10

442 70 3
                                    

Tidak semangat sama sekali. Semalaman matanya enggan untuk terpejam nyenyak. Sekalinya dia terpejam, sosok yang selalu membuatnya gelisah muncul dengan tidak berdosanya dalam mimpinya.

Lagi...dia menangis tanpa dia sadari. Entah kenapa air matanya begitu mudah menetes. Tidak ada yang bisa dia jadikan tempat bercerita. Dia hanya memendam dan memendamnya sendiri.

Karena dia tahu, bahwa hubungannya salah. Dan dia tidak terlalu bodoh untuk menceritakan perihal masalahnya pada orang lain. Bisa jadi semua tatapan tajam dan benci akan jatuh pada dirinya. Karena berstatus sebagai simpanan.

Ia lebih memilih berjalan kaki ke rumahnya. Padahal jarak kampus dan rumahnya cukup jauh. Tapi tak apa, dirinya hanya ingin menikmati kesendiriannya. Membayangkan semua hal yang pernah mereka lewati berdua.

Makan berdua, sepiring dan saling menyuapi. Bermain berdua bersama, tak memperhitungkan jarak dan tujuan. Hanya terus melajukan motornya kemanapun, asal pelukan di pinggang Bangchan terus mengerat.

Tidur berdua di kamar sederhana miliknya. Pelukan hangat yang terus merengkuh tubuhnya. Membuatnya terasa begitu nyenyak menyelami alam mimpinya.

Lagi. Air matanya menetes untuk kesekian kalinya, meskipun senyum getir terpaksa terukir di bibirnya. Seiring dengan gerimis yang turun, air matanya menetes semakin deras.

Dia tahu dia salah. Tapi dia belum bisa untuk melepaskannya.

Dia sangat merindukannya. Sangat sangat merindukannya.

Merindukan Chris-nya.

"Hyunjin...."

Hyunjin terpaku menatap sosok yang berdiri di depannya.

"Maaf...membuatmu menangis...."

DI ANTARA -CHANJIN- ☑️Where stories live. Discover now