"Yang jauh hanya pijakan bukan perasaan. Yang berjarak hanyalah raga bukan rasa"
~Azka Ventura~
🦋🦋🦋
Alea, Vina dan Cindy sedang berjalan bersamping di lorong yg mulai sepi.
"Gue ke kantin ya," ijin Alea.
Mereka berdua melihat ke Alea yg berada di tengah-tengah mereka.
"Ngapain?" Tanya Vina.
"Aus gue, mau beli minum," ujar Alea berbohong, padahal ia ingin mengulur waktu untuk bertemu Marsel.
"Yaudah yukk," ajak Cindy.
"Ehh ga usah, gue sendiri aja," ucap Alea.
"Yakin?" Tanya Vina.
Alea mengangguk mantap sambil tersenyum "yakin," ujarnya.
"Yaudah kalo gitu gue duluan ya," ujar Cindy "yukk Vin," ajak Cindy.
Vina hanya mengangguk, dan mereka berdua mulai berjalan meninggalkan Alea sendirian di lorong yg sudah terbilang sepi.
Alea tersenyum miring sambil membayangkan wajah Marsel yg kesal karena lama menunggu.
Salah siapa waktu itu ia melakukan hal yg sama ke Alea? Malah waktu itu Alea hampir telat. Oh bukan hampir, tapi memang sudah telat, sampai di hukum. Jadi tak salah kan Alea balas dendam?
"Haha rasain lo anak setan! Tungguin aja situ, ampe kaku!" Ujar Alea seorang diri.
Di tempat Vina dan Cindy berada mereka berdua sudah berada di depan mobil.
"Lo yg bawa," ujar Vina sambil melemparkan kunci mobil.
Cindy menangkap kunci tersebut dengan sempurna, lalu mereka berdua pun masuk ke dalam mobil dengan Cindy di bangku pengemudi dan Vina di samping nya, dan mereka melaju meninggalkan sekolah.
Sedangkan Shyla...
"Lepas ga!" Ucap Shyla tegas.
Ya rambut nya masih di pegang terus dengan Tommy, Tommy pun melepaskan pegangannya.
"Sakit bego," ucap Shyla sembari memegangi kepalanya yg terasa sakit.
"Lagian gue ga mau pulang bareng sama lo! Pake narik-narik rambut gue lagi lo, heh kalo rambut gue rontok gimana? Hah?! Lo mau tanggung jawab? Lo mau beliin shampo buat gue biar rambut gue numbuh lagi?" Tanya Shyla panjang lebar "ga kan!" Lanjut nya sinis.
Ohh Shyla padahal rambut lo rontok aja engga, udah ampe kek gitu? Ampun dehh
Tommy pun memperlihatkan telapak tangannya.
"Ga ada rambut lo di tangan gue kan?" Tanya Tommy santai.
Shyla pun mengerucutkan bibirnya menahan kesal dan membuang pandangannya.
Tommy tidak memperdulikan nya, dia naik ke atas motor sport nya dan menghidupkan motor nya yg terdengar berisik.
"Naek," suruh Tommy singkat.
Shyla hanya melirik Tommy lalu membuang pandangannya lagi.
"Ohh yaudah kalo ga mau," ucap Tommy yg bersiap akan pergi.
Apa-apaan ini? Dia yg sudah menarik paksa Shyla agar ikut dengannya, terus setelah Shyla ikut, ia malah ingin meninggalkan nya?
Shyla menghentakkan kakinya dan melihat Tommy dengan kesal, membuat Tommy menahan tawa karena sudah mengerjai anak orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Over aktif
Teen FictionSemua seperti badai yang menerpa gue. Gue nggak tau kalau badai itu akan datang. Gue lihat langit nya sangat terang. Tetapi tiba-tiba saja ia berubah menjadi hitam sangat pekat. Tanpa gue sadari badai itu menyakitkan. Badai itu menyakiti diri gue se...