Perhelatan pernikahan Ben dan Bellinda berlangsung mewah. Kedua orang tua mempelai tampak bahagia mereka ikut menerima ucapan selamat selain kedua mempelai.Dari sudut grand ballroom hotel mewah milik orang tua Bellinda, diantara musik yang mengalun syahdu. Hanny melihat prianya bersanding dengan wanita lain, hatinya berdenyut sakit, berkali-kali ia menahan air matanya yang hendak tumpah.
"Nona baik-baik saja kan?" Bu Listi menggenggam tangan Hanny. Ia melihat genangan air mata di mata indah Hanny.
"Nona punya hubungan spesial dengan tuan? Saya melihat kalian saling mencintai, tapi ini akan sulit jalannya nona, jika kau kuat maka kau akan bertahan," bisik Bu Listi.
"Maaf saya tinggal dulu nona?" Ujar Bu Listi, ia menuju bagian belakang gedung.
"Kau sakit Hanny?"
Hanny kaget saat mendengar suara Pak Ferdi. Dan ia menggeleng.
"Bapak dengan siapa?" Tanya Hanny.
"Sendiri kan aku memang belum punya pasangan setelah bercerai Han," sahut Pak Fredi.
"Oh, maaf," ujar Hanny dan melanjutkan mereka asik ngobrol sambil menikmati makanan.
Dari atas pelaminan megah, Ben menatap marah pada Ferdi yang menatap wanitanya dengan pandangan memuja, jika tak ingat bahwa ini malam pernikahannya yang dihadiri orang-orang terkenal di negara ini, ingin rasanya ia terbang menuju tempat Hanny dan Ferdi.
"Siapa yang kau lihat, mengapa wajahmu terlihat marah?" Tanya Bellinda.
"Bukan urusanmu," sahut Ben.
"Sekarang urusanku karena aku istrimu," sahut Bellinda tak mau kalah.
"Aku tak menganggapmu seperti itu, kita berdiri di sini untuk memperlancar bisnis keluarga kita, jadi nikmati saja topeng pernikahan ini," ujar Ben dan Bellinda menahan marah karena ini baru beberapa jam menjadi istri seorang Benigno yang tampan ternyata sudah menyakiti hatinya.
♥️♥️♥️
Ben dan Bellinda masuk ke dalam kamar pengantin mereka di sebuah hotel bintang lima milik orang tua Bellinda, sebuah suiteroom dengan dekorasi mewah yang saat di buka terlihat keremangan kota yang indah.
Bellinda terlihat mulai melepas bajunya pengantinnya dan Ben mulai tertawa.
Bellinda menoleh, menatap Ben dengan tatapan tersinggung.
"Apa yang kau tertawakan?"
"Tubuhmu, apa yang ada dipikiran laki-laki saat mereka menggumulimu yang tanpa daging?" Tanya Ben.
"Mereka tak berpikir tentang itu, yang mereka tahu aku punya stamina yang baik," sahut Bellinda dan Ben tertawa dengan keras.
"Bisa bermain empat jam denganku?"
Mata Bellinda kembali terbelalak dan ia mendengus marah.
"Kau maniak, tak akan ada wanita yang mampu melayani laki-laki sepertimu," ujar Bellinda.
"Ada, dan aku mencintainya, ia mampu mengimbangiku, dia tak bisa dibandingkan dengan wanita-wanita lain, dia istimewa,"
Ben melangkah menuju pintu dan Bellinda berteriak.
"Beeen kau mau ke mana? Ini malam pertama kita?"
"Aku mau menikmati malam pertamaku dengannya," Ben menghilang di balik pintu.
♥️♥️♥️
Ben membuka perlahan unit yang ditempati oleh Hanny, ia membuka sepatunya. Lalu melangkah menuju kamar Hanny, namun ia tidak menemukan wanitanya di sana, ia mengernyitkan keningnya, lalu menoleh ke arah kamar mandi yang sedikit terbuka, harum lilin aromaterapi membuatnya tersenyum, ia membuka seluruh pakaiannya dan melangkah perlahan menuju kamar mandi, dan menemukan wanitanya yang berendam dengan mata terpejam dan air mata yang mengalir. Ben tercekat namun senyumnya segera mengembang, Hanny pasti telah berpikir ia menikmati malam pertama bersama Bellinda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Through The Fire
RomanceLeanita Hanny tak menyangka jika bos barunya membuatnya masuk perangkap yang sulit ia lepaskan, memberinya pengalaman bercinta yang tak pernah ia bayangkan, kenikmatan yang selalu ia rindukan, karena setiap sentuhan bosnya seolah membuatnya dipuja d...