperti biasanya kau membangunkanku. Kecuali..."
Solar mengingat-ingat kejadian yang membuatnya hampir celaka di laboratorium pribadinya.

Saat itu Thorn 'dengan tidak' sengaja memasukan cairan kimia milik Solar kedalam tanamannya yang membuat tumbuhan hijau itu bergerak membesar. Thorn berfikir itu adalah ramuan menyuburkan tanaman yang Solar buatkan khusus untuknya. Kemudian batang tumbuhan rambat itu meliuk mengikat Solar yang terpekik ketakutan. Setengah berteriak meminta tolong. Namun, Thorn nampaknya terlalu bahagia menistai kembaran nya itu.

"Dia menyukai mu lho, Solar." Jawabnya enteng seolah-olah tanaman merambat itu tidak berbahaya baginya.

"Bantu aku lepaskan ini, Thorn." bentak Solar merasa risih dan dinistai olehnya. Thorn hanya terkekeh.

"Ternyata kamu masih mengingatnya, Solar? Kupikir kamu sudah melupakannya." Thorn tertawa nista hendak merangkul Solar. Namun saat tangan yang dirangkulnya hendak Thorn berikan padanya, nampaknya Solar sedikit menjauh. Melihat hal itu terjadi, Thorn menundukkan wajahnya dalam-dalam dan tersenyum sedih.

'Mungkin Solar masih ngambek.' Ujar batinnya.

Solar yang masih memasang wajah kesalnya berseru, "Katakan padaku, kenapa kamu kemari?" barisan kalimat menerawang dirinya. Solar merasa kalimat tadi sedikit sarkas? Mungkin? Solar tidak tahu kenapa Thorn membenamkan wajahnya. Padahal tadi dia terlihat antusias. Kalimat yang dilontarkan tidak ada yang salah kan?

Thorn mendongakkan kepalanya dan menatap netra jingga terang. Netra hijau terang itu membulat meredup, dengan pipi yang sudah membasah. Aliran air mata itu nampak mengalir walau hanya setitik. Solar terkesiap melihatnya.

"Thorn ingin bersama Solar." isaknya Thorn sambil tersegukan. 'Thorn hanya merasa kesepian.'

Merasa bersalah karena ucapan sarkasme yg diberikan, Solar mencoba menenangkan Thorn sebelum sang kembar pemimpin marah padanya. Gempa maksudnya.

Bring Me To LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang