Hari-hari pun berlalu, Dio pun telah kembali mengejar segala mimpi-mimpi nya.
Tingkatkan-tingkatan gelar pun telah dia lalui sampai kini menjadi Bintara Tinggi, pembantu Letnan Satu Pembantu Letnan Dua.
Kedudukan yang sudah hampir mencapai target yang ingin dicapai Dio yaitu Perwira, Kolonel.
Hanya ponsel sebagai penolong diantara jarak dan rindu.
Dan terus seperti itu. Tapi! Elisa tidak pernah merasa lelah dalam hal menunggu, sedikitpun tidak pernah. Karena dia sangat percaya dan mencintai Dio, dan berharap dialah takdirnya.Tanpa terasa tahun ini pun berlalu dengan pengakhiran tahun yang membahagiakan bersama keluarga kecilnya, Ibu dan adiknya, walau pada malam pergantian akhir tahun ini Elisa tidak merayakannya bersama Dio, tidak seperti tahun-tahun lalu.
Namun tahun ini benar-benar pelangi untuk hidup Elisa, berganti menjadi tahun baru banyak ragam cerita suka duka yang telah terlalui.
Awal tahun baru, tentunya dengan kisah baru, juga berjuta harap semoga lekas berbuah manis.Sudah hampir enam bulan Elisa tidak bertemu dengan Dio, hanya berkabar lewat ponsel itupun hanya satu kali dalam seminggu.
Sekedar menyemangati Dio dalam karirnya dan melepaskan kata rindu. Dan dalam sujud Elisa selalu berdoa agar Dio selalu dalam lindungan sang maha Pencipta, segera tercapai angan dan mimpinya dan bisa hidup bahagia bersama dengannya kelak.Pekerjaannya, pekerjaan Ibunya semua berjalan dengan lancar walau jika dimalam hari rasa lelah selalu membuat resah bahkan insoma.
__
Usaha Square Resto semakin hari semakin pesat berkembang di kota ini Pak Farhan sebagai Manager Umum semakin sibuk. Sehingga Elisa jarang melihat Batang hidungnya.
Tamu tamu baru dari berbagai daerah datang berkunjung dan sepertinya menjadi candu bagi mereka untuk datang berkunjung kembali.Diawal bulan Maret kebingungan dan kebimbangan pun menghampirinya. Apakah dia akan menempuh perjalanan hidup untuk menuntut ilmu ke Perguruan Tinggi, agar mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan penghidupan yang lebih baik dimasa depan, ataukah dia harus melanjutkan pekerjaannya itu yang mengalami kepesatan saat-saat ini? Batinnya berdebat hebat.
Sebagai Manager Umum Pak Farhan menggantikan jabatan Elisa dari Waiteress menjadi Assisten pribadinya, yaitu Assisten Manager atau Assisten Restoran.
Selama kurang lebih satu tahun ini aku bekerja sebagai pelayan Cafe (Waiteress), kini Pak Farhan menaiki jabatan Elisa menjadi Assisten pribadinya itu.
Assisten Manager bertugas untuk membantu Manager Umum yaitu Pak Farhan. Tugasnya tidak banyak mengeluarkan tenaga dan keringat. Dia hanya mengawasi, mengontrol jalannya keadaan Restoran dalam segi dan bidang apapun.
Jabatannya kali ini benar-benar membuatnya semakin betah untuk bekerja di Square Resto ini. Kelelahan jarang ia rasakan bahkan tidak merasa lelah sedikitpun karena pekerjaan ini lebih ringan. Hanya saja mungkin terkadang sedikit mengantuk.
Pendapatannya perbulan cukup memuaskan. Elisa mulai menabung dan membantu usaha butik Ibunya.
Elisa juga telah mengkredit mobil dengan DP 30 juta dan cicilan 1 juta perbulan, harga mobil yang harus dibayar Rp 80 juta.
Dengan kisaran harga tersebut yang cukup dibilang murah, Elisa membeli mobil baru, Honda Brio Satya, Berwana putih.Selama 1 bulan akhirnya Elisa bisa dengan lancar mengemudi mobilnya itu, melalui bantuan teman kerjanya, Nagas.
Rekan kerjanya sebagai Delivery Online makanan dan minuman."Terimakasih banyak Nagas, kau sudah mengajariku mengemudi mobil Sampai sebisa ini," Kata Elisa sambil mengemudi mobil dan Nagas disebelahnya.
"Iya sama-sama Sa," Kata Nagas, sedang memainkan handphone nya sepertinya membalas pesan dari seseorang.
Dengan memiliki mobil, itu sangat memudahkannyan dalam hal apapun Saat berangkat bekerja, dia bisa mengendari mobilnya sendiri tanpa harus menunggu taxi online.
Elisa juga bisa membantu Ibunya mengurus barang-barang belanjaan, dan mengatar pesanan-pesanan online.Lalu? Lagi-lagi batinnya bertanya-tanya bagaimana dengan impiannya untuk melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi.
Jika aku harus melanjutkan ke Perguruan Tinggi, itu artinya aku harus mengeluarkan banyak uang. Sedangkan aku telah mengkredit mobil dan banyak keperluan lainnya.
"Sudahlah Lisa, tidak usah ragu dan bimbang semua keputusan ada pada mu, ibu mendukung semua jalan yang kelak nantinya kau pilih," Kata Ibunya, saat melihat aku melamun di teras depan rumah.
"Tapi Bu, Lisa tidak bisa memilih antara kedua pilihan itu Bu. Namun, Lisa juga tidak bisa menekuni semuanya Bu?" Katanya dengan penuh pertimbangan.
Ibu mengelus kepala, anaknya itu. Dan berkata, "Lisa jika kau ingin melanjutkan ke Perguruan Tinggi, maka Ibu tidak menghalangi, ibu akan mendukung dan bekerja lebih keras lagi agar dapat membantumu. Dan jika kau ingin melanjutkan pekerjaanmu... ibu juga tidak menghalangi. Ibu mendukung semua apa yang kau pilih.," Kata Ibunya memberinya semangat dan dukungan.
Entahlah semuanya masih 1001 kali untuk aku pikirkan lagim
Suport me😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Elisa (Di Balik Tragedi Covid 19)
Romance"Untukmu, yang mengisyaratkan kesetiaan, tapi pada kenyataannya begitu sangat-sangat menyakitkan." Sebuah penghianatan besar-basaran yang harus diterima dari kekasihnya Dio Herunata seorang Tentara AD, meninggalkannya tanpa sepatah kata ketika ia da...