02. Sial atau Beruntung?!

513 68 4
                                    

Sehun, Key serta Junmyeon sedang mengatur perlengkapan untuk festival sekolah. Key yang merupakan ketua panitia, sedang memberi arahan serta membagikan tugas yang akan menjadi tanggung jawab Sehun dan Junmyeon yang merupakan wakilnya.

“Bagaimana dengan pembawa acara?” Key bertanya pada keduanya setelah mengecek berbagai kelengkapan. Junmyeon menoleh dan terlihat berpikir.

“Kurasa Minho dan Baekhyun cocok.” ucap Junmyeon kemudian.

“Bagaimana dengan pembawa acara perempuannya ?”

“Bagaimana dengan Sunny sunbae?” tanya Sehun kemudian. Key terlihat berpikir sejenak kemudian mengangguk setuju.

“Baiklah. Kupikir Sunny cocok. Berarti untuk masalah pembawa acara sudah tuntas.”

“Apa kau sudah mengatur susunan acaranya?” Junmyeon meletakkan kardus berisi pita diatas meja kemudian mengambil posisi duduk dan mengecek daftar tugasnya.

“Ya. Aku sudah menyerahkannya pada panitia acara.” jawab Key cepat sembari membenarkan letak kacamatanya.

“Hyeong, aku sudah selesai. Boleh aku kembali? Aku ada latihan setelah ini.”

“Oh, iya. Pergilah, Sehun. Lagipula ini juga sudah jam pulang. Terima kasih atas kerja kalian.” Key menepuk pundak Sehun kemudian keluar bersamaan dengan kedua wakilnya.

.
.
.
.
.

Sehun berjalan seorang diri di koridor sekolah menuju kelasnya yang berada di lantai 3. Langkah Sehun terhenti begitu melihat sosok yang ia kenal tengah berdiri bersama sahabatnya dikursi penonton. Sehun mengamati mereka berdua hingga ia mendapati gadis itu kemudian berlari ke pohon besar yang berada beberapa meter dari tempatnya berdiri tadi.

Sehun terus mengamati gadis itu hingga dia pergi dari tempat itu bersama seorang… Lelaki. Seorang lelaki aneh yang belum pernah Sehun lihat padahal jika di amati baik-baik lelaki itu mengenankan seragam yang sama seperti dirinya.

“Yak! Oh Sehun!!” Sehun merasakan bahunya ditepuk cukup keras bersamaan dengan lengkingan suara yang begitu memekakan telinga dan sialnya dia tahu siapa pemilik suara yang mengganggunya itu, Chen.

“Kau kemana saja? Kau tahu kami sedang butuh orang!”

Tak memberikan jawaban, Sehun justru berfokus pada sosok lelaki yang sedang berjalan beberapa meter darinya.

“Hyeong, apa kau mengenal dia?”

“Siapa?”

“Itu- sudahlah mereka sudah menghilang.”

“Baiklah. Ayo!” Chen menggedikkan bahunya kemudian menyeret Sehun menuju ruang ganti.

.
.
.
.
.

“Wah kau dapat kue lagi!” Chen berteriak melengking begitu melihat Sehun kembali mengeluarkan kotak kue dari lokernya untuk yang kesekian kalinya.

‘Ice cream cake.’ Sehun kembali meletakkan kotak itu ke dalam loker.

“Kau tidak bosan? Setiap hari kau memakannya bukan?” Sehun mengemaskan seragamnya dan memasukkannya kedalam tas.

“Tidak juga.”

“Kau tahu. Kue ini mengingatkanku pada seseorang.”

“Maksudmu, hyeong?”

“Ah aku lupa. Ayo cepat kita berlatih atau mereka akan menghukum kita!”

Crazy Little Thing Called LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang