08

609 65 4
                                    

Warna gelap di langit semakin lama semakin sempurna. Terlebih jika ditambah dengan taburan bintang yang menghiasi langit layaknya intan permata. Cantik sekali bukan? Ah! Sedikit banyak itu membuat seorang gadis kembali rindu dengan kehidupannya.

Apa hal yang identik dengan yang namanya malam? Hmmm. Malam tidak ada sinar matahari bukan? Dan apa yang akan terjadi jika sinar matahari tidak ada selain menjadi gelap? Ya! dingin! Dan itu lah yang terjadi saat ini. temperatur di sekitar gadis itu sudah mulai menurun.

Meskipun begitu, gadis itu tidak terlalu merasa kedinginan karena ada api unggun di hadapannya. Ia membuat sendiri api unggun itu dengan bahan dan alat yang ada di sekitarnya. Untung saja ia tidak membolos saat pelajaran pertahanan hidup sewaktu ia masih bersekolah dulu.

Sejujurnya saat ini ia merasa bosan. Sangat bosan. Sejak tadi yang ia lakukan hanyalah menunggu seseorang yang sedang pergi kembali ke dunia nyata. Ah! Untuk hal itu saja, Cayna iri sekali dengan orang itu.

Dan jika bukan karena janjinya pada orang itu, Cayna tidak akan tetap berada di tempat ini dalam waktu yang lama. Namun, meski begitu, memangnya ia akan pergi kemana? Tempat itu saja ia tidak tahu apa meski pernah di jelaskan oleh pemuda itu.

Yang bisa dilakukan Cayna adalah duduk dan bermain pasir dengan ranting seperti anak kecil yang kesepian. Atau memang saat ini ia hanyalah seorang gadis kecil? Oh ayo lah! Cayna pernah melakukan hal gila sebelum ini. Ia bahkan pernah menjadi orang jahat. Ok! Dia membuka lukanya sendiri.

Matanya kini kembali menatap langit yang bertaburan bintang-bintang itu. Ia bisa menangkap beberapa rasi bintang yang ada disana. Setidaknya ada sepuluh. Dan hal itu mengingatkannya pada satu lagu. Lagu tentang rasi bintang.

Seekor singa melihat pemandangan hutan dari depan disaat sang pemburu sedang berjalan bersama anjingnya. Ada yang besar, dan ada pula yang kecil. Raja dan ratu Ethiopia membangun kapal argonya sendiri dan berlayar ke laut.

Laut yang terbentang luas, ada banyak hal yang terlihat. Ikan lumba-lumba tertawa bersama paus. Saat ikan todak dan ikan terbang berenang jauh ke selatan. Ada kalanya, sang pengembala lelah mengembala domba, lembu, dan kuda-kudanya. Sang gadis membantunya membawa air dari pompa yang jauh di kota.

Sang elang menari bersama sang angsa, ditemani alunan musik harpa. Saat yang sama, sang merak datang melihatkan kesombongannya pada Pegasus dan unicorn. Tanpa sadar, ia melakukan kesalahan yang akan dihukum oleh phoenix dengan timbangan keadilannya.

Ia pun kembali terdiam setelah lagu itu selesai. Entah bagaimana, tapi untuk saat ini perasaannya campur aduk. Langkah seseorang terdengar di telinganya dengan sangat jelas. Ia langsung menengok ke belakangnya.

"Ah! Akhirnya kau kembali! Aku sudah hampir mati kesepian tahu tidak!"

"Kau sedang apa?"

"Tidak melakukan apa-apa,"

"Tapi kau tadi seperti bernyanyi?"

Cayna hanya bisa tersenyum canggung mendengar pertanyaan itu. Sepertinya pemuda dihadapannya telah mendengarnya bernyanyi. Ya ampun! Cayna benar-benar malu saat ini. Bolehkah ia menghilang sejenak dari hadapannya?

Sebuah tas kini dijatuhkan Pallad di samping gadis itu. Cayna sangat gembira karena akhirnya ia bisa menemukan tasnya kembali. Itu bisa membantunya dengan barang-barang yang ada disana. Pemuda itu kini meraih sebuah benda dari sakunya dan memberikannya pada Cayna.

"Dari kakakmu!"

Uluran tangan Cayna pun mengambil benda tersebut. Ia sangat gembira bisa melihat benda itu lagi. Benda yang bisa dibilang merupakan salah satu bagian dari dirinya sendiri. "Benda apa itu?" tanya Pallad.

Kamu akan menyukai ini

          

"Ini namanya Kyutama. Ada banyak jenisnya, dan yang ini adalah Black Hole Kyutama. Ah!"

Cayna pun membuka tasnya dan mengeluarkan beberapa isi dari tasnya. Ia menunjukkan pada Pallad semua hal yang ia bawa dalam tasnya. Sejujurnya pemuda itu sedikit terkejut saat melihat sebuah pedang kecil ada dalam tas gadis itu.

"Untuk apa ada pedang kecil di tasmu?"

"Untuk berjaga-jaga! Dan sepertinya sekarang akan berguna. Kekuatanku mungkin menghilang, tapi seharusnya kemampuanku dengan pedang tidak hilang."

"Dan buku itu, kau sudah tau apa hubungannya dengan semua ini?"

"Itu yang akan ku cari tahu sekarang. Oh ya! Apa kau sudah memulai permainan ini?"

"Belum. Aku belum tahu cara memulainya. Dan Kuroto hanya memberikan gashat yang belum sempurna ini saja,"

"Gashat?"

Sebuah benda kembali diambil oleh pemuda bugster itu dari dalam sakunya. Benda itu berwarna hitam. Namun sedikit sulit untuk Cayna deskripsikan bentuknya. Pallad memberikan benda itu pada Cayna yang masih dalam posisi duduknya.

Raut wajah bingung menghiasi wajah Cayna dengan sangat jelas. Ia baru pertama kali melihat benda seperti itu. Alam semesta ini memang sangat berbeda dengan alam semestanya. Ada banyak perbedaan, termasuk benda-bendanya. Namun, Cayna teringat akan sesuatu.

"Bukankah ini mirip dengan alat milikmu?" tanya Cayna.

"Benar! Hanya saja milikku berasal dari dua permainan yang menjadi satu,"

Pallad pun memberikan gashat miliknya yang ia gunakan untuk berubah menjadi Kamen Rider Para-DX pada Cayna. Ia bisa melihat gadis itu memperhatikan setiap detail pada gashat miliknya dan dibandingkan dengan gashat yang satunya lagi.

Setelah cukup puas, Cayna mengembalikan lagi gashat itu pada pemiliknya. Namun tidak dengan gashat hitam itu. Ia masih penasaran dengan benda yang masih ia tahan dalam genggamannya. Gashat itu benar-benar berbeda. Hitam dan tidak ada label permainan.

"Kau bilang gashat ini merupakan gashat permainan ini yang belum sempurna, bukan?"

"Iya, memangnya ada yang salah?"

"Tidak! Aku hanya berpikir, mungkin saja cara memulai permainan ini juga berasal dari gashat ini. bukankah memang tujuan permainan ini adalah menyempurnakan gashat ini?"

Tidak ada kata yang terucap untuk beberapa waktu. Baik Pallad dan Cayna, sama-sama terhanyut dalam pemikiran mereka masing-masing. Namun Pallad juga memikirkan apa yang gadis itu katakan. Memang ada kemungkinan yang dikatakan gadis itu adalah benar.

"Apa yang kau katakan ada kemungkinan benar,"

"Baiklah biar ku coba! Bagaimana cara mengaktifkannya?" tanya Cayna.

Pemuda itu menjelaskan cara menggunakan gashat itu. Ada sebuah tombol yang di tunjuk oleh Pallad. Gadis itu mengangguk dan kembali bertanya tentang tombol itu untuk memastikan. Dan setelah memang itu tombolnya, Cayna pun menekan tombol yang ada pada gashat itu.

Game Start!!!

Gashat itu tiba-tiba saja berbunyi dan mengeluarkan sinar putih dari bagian transparannya. Cayna yang melihatnya merasa sanga terkejut. Tidak! Jangankan Cayna, bahkan Pallad saja sampai membelalakan matanya melihat hal tersebut.

Pemuda itu sama tidak percayanya dengan Cayna. Pasalnya, gashat itu belum sempurna seperti apa yang dikatakan Dan Kuroto, tapi bagaimana gashat itu bisa berfungsi? Dan sepertinya, permainan ini benar-benar sudah dimulai.

Sebuah cahaya keluar dari gashat hitam itu kemudian terbang ke langit berpendar bersama bintang-bintang. Tak lama kemudian, cahaya itu kembali ke bawah dan terserap oleh tas milik Cayna. Dengan cepat, gadis itu langsung mengeluarkan benda yang bersinar itu dari tasnya.

Alangkah terkejutnya saat mengetahui bahwa yang berpijar itu adalah buku misterius yang ia temukan beberapa waktu sebelum ia pergi ke alam semesta ini. Cahaya yang berpijar di buku itu sama dengan cahaya yang berpijar di gashatnya. Sepertinya memang benar bahwa buku ini berkaitan erat dengan permainan ini.

Cayna pun membuka cover dari buku itu dan menampilkan halaman pertama dari buku itu. Di lembar pertama, ia melihat beberapa bentuk dan huruf-huruf alfabet. Ia tidak mengerti dengan apa yang ada disana. Dan ia kembali membuka lembar berikutnya, ia melihat sebuah kalimat-kalimat. Namun saat ia membalik kertasnya kembali, halaman itu kosong sampai akhir.

"Sebenarnya apa ini?"

------------------

Hai.. hai...

Gais... Beri aku banyak pertanyaan random dong...

Nanti aku jawab...

Asli gabut banget ini di sela-sela jam kuliah...

Kenapa gak lanjut nulis part selanjutnya aja kak?

Enggak.. soalnya aku gak terlalu biasa nulis panjang" banget kayak cerita di Hp, typo nya kebangetan klo nulis di Hp wkwk..

Aku biasa nulis di laptop biar tulisannya keliatan jelas (layarnya gede + lebar), mengurangi typo, sama biar ada backup an hehe...

Tolong beri banyak pertanyaan random ya biar ngurangin gabut..
Tapi jangan pertanyaan spoiler ya

Sampai jumpa di part selanjutnya

Miracle in the GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang