TFAN 14

216 17 3
                                    

TFAN 14

Pertengkaran Omong Kosong (The Fight About Nothing)
Chapter: 14
Author: Aquariuslover
Alih bahasa: BeeNim
Pairing: KyuWook
Rating: R
Genre: Friendship, Love
General Summary: Cerita ini adalah fiksi mengenai batas yang sangat tipis antara cinta dan persahabatan, dan tentang bagaimana batasan itu dapat dengan mudah tersamarkan.
>>>
>>>
Bau makanan membangunkannya. “Sebaiknya sarapan pagi ini pancakes,” gumamnya sambil bangun dari tempat tidur. Dia terkejut ketika menyadari bahwa Sungmin masih tertidur di ranjangnya di sisi lain kamar. Hati Kyuhyun meloncat gembira saat menyadari bahwa yang memasak pastilah Ryeowook. Dia tahu bagaimana mata Ryeowook memperhatikan kurus badannya dengan khawatir kemarin.
Kyuhyun keluar kamar, tidak berpikir untuk mengganti piyama birunya atau menggosok gigi. Dia cepat-cepat melayang ke dapur dan berhenti mendadak. “Ibu!”
“Halo, Sayang. Bagaimana kondisimu pagi ini?” tanya wanita itu sambil membalik omelette-nya dengan ahli.
“Apa yang Ibu lakukan di sini?” dia bertanya sambil mendekati ibunya yang sedang menyiapkan sarapan.
Sang ibu meletakkan alat-alat memasaknya dan berputar menghadap Kyuhyun dengan tangan terbuka. “Peluk Ibu.” Sebenarnya dia tidak perlu meminta sebab saat tangannya membuka, Kyuhyun sudah menyusup ke dalamnya.
“Aku merindukanmu,” Kyuhyun memberitahunya dan tiba-tiba berubah jadi sangat manja. Ibunya mengacak rambut Kyuhyun dan memeluknya balik ekstra kuat. “Ya ampun, Bu. Berat sekali di sini.”
“Aww, aku harap aku punya kamera sekarang! Ada anak mami,” Yesung berkata masuk ke dalam dapur masih dengan sepasang piyama oranye di tubuhnya.
Kyuhyun menarik diri dari pelukan ibunya untuk memelototi Yesung, “Hanya anak mami yang bisa mengenali anak mami.”
“Betul sekali. Aku bangga jadi anak mami,” Yesung menjawab, menghampiri mereka, “Halo, Nyonya Jo.”
“Yesung, apa kabar?” tanya wanita itu memberi Yesung pelukan cepat.
“Anakmu membunuh kura-kuraku,” Yesung mengadu dengan suara terluka.
“Aku tidak membunuhnya! Dia hanya hilang,” Kyuhyun menyangkal keras, melemparkan tatapan ngeri ke arah ibunya.
“Dia mungkin saja kelaparan!”
“Tidak akan. Aku pernah membaca bahwa kura-kura bisa hidup berminggu-minggu tanpa makanan!” Kyuhyun mempertahankan diri, diam-diam berdoa semoga kura-kura Yesung dapat kembali hidup-hidup.
“Kau tidak tahu itu! Dia mungkin punya sistem metabolisme yang super cepat!” Yesung masih berkeras. Ny. Jo hanya tersenyum melihat dua anak muda yang mirip balita sedang bertengkar dalam piyama mereka.
“Dia tidak begitu! Dia kura-kura; sistem metabolisme-nya lambat!” Kyuhyun tidak mau kalah.
“Anak-anak, hush!” Ny. Jo memerintah dan keduanya langsung terdiam. “Yesung, aku menemukan Ddangkoma pagi ini di dapur.”
“Kau menemukannya?” wajah Yesung berubah cerah, begitu pula dengan wajah Kyuhyun.
“Ya, dan dia baik-baik saja. Aku menaruhnya dalam kantung kertas dan memberinya tomat. Kemarilah, aku tunjukkan padamu,” Ny. Jo berkata, menarik tangan Yesung menuju tempat kura-kuranya berada.
Kyuhyun menarik nafas lega sedalam-dalamnya dan mengikuti mereka. Dia sangat bersyukur karena ibunya, tanpa mengetahui bahwa kura-kura itu telah hilang, menemukannya dan bahkan memberinya makan. Dia benar-benar memiliki ibu terbaik sedunia, pikirnya.
Yesung mengangkat kura-kura tersayangnya dan mencium cangkangnya. “Ddangkoma, jangan bermain dengan Kyuhyun lagi!”
“Aww, jangan membuatku menangis,” Kyuhyun menyergah kasar, tapi kelegaan karena Ddangkoma telah ditemukan dapat dilihat dengan jelas di wajahnya.
“Kalian berdua, bersikap baiklah.” Ny. Jo berkata sambil berjalan kembali menuju dapur menyelesaikan kegiatannya menyiapkan sarapan. Kyuhyun berbalik dan mengikuti ibunya.
Kyuhyun memeriksa kompor dengan seksama dan bertanya, “Ibu… umm, pancakesnya dimana?”
“Sayang, apa kau tak ingat kenapa aku di sini?”
“Apa itu karena kau mencintaiku, dan kau sedih karena Sungmin membuatku sarapan sereal dingin?”
“Tidak. Seseorang punya janji kontrol dengan dokternya hari ini, dan itu bukan aku,” Ny. Jo menekankan. “Kau belum makan apapun kan?”
“Belum, tidak sejak kemarin.” Kyuhyun menjawab. “Aku lupa sama sekali tentang janji konyol dengan dokter itu. Aku tidak tahu kenapa aku harus pergi, sebab aku merasa baik-baik saja.”
“Kita akan membiarkan dokter yang memutuskannya,” Ny. Jo berkata sambil menata meja. Yesung yang telah menyimpan kura-kuranya meraih piring-piring di tangan wanita itu dan membantunya menata meja.
“Kau tahu, mereka akan menemukan sesuatu yang salah… mereka selalu menemukan sesuatu yang salah. Super Junior membutuhkanku untuk penampilan berikutnya,” Kyuhyun berkata, duduk di salah satu kursi dan cemberut saat Ny. Jo kembali ke kompor menyelesaikan masakannya.
“Oh, bagaimana mungkin kami bisa bertahan tanpamu?” Yesung memutar matanya sambil menyelesaikan menata meja.
“Pasti sangat berat, kalau kau mau tahu,” Kyuhyun balik membentaknya.
Yesung meletakkan sebuah gelas dengan sangat keras di atas meja dan melemparkan tatapan kesal pada Kyuhyun. “Aku belum pernah bernyanyi buruk sehari pun dalam hidupku. Aku kira para ahli bedah itu pasti sudah menyobek sesuatu dalam telingamu, karena sepertinya kau tidak bisa mendengarku bernyanyi dengan baik.”
“Oke, mungkin berat bagi yang lain kecuali kau,” Kyuhyun mengakui ogah-ogahan.
Yesung tersenyum dan duduk di sebelahnya. “Aku sangat senang kau mengakui kehebatanku.”
“Aku tidak mengakui apapun!” Kyuhyun menyanggah sambil meraih setangkup roti yang diletakkan di hadapannya.
“Kyuhyun, jangan! Kau harus puasa untuk tes lab-mu,” Ny. Jo mengingatkan bahkan tanpa berbalik melihat anaknya.
“Mata di belakang kepala,” Kyuhyun menggerutu dan menarik tangannya kembali, menyilangkan lengan dan hanya menatap nanar. “Kau tahu kan kalau aku lapar, aku harus makan. Aku sudah banyak kehilangan berat badan.”
“Kau tampak cukup lemah,” Yesung menyetujui dengan gembira, mengambil setangkup roti yang tadi hampir diambil Kyuhyun. Dia menyobek rotinya dengan senang dan melebih-lebihkan rasanya, “Ya Tuhan, ini enak sekali!”
“Aku sungguh ha—“ Kyuhyun tidak pernah menyelesaikan kalimatnya karena pada saat itu Sungmin masuk ke dapur terburu-buru dan menghampiri Ny. Jo dengan perlengkapan tidur pink-nya, tampak kacau.
“Nyonya Jo! Maafkan aku!” Sungmin berkata sambil membungkuk pada wanita itu dengan hormat berlebihan.
“Sungmin, apa yang terjadi padamu?” Ny. Jo bertanya, kaget dengan sikap formal yang tiba-tiba.
“Dia gila,” Yesung dan Kyuhyun menjawab bersamaan, mengakibatkan keduanya langsung saling melotot satu sama lain.
“Bukan salahku,” Sungmin tetap bicara pada Ny. Jo.
“Apa yang bukan salahmu?”
“Aku telah berusaha membuatnya gemuk. Dia tidak mau makan. Aku masak setiap waktu. Kali ini salah Ryeowook!” Sungmin berkata panik, menuduh anggota yang tidak ada.
“Oh, dia tidak sedang menyalahkan Ryeowook kan?” Yesung bertanya kaget dan sekaligus tampak senang.
“Dia sedang melakukannya,” Kyuhyun menggumam membenarkan dengan mulut terbuka.
“Hari saat Ryeowook dikhianati oleh Sungmin. Kita harus mengingat hari ini selamanya,” Yesung berkata, masih kaget dan Kyuhyun mengangguk menyetujui.
“Hari ini akan jadi peringatan hari keburukan!” Kyuhyun bercanda. Yesung tertawa, melupakan semua pertengkaran mereka sebelumnya.
“Aku tidak mengkhianatinya!” Sungmin berkata, berbalik untuk memelototi dua orang yang sedang duduk di meja. “Dia berhenti membantuku. Dia pindah dari sini.” Sungmin menatap lurus pada Kyuhyun. “Kau tukang pilih-pilih makanan. Aku tidak bisa jadi satu-satunya yang bertanggung jawab untuk memberimu makan!” Lalu Sungmin berbalik lagi pada Ny. Jo, “Ryeowook membuat Kyuhyun menjaga rahasia sehingga membuatnya stres. Bukan salahku kalau Kyuhyun kehilangan 3,4 kg sejak keluar dari rumah sakit.”
“Dia menimbangmu?” Yesung bertanya, menoleh pada Kyuhyun.
“Setiap hari. Hal pertama yang dilakukannya, kau tahu, karena itu waktu yang paling akurat untuk mengetahui berat badanmu hari itu,” jawab Kyuhyun menirukan suara Sungmin.
Sungmin berkata lagi pada Ny. Jo yang sedang menatapnya dengan mata melebar, “Ryeowook terlalu sibuk dengan urusan cintanya untuk bisa membantuku.”
“Kau tidak tahu apapun,” Eunhyuk menyela masih terkantuk-kantuk sambil memasuki dapur. Kyuhyun memperhatikan saat lelaki itu menyapa ibunya. Kecurigaan Kyuhyun bahwa Eunhyuk mengetahui sesuatu semakin bertambah saat lelaki itu berjalan ke sisi lain meja, duduk tepat di hadapannya.
“Dan mereka juga sedang bertengkar, meskipun mereka berdua menyangkalnya. Kau tahu bagaimana Kyuhyun kalau sedang bertengkar dengan Ryeowook!” Sungmin menambahkan sambil mengekor Ny. Jo ke meja. Wanita itu menempatkan senampan penuh omelette menggiurkan di atas meja.
“Kau bertengkar lagi dengan Ryeowook?” Ny. Jo bertanya, meneliti wajah putranya dengan seksama.
“Tidak,” Kyuhyun menyangkal.
“Mereka bahkan berhenti bicara satu sama lain,” Yesung mengadu.
“Ryeowook menghindari asrama kami,” Sungmin menambahi.
“Kyuhyun, kenapa kau tidak mengatakannya padaku atau ayahmu? Kami bicara padamu setiap hari,” Ny. Jo bertanya khawatir.
“Tidak ada yang perlu dikatakan. Aku baik-baik saja. Kami tidak bertengkar,” Kyuhyun berkeras.
“Ryeowook terlalu sibuk bermain dengan gadis kecil untuk mengurus magnae-nya sekarang,” Yesung tersenyum ringan ketika dilihatnya ekspresi Ny. Jo yang membeku saat dia menyebutkan ‘gadis kecil’.
“Dia bukan gadis kecil!” Sungmin membela Ryeowook karena kebiasaannya.
“Kenapa kau membelanya? Kupikir kau sekarang memusuhinya?” Yesung ingin tahu.
“Aku tidak membelanya, tapi kau membuat seolah Ryeowook berhubungan dengan anak umur lima tahun!”
“Bukan Luna!” Kyuhyun akhirnya berseru sebelum keadaan berubah jadi lebih buruk.
“Lalu siapa?” rasa penasaran Yesung meningkat.
“Bukan urusanmu kan? Dan kau tidak berhak mengatakannya,” Eunhyuk menyela cepat.
“Bicaralah untuk dirimu sendiri, aku ingin tahu rahasia yang tidak melibatkan aku di dalamnya,” Sungmin berkata sambil duduk di sebelah Eunhyuk.
Semua mata tertuju pada Kyuhyun. “Dia adalah seorang gadis yang sudah lama dikenalnya, tinggal di lingkungan yang sama dengan neneknya.”
“Cinta lama?” tanya Sungmin, matanya mulai tampak berkabut dengan bayangan romantis yang membuat Kyuhyun ingin muntah.
“Kurasa kau bisa menyebutnya begitu. Tampangnya menarik dan pintar! Ryeowook menyelinap kabur dengannya dan meninggalkanku dengan sepupu bar-barnya yang mengira bisa bernyanyi. Mengerikan. Kalau dokter berkata ada yang salah dengan pendengaranku hari ini, itu semua karena sepupunya itu,” Kyuhyun berbohong dengan sangat meyakinkan.
“Yah, itu melegakan,” Yesung berkata, mengambil spatula dan meladeni dirinya sendiri untuk sepotong besar omelette dari nampan.
“Kupikir juga begitu,” Eunhyuk menyetujui, menatap Kyuhyun tajam.
Kegugupan Kyuhyun meningkat karena Eunhyuk dan dia menggumam, “Mereka tidak berhubungan seks kok.”
Mata Eunhyuk melebar saat menyadari bahwa Kyuhyun bicara padanya. “Itu bagus… Kurasa.”
“Ouch!” Kyuhyun mengerang saat Sungmin memukulnya dengan spatula yang diambil dari atas meja.
“Jangan bicara tentang seks di depan ibumu!” Sungmin berseru padanya, terpancing oleh sikap tidak sopan Kyuhyun.
********************
Kyuhyun berdiri di depan pintu masuk studio tari gedung SM, menanti kedua orang tuanya selesai bicara dengan manajer utama Super Junior. Kyuhyun mengerang malu saat kedua orang tuanya membicarakan batasan aktivitasnya dengan sang manajer. Dia menghabiskan hampir seluruh paginya dilumat oleh dokternya dan sisanya dihabiskan bertengkar dengan ibunya untuk mengakui semua yang terjadi.
Ayahnya bertemu dengannya di awal jam makan siang dan itulah saat stres yang sebenarnya datang. Melihat ayahnya, lelaki yang paling dia hormati di seluruh dunia, menjadi pengingat yang sangat ampuh kenapa dia tidak bisa bersatu dengan Ryeowook. Bayangan wajah ayahnya yang kecewa menjadi pencegah terbaik dari semuanya.
Kyuhyun menoleh, meringis, setelah ibunya memberitahu sang manajer, “Kalau aku perlu mendatangi CEO agar mendapat kepastian larangan-larangan ini ditepati, aku akan melakukannya.”
“Tidak, tidak… kami semua ingin dia kembali seratus persen. Tidak akan ada masalah mengikuti larang-larangan ini.”
“Kau harus mengontrolnya. Dia akan memaksakan diri dan bilang baik-baik saja,” ayah Kyuhyun menasihati sang manajer.
Kyuhyun berjalan menjauh; dia tidak tahan lagi. Dia yakin kedua orang tuanya akan meminta sang manajer menandatangani perjanjian dengan darah sebentar lagi. Dia berjalan ke arah lorong dan melihat Leeteuk, yang tadi meninggalkan studio tari untuk menelepon. Leeteuk melihat Kyuhyun, melambai padanya dan menjauhkan teleponnya.
“Hyung,” Kyuhyun menyapa leadernya.
“Bagaimana keadaanmu?”
“Aku masih belum boleh terbang. Ada daftar hal-hal yang bisa dan tidak bisa kulakukan kalau bicara tentang tarian. Dokterku tidak senang melihat aku kehilangan berat badan lagi. Aku harus terus mengkonsumsi antibiotik dan pil pencegah rasa pusing selama seminggu ke depan. Dia juga memberiku pil tidur, karena dia bilang aku tidak cukup beristirahat. Aku harus kembali ke dokter minggu depan dan dievaluasi lebih jauh,” Kyuhyun menjelaskan pada Leeteuk.
“Kalau begitu tidak ada perjalanan ke Cina?” Leeteuk bertanya dengan sedikit nada khawatir pada suaranya.
“Tidak,” jawab Kyuhyun tampak malu.
“Bagaimana caranya agar kau membaik? Apa saranmu?”
“Aku semakin baik kok—hanya saja tidak secepat yang diinginkan beberapa orang.”
“Apa ada hal lain yang mengganggumu? Sesuatu yang mungkin bisa aku bantu?” Leeteuk bertanya, menatap Kyuhyun teliti, membuat yang ditatap mulai merasa panik.
“Tidak, tidak ada kok! Aku baik-baik saja. Tidak ada yang menggangguku. Beberapa orang mungkin bilang mereka mendengar sesuatu tapi tidak ada yang terjadi. Aku hanya cenderung mengigau saat tidur,” Kyuhyun berseru panik saat bayangan Eunhyuk menceritakan semuanya pada Leeteuk bermain di kepalanya.
Raut cemas yang tiba-tiba nampak di wajah Leeteuk membuat Kyuhyun sadar bahwa kalau lelaki itu sebelumnya tidak tahu apa-apa, sekarang jadi tahu. “Maksudku, aku tidak mengerti kenapa kau terus kehilangan berat badan. Aku tahu Sungmin sudah berusaha semampunya memberimu makan. Kau yakin tidak ada hal lain yang mengganggumu?”
“Tidak ada apa-apa,” Kyuhyun menelan ludah. Mendadak dia berada di zona berbahaya. Leeteuk punya kemampuan mengorek keluar rahasia dari orang lain tanpa disadari oleh yang bersangkutan.
“Apa kau masih bertengkar dengan Ryeowook? Hal itu harus diselesaikan kalau itu menyangkut kesehatanmu. Apa perlu dia kembali ke asramamu?” Leeteuk bertanya dengan mata yang seolah sudah meraba sesuatu.
Pemikiran kembalinya Ryeowook ke asrama bawah membuat wajah Kyuhyun cerah. Semua keputusan lain yang dibuatnya berdasarkan apa yang terbaik bagi Super Junior dan keluarganya langsung lenyap saat membayangkan Ryeowook kembali dekat dengannya. “Itu akan sangat bagus! Aku pikir itu…”
“Tidak perlu,” Ryeowook menjawab dari belakang mereka.
Kyuhyun berbalik dan menemukan Ryeowook berdiri di belakangnya. Ryeowook tampak sangat pucat dan gugup. “Sudah berapa lama kau berdiri di sana?” tanya Kyuhyun malu.
“Aku baru keluar. Aku perlu bicara denganmu sebentar,” Ryeowook berkata menarik Kyuhyun dari Leeteuk, membuat yang ditarik terkejut. Ketika mereka sudah tidak mungkin terdengar lagi oleh Leeteuk, Ryeowook berbisik, “Apa tepatnya yang kau katakan pada ibumu?”
“Tidak ada,” Kyuhyun menjawab.
Ryeowook memucat saat mendengar jawaban Kyuhyun. “’Tidak ada’ seperti ‘tidak ada’ milik kita?”
“Tidak. Aku tidak mengatakan satu kata pun padanya tentang ‘tidak ada’ di antara kita,” Kyuhyun meyakinkannya.
“Kau sungguh-sungguh?”
“Ya. Ayah datang dan aku sadar bahwa aku tidak boleh jadi gay,” Kyuhyun berbisik.
Respon Ryeowook hanyalah dia menaikkan alis kirinya.
“Itu benar. Kau benar. Aku hanya bingung. Aku tidak boleh bingung lagi. Aku tidak boleh melakukan itu pada ayahku.”
“Lalu kenapa kau berniat meminta Leeteuk mengirimku kembali ke asrama bawah?” Ryeowook bertanya, mengamatinya dengan kritis.
“Kebiasaan? Lagipula kau koki yang lebih baik daripada Sungmin, dan dokter ingin aku menambah berat badan.”
“Kuharap kau mengatakan yang sebenarnya karena itu memang seharusnya. Aku tidak punya waktu menanyaimu… karena orang tuamu memanggilku sekarang. Aku harus segera pergi menemui mereka,” Ryeowook menjelaskan.
“Oh, Sungmin menyalahkanmu karena membuatku sakit.”
“Sungmin?” Ryeowook bertanya, merasa sakit hati karena dikhianati.
“Yeah, dan kau harus tahu itu. Ibuku sudah berpikir bahwa kesehatanku berhubungan langsung dengan baik-buruknya hubungan kita,” Kyuhyun memberitahunya dengan senyuman sedih. “Jadi, Sungmin hanya menambahkan apa yang sudah dipercayainya.”
“Bukannya dia salah sih, bukan juga salah Sungmin, kalau begitu,” Ryeowook mengakui. “Ya sudah, aku akan menemui mereka selama kau tidak mengakui apapun pada ibumu.”
“Aku tidak mengatakan apapun.”
“Baiklah, aku pergi sekarang. Kau harus meyakinkan Leeteuk bahwa kau tidak membutuhkanku di asrama bawah,” Ryeowook meminta, melihat ke balik bahunya untuk mengawasi leader mereka yang sedang memperhatikan dengan penasaran.
“Tapi aku memang membutuhkanmu,” Kyuhyun melawan instruksi Ryeowook, mengulurkan tangannya menyentuh bagian dalam pergelangan tangan Ryeowook.
“Kau baru saja bilang kalau kau tidak akan bingung lagi. Pikirkan ayahmu,” Ryeowook berkata padanya, dengan kesal menarik tangannya.
“Aku sudah membutuhkanmu lama sebelum aku bingung. Kau teman terbaikku. Sangat wajar bagi kita untuk hidup bersama. Aku benci tidak bersama denganmu,” Kyuhyun memberitahu dengan keras kepala.
“Aku tidak bisa hidup denganmu. Kau terlalu menuntut!”
“Aku benci saat kau mengatakannya! Aku tidak menuntut,” Kyuhyun memaksa, terpaku pada pria yang lebih pendek di hadapannya.
“Ya, kau menuntut. Kalau tentang aku, semua batasan yang kau punya dengan orang lain langsung terbang keluar jendela. Aku akan mengajak Siwon pindah kalau aku harus kembali ke asrama bawah,” Ryeowook mengancam.
Kyuhyun menggeram kesal pada Ryeowook. “Baik, aku akan mengatakan padanya bahwa itu tidak perlu. Dia mungkin tidak akan percaya padaku.”
“Kau harus meyakinkannya kalau begitu. Kalau kau berjanji tidak akan bingung lagi… aku mungkin bisa mengusahakan untuk dekat denganmu lagi,” Ryeowook memberitahunya, memukul ringan lengannya sekedar untuk menunjukkan pada Leeteuk keakraban mereka karena pria itu masih mengamati.
“Aku janji!” Kyuhyun langsung setuju saat Ryeowook berbalik untuk menemui orang tua Kyuhyun.
-

Pertengkaran Omong KosongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang