Page IV

3.3K 491 203
                                    

Votegern menyelinap masuk dimalam hari ketika penduduk desa sedang telelap; memenggal anjing-anjing peliharan sebelum hewan-hewan tersebut menggonggong memperingatkan majikannya, kemudian membantai para warga maupun tentara yang masih berkeliaran terjaga.

Meski berasal dari daerah terpencil, Votegern memiliki persenjataan yang sangat lengkap dan mematikan. Tentara kerajaan tersebut bertambah ribuan berkat kesuksesan Raja Christopher membabat habis kerajaan-kecil dan merekrut pasukannya.

Mendengar suara gaduh dari luar, beberapa penduduk mulai terbangun untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi, kemudian dibuat menjerit ketakutan setelah sadar bahwa desa mereka dipenuhi pemandangan mengerikan.

Ternak di musnahkan,

Ladang beserta hasil panen yang mereka simpan di gudang telah hancur terbakar,

Belum lagi mayat-mayat yang bergelempangan di sepanjang jalan, bersamaan dengan pasukan berkuda asing bersenjata tajam yang berteriak pada mereka semua untuk berlutut di hadapan Yang Mulia.

Raja dan Ratu terbangun saat lonceng darurat dari menara kerajaan dibunyikan. Segera saja, Raja Yang beranjak turun ke aula istana diikuti istrinya, untuk melihat langsung apa yang sedang terjadi.

"Paduka Raja, Kerajaan sedang diserang, kami akan menjalankan misi penyelamatan untuk kalian. Silahkan ikuti kami!"

"J-Jeongin! Anakku! segera bangunkan dia dan selamatkan anakku!" Sang Ratu menjerit histeris. Raja bergerak mencengkram pundak isterinya dengan tangan bergetar, "Kau juga harus ikut, istriku. Aku akan tinggal untuk bertarung."

Ratu Yang menggeleng tidak terima, "Tidak! kau ikut bersama kami!"

"Wonpil, cepat pergi bawa istri dan anakku!"

"Baik, Yang Mulia!"

Sayangnya sebelum mereka sempat melangkahkan kaki, gerbang utama istana tiba-tiba hancur terbuka paksa. Menghantar lusinan pasukan Votegern yang berjalan beriringan dibelakang Raja mereka, berisap menyerang kapanpun mereka di perintahkan.

Sekali lagi Sang Ratu menjerit, wanita itu gemetar menyembunyikan tubuhnya kebelakang punggung sang suami.

"S-suamiku.. anak kita..." bisik Ratu sambil terus menangis. Raja meneguk liurnya dengan kasar, mereka benar-benar terkepung. Jika ia mengambil langkah gegabah, ia takut keluarga beserta seluruh rakyatnya dibinasakan sampai tak tersisa.

"Selamat malam, Yang Mulia Raja dan Ratu Yang," Christopher menyapa sambil mengulas senyum lebar. Sosoknya yang tegap dan gagah berjalan angkuh memijaki lantai istana Dixiene, tanpa memutus pandangan pada Raja Daniel seolah menantang.

"Christopher," Raja Yang balik menatap pemuda itu dengan penuh kebencian, "Aku mendengar banyak tentangmu."

Christopher tergelak kencang, "Benarkan? ah, aku tersanjung sekali. Raja dari kerajaan kecil sepertiku dikenal oleh Raja dari kalangan bangsawan besar sepertimu."

"Apa yang kau inginkan dari kami?"

Pertanyaan itu membuat Christopher menghentikan tawa kepura-puraannya, lalu dengan gerakan selincah angin, ia menarik Ratu Yang dari belakang punggung Raja dan mengarahkan pedang ke leher wanita itu.

The Royal PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang