Chapter 26

7.4K 404 67
                                    

"Aku paham, aku paham, karena kau udah bilang capek ... ada banyak hal yang bikin aku setuju kau berhenti."

"Menurut Abang aku sama Kailani cocok?" Tigor memperhatikan Juna, kemudian membayangkan Kailani. Ia membayangkan keduanya bersama, lalu menikah, punya anak, Juna tua duluan dan Kailani bersamanya hingga akhir hayat.

"Lumayanlah, lumayan."

"Tapi aku gak mau GR duluan, dan aku mau nerusin pendidikan sama karier. Malu kalau bersanding sama dia dalam keadaan begini. Nanti lihat sendiri apa emang Kailani pengen sama aku atau enggaknya ...."

Tigor mengangguk setuju. "Tau diri juga kau! Kudoakan kau berhasil!"

Juna tersenyum. "Makasih, Bang!"

"Om! Ini belanjaannya udah semua?"

Juna menoleh ke belakang. "U-udah, Kai!" Ia lalu menghadap ke depan, menatap Tigor dengan agak menyesal. "Bang, saya ke dalam dulu, ya. Omong-omong, saya mau minta maaf soal ... gak bisa ngejaga bareng Abang."

"Kau ini ngomong apa? Kau nemenin aku juga sudah cukup. Lagi, kau sendiri jaga Kailani. Dia anak kesayangan. Tolong jaga dia dan tetaplah bertanggung jawab!"

"Pasti, Bang! Pasti! Sekali lagi makasih, Bang!"

"Iya! Sudah sana masuk! Nanti kau kena jewer lagi!" Juna langsung buru-buru masuk masuk ke dalam. Siapa sangka, nyatanya Kailani hanya dibalut handuk yang menutupi dada hingga setengah paha mulusnya. Juga handuk menggulung rambutnya bak topi.

Putih bersih ....

Juna menenggak saliva, ada yang berdiri tegak tetapi bukan keadilan. Ia lalu menggeleng, membuang pemikiran kotornya. Sementara Kailani, melihat ekspresi Juna yang kelihatan tak nyaman ... tersenyum lebar.

"Om, ambilin pakaianku, dong, di kamarku! Terserah pilih apa aja. Aku tadi mandi di kamar mandi depan, males ke kamar. Jangan lupa celana dalam, bra, celana, baju."

Dengan mendengar itu, buru-buru menuju kamar Kailani dan membuka lemarinya. Ia pikir ia terbebas dari libido berbahaya tadi, namun nyatanya melihat pakaian Kailani ....

Kedua pipinya memerah, rasa celananya semakin menyesakkan. Namun, ia tak bisa membantah. Ia ambil bra, celana dalam ... kemudian celana dan baju Kailani asal, namun tanpa merusak lipatannya. Rasanya berlari dari lantai atas menuju bawah sangatlah berat dan sesak, hingga akhirnya ia sampai di hadapan Kailani yang duduk di sofa.

"I-ini, Kai!"

"Tutup pintunya, dong, Om!" Juna pun menutup pintu. Kailani berani juga dengan pintu terbuka dalam keadaan begitu ....

Apa dia merasa masih anak-anak? Mungkin saja.

Juna baru membalikkan kepala ketika Kailani melepaskan handuk, dan langsung saja ia membuang wajah. Ia memiliki kemampuan menghalau libido, kuatkan! Ini karena Kailani mulai melepaskan handuk yang membalutnya kemudian memakai pakaiannya.

Sungguh? Di depan dirinya? Dan kenapa Kailani tak menegurnya? Sengaja atau ada alasan lain?

Mungkin ... yah, bisa jadi ia dianggap figur ayah, paman, atau siapalah!

Faktanya ... Kailani sengaja.

Kailani tak tahu apa yang merasukinya, ia hanya ingin meniru betapa ganjennya gadis di novel yang ia baca. Namun, berbeda kasus, Kailani lebih lega ketika Juna membuang wajah darinya. Kailani ingin membuat Juna melihat seluruh aktivitasnya saat ini namun ia sendiri tak sanggup.

Akan tetapi, ia suka reaksi pria itu saat ini ....

Selesai memakai seluruh pakaiannya, Kailani melepaskan handuk di kepalanya. "Om, ambilin pengering rambut!"

(BUKAN) SUGAR DADDY [B.U. Series - J]Where stories live. Discover now