Siang itu aku dan teman temanku sedang berbincang-bincang, ngobrol dan tertawa lepas. Seperti tidak ada beban dalam hidup.
Menyenangkan sekali rasanya masih bisa tertawa lepas seperti itu, tapi itu dulu pada saat aku masih bersamanya. Sekarang? Entahlah bagaimana ceritanya, tapi sangat menyedihkan bagiku seorang diri.
🍦🍦🍦
"Hai Ara!" panggil seorang perempuan cantik yang berlari ke arahku sambil melambaikan tangannya.
"Hai" aku menoleh dan balas menyapa.
"Gimana? Mau lanjut kuliah apa langsung kerja?"
Aku berpikir. "Belum tau, Sa, kamu sendiri gimana?"
"Aku si pengennya langsung kawin" jawabnya dan aku refleks memukul lengan Clarissa.
"Aww aduh. Aku bercanda kali" rintihnya dengan tawaan kecil
"Lagian kaya nggak ada pilihan aja"
Clarissa hanya terkekeh tak henti-henti.
Bus yang kami tunggu pun tiba. Aku mengambil tempat duduk di samping kaca bus seperti biasanya. Clarissa duduk di kursi penumpang paling depan.
Tak lama, seseorang naik. "Dek, bisa saya duduk di sini?" tanya Ibu paruh baya.
"Oh iya bu silahkan"
Aku tertawa "itu kan tempat duduk khusus orang tua. Ada yang kosong malah nyari tempat duduk yang lain. Clarissa... Clarissa..." aku geleng-geleng.
"Aku lupa, Ara"
Oh iya Aku lupa kasih tau ya, bahwa bus yang aku tumpangi sekarang ini adalah bus umum bukan bus sekolah, jadi banyak penumpang yang memang bukan anak sekolah juga ikut naik.
"Kasian... Kamu capek yaa" ucapku setelah Clarissa berdiri hampir sampai dekat sekolah.
"Ihhh songong banget yaa kamu, Ra"
"Eh eh iya iya, ampun-ampun ehehehe" aku menghindari cubitan yang akan Clarissa berikan padaku.
"Mau duduk di tempat aku nggak?"
"Nggak!"
"Ih, yaudah kalo nggak mau"
"Giliran udah mau sampe baru nawarin"
"Bairin wlee." aku menjulurkan lidahku, membuat Clarissa semakin kesal.
Kami turun dari bus. Lalu berjalan sedikit untuk menuju sekolah karena halte busnya tidak tepat berhenti di depan sekolah.
"Kira-kira kapan ya, Ra kelas 3 Ujian Nasional?"
"Dua minggu lagi. Emang kamu gak lihat jadwal apa?"
"Nggak. Aku males"
"Ihh kalo gitu mending gak usah dikasih jadwal aja"
"Ga penting juga si."
🍦🍦🍦
Bel dibunyikan oleh guru petugas piket. Pertanda kegiatan belajar mengajar akan dimulai. Aku memasuki kelas dengan tepat waktu.
"Ara"
"Hm"
"Kamu duduk sama aku ya, soalnya Keysha nggak masuk"
"Nggak ah kamu bau Sa"
Clarissa mengendus-ngendus badannya dengan mengangkat sedikit tangannya. "Enggak tuh, aku nggak bau"
"Yaudah, aku duduk sama kamu" aku langsung mengambil langkah menuju meja Clarissa.
"Yehh.... Emang kamu yang mau kan, duduk sama aku?"
"Ihh yaudah aku duduk di belakang nih!"
"Eh jangan-jangan" Clarissa menahan ku, "duduk sama aku aja yaa, please..."
"Oke."
Guru sudah datang mengisi pelajaran di kelas. Aku sedari tadi menggoyangkan kedua kaki ku hingga mengganggu Clarissa. Mungkin.
"Apa sih, Ra, gak bisa diem banget?!"
"Aku kebelet. Toilet yuk"
"Ihh lagi dijelasin, nggak sopan kalo ijin" Clarissa masih sibuk mendengarkan penjelasan guru, sesekali mencatat materi yang mengingatnya.
"Aduh,, udah makin diujung nih" aku merapatkan kedua kakiku agar bisa menahan rasa yang tidak mengenakkan ini sembari bergerak gusar.
"Iya tunggu dikiiiit lagi"
"Tau ah aku gak tahan!" Aku berlari menghampiri guru yang sedang menjelaskan, meminta ijin untuk ke toilet. Aku terus berlari kencang dan ketika sudah dekat dengan toilet aku menabrak seseorang.
Buhkk...
"Eh Ra, kamu mau kemana buru-buru gitu?"
Aku menjawab pertanyaan tersebut sambil terus berlari. "Toileeet"
Setelahnya, aku mengikuti pelajaran dengan tenang sampai bel pulang sekolah dibunyikan.
"Ara, aku pulang bareng kamu ya?"
"Bareng lah, kan kita naik angkutan umum"
"Kan takutnya kamu pulang bareng siapaaa gitu"
"Ya nggak lah"
"Udah yuk pulang"
"Ayo!"
"EHH TUNGGU TUNGGU" suara itu adalah milik Audrey. Teman Aku yang baweeel banget.
"Apa si, Drey berisik banget" Clarissa yang menjawab.
"Bareng dong" Cengiran lebar terukir di wajah manisnya
"Ayo... Tumben, kamu nggak dijemput?" Aku bertanya pada Audrey.
"Nggak, soalnya aku mau mandiri aja gitu"
Aku dan Clarissa langsung memutar bola mata malas dan bergegas pergi meninggalkan Audrey.
"Ih tunggu aku."
🍦🍦🍦
Kehidupanku bisa dikatakan sangat menyenangkan. Memiliki teman yang membuat hidupku lebih berwarna dan keluarga kecil yang selalu memberikan perhatiannya untukku.
Tapi suatu saat...
Semuanya berubah. Secara cepat, hingga Aku tak sadar, setiap ada pertemuan pasti akan ada yang namanya perpisahan.Percaya atau tidak. Semua akan terjadi, entahlah kapan waktu tepatnya. Semua hanya Tuhan yang mengetahuinya. Dan hanya ia yang bisa menciptakan sebuah keajaiban besar.
Aku berharap semoga keajaiban besar itu terjadi padaku. Tak apa bila tak sekarang, mungkin suatu saat nanti.
.
.
.
.Thanks yang sudah baca ceritanya
Semoga suka👇Tekan yaa