BAB 49

1.9K 129 6
                                    

Keesokan harinya, Taeyong. Pemimpin kekuasaan vampire sudah sangat siap untuk melakukan penyerangan terhadap musuh. Para prajurit sudah mengambil alih sesuai tugasnya masing-masing. Ke tiga belas vampire sudah berdiri di hadapan sang musuh. Kilatan mata mereka sangat terlihat bersinar.

Ketiga belas vampire itu menatap bangsa krystal dengan tatapan membunuh lalu mereka tersenyum kecut. Tatapan S.coups masih tertuju kepada Jhonny, ya di adalah pemimpin Kedua bangsa krystal.

"Kau yang mengibarkan bendera perang, jangan harap kau dapat memenangkan-nya. Cih kau akan kalah dalam waktu cepat". Ujar s.coups melirik salah satu bangsa krystal dengan tajam. Namun ucapan itu membuat bangsa krystal menjadi sangat sombong, mereka tertawa lalu melirik s.coups dengan sinis

"Kau dapat memenangkan perang ini? Ingat, Kau hanya mengorbankan seseorang yang jelas jelas sangat dicintai oleh saudaramu sendiri untuk menaklukkan bangsaku?".  Ujar Jaehyun seraya tertawa kecil. Ia melirik Jun lalu menatapnya dengan devil.

"Bahkan aku sama sekali tidak merasa di rugikan disini jae, mengapa kau selalu mempersulit keadaan hei?". Ujar Yerin dari arah belakang, Yerin berjalan mendekati ketiga belas vampire itu lalu berdiri di antaranya. Jaehyun menatap kesal Yerin ketika lontarannya mendapatkan cibiran halus. Hal itu tentu saja membuat Jun tersenyum senang, ia dapat melihat raut Iblis yang terdapat di wajah istrinya

Tak butuh waktu lama, sang pemimpin bangsa krystal melakukan penyerangan. Hal itu membuat Jun tertawa samar karena penyerangan yang mendadak. Dengan sigap bangsa Victoria membalas penyerangan itu, mereka menyerang dengan menggunakan alat tajam yang terbuat dari perak. Banyak prajurit yang sudah mengeluarkan panah ke arah bangsa krystal, dan disini bangsa werewolf ikut membela kerajaan Victoria.

Butuh waktu banyak dalam perang ini. Banyak dari mereka sudah mati dan menjadi abu. Namun itu sama sekali tidak membuat nyali ketiga belas vampire ini takut, bahkan mereka saling menyerang dengan kuat. Jun dan yang lain selalu melindungi Yerin dimana pun ia berada, bahkan mereka siap merelakan hidupnya hanya untuk melindungi perempuan berdarah murni tersebut.

"Kemenangan kami nanti adalah tanda bagaimana kuatnya bangsa Victoria terhadap seluruh bangsa vampire yang ada di dunia. Setelah kematian-mu aku akan mengambil alih kerajaan krystal dan membuat kerajaan yang penuh dengan kedamaian". Ujar Taeyong di depan pemimpin bangsa krystal itu sendiri. Taeil tertawa setelah mendengar ucapan Taeyong. Lalu berjalan menghampirinya  mereka sekarang saling berhadapan. Taeil tersenyum kecut. Lalu menatap devil arah Taeyong.

"Kau sama seperti dulu, selalu percaya diri dengan kemampuan-mu itu haha". Balas taeil seraya tertawa dengan kasar. Lalu ia kembali menatap Taeyong dengan sinis

Tak banyak omong, Taeyong melesat kemudian menghajar taeil dengan membabi buta. Namun kekuatan mereka sama sama kuat. Mereka saling membalas

Yerin berada di belakang pasukan bersama Jun, Mingyu, dan Wonwoo. Mereka menyerang pertahanan belakang lawan, pasukan bangsa krystal sedikit goyah ketika melihat banyak prajurit yang sudah mati tanpa meninggalkan jejak sekali pun.

Hari pun berganti dengan malam. Langit yang mulai gelap itu menyudahi semua perang, salah satu perjanjian perang adalah menghentikan semua aktivitas ketika hari sudah mulai gelap gulita. Bangsa Victoria kembali ke tempat yang sudah di buat untuk pertempuran, mereka akan tinggal disana sampai perang itu selesai dilaksanakan.

Jun melihat Yerin sedang menatap indahnya bulan purnama dimalam itu. Dengan cepat Jun melesat kemudian mendekati istrinya, ia duduk di sebelah Yerin. Yerin menoleh kemudian tersenyum ketika melihat Jun sudah ada di sampingnya. Lagi lagi Jun terbuai oleh kecantikan wajah Yerin saat malam ini, wajah putih yang bersinar terang bahkan bola mata merahnya sangat menyala.

Kamu akan menyukai ini

          

****

Matahari sudah mulai menampakkan dirinya. Sinar sinar yang sudah membuat semua bangsa yang ikut terlibat sudah berada di barisan masing-masing. Yerin masih tetap berada di tengah barisan.

"Hari kedua ini akan ku pastikan bahwa bangsamu akan kalah dengan bangsa kami". Ujar Mingyu disertai dengan kilatan merah yang sangat menyala. Bangsa krystal hanya tertawa samar mendengar ucapannya, lalu tanpa basa basi jisung berjalan menghadap Mingyu seraya menatapnya dengan sinis.

"Kau sama seperti ayahmu, sama sama memiliki kesombongan yang tak ada batasnya. Ingat kesombongan itu akan menghancurkan bangsa mu sendiri". Ujar jisung seraya menatap mata Mingyu dengan lekat seraya tersenyum devil.

Mereka sama sama menyerang untuk mempertahankan bangsanya masing-masing. Banyak dari mereka mulai menghabisi dan mencabik-cabik sebagaian prajurit yang berada di dalam arena.

Yerin berada tepat  dihadapan raja bangsa krystal. Yerin tersenyum manis namun sedetik kemudian menatapnya dengan sinis. Yerin membawa sebilah pisau perak yang sangat tajam lalu berdiri tepat di hadapan sang raja. Raja itu sama sekali tidak mengetahui apa yang sudah di rencanakan oleh Yerin dan apa yang sudah dibawa olehnya.  Tipu muslihat yang di buat Yerin sangat membantu bangsa Victoria, dengan cepat Yerin melesat seraya melepaskan pisau itu tepat mengenai dada sang raja. Raja itupun tersenyum puas lalu menatapnya dengan senang. Pisau yang tadi menancap sama sekali tidak memberi respon apapun di dalam tubuhnya. Yerin terkejut seraya menatap taeil dengan bingung.

"Aku tidak dapat mati hanya dengan sebilah pisau perak darimu perempuan cantik". Ujar taeil seraya tersenyum sinis. Matanya tetap menatap Yerin dengan tatapan yang sulit sekali untuk diartikan

Peran yerin sangat banyak dalam perang ini. Ia telah menewaskan banyak prajurit hanya dengan tatapan matanya, benar benar perempuan berdarah murni. Bahkan ia telah menewaskan para petinggi dari kerajaan krystal.

Yerin memutar otaknya, berfikir sejenak untuk menaklukkan raja itu. Ia mendapatkan sebuah penglihatan, ia mengetahui kelemahan yang di miliki oleh raja kerajaan krystal. Yerin melesat meninggalkannya, lalu berhenti tepat di sebuah tempat yang tidak terjangkau oleh siapapun. Ia meletakan sebuah pisau di atas batu lalu membacakan sebuah mantra yang pernah diberikan oleh Yoona, ibu mertuanya sendiri. Yerin tersenyum puas lalu melesat kembali untuk menemui sang raja..

Yerin menoleh ke arah Jun, lalu memberikan sebuah pisau perak yang sudah diberi mantra. Pisau itu berwarna emas di ujung pangkalnya, Jun tersenyum ketika melihat pisau.

" Aku akan mengurus yang lain, aku percaya pada mu sayang". Ujar Yerin seraya mengecup bibir Jun sesaat sebelum ia melesat pergi meninggalkan Jun bersama semua saudaranya yang lain.

Salah satu dari bangsa krystal, Seulgi. Membawa Yerin ke arah yang berlawanan. Tatapan seulgi benar-benar marah. Ada rasa kekecewaan yang sangat mendalam ketika melihat Yerin. Seulgi tertawa samar seraya memegang sebuah pisau yang terbuat dari perak.

"Sepertinya hidupmu akan sampai disini Yerin. Bahkan kau sudah mengambil dirinya dari hidupku. Kau telah membuat seseorang yang aku sayangi berpaling bahkan tidak ingin melihat keberadaanku. Kau membuat semua yang ada di hidupku hancur.". Ujar seulgi seraya tersenyum kecut. Senyuman itu sangat membuat Yerin bingung, membuat seseorang berpaling darinya? Apa maksud dari semuanya? Bahkan ia saja tidak mengetahui apa yang sudah terjadi di masa lampau

"Apa maksud-mu. Aku sama sekali tidak mengerti". Balas Yerin seraya menepis serangan kecil dari seulgi. Selugi tertawa hambar lalu menatapnya dengan kebencian. Seulgi terus berjalan mendekati Yerin, tatapan itu masih terus menatap Yerin dengan lekat.

"Kau telah mengambil Jun dari ku. Kau telah membuat aku kehilangan arah untuk beberapa ribu tahun yang lalu, kau perempuan yang selalu di cintai oleh Jun. Kau yang selalu mendapat perhatian lebih darinya  sedangkan aku? Miris sekali nasib ku, hanya untuk dicintai oleh Jun aku rela mengorbankan seluruh keluarga-ku hanya untuk dibunuh oleh mereka." Ujar Seulgi dengan rasa kekecewaan Yang sangat mendalam. Lagi lagi, Selugi menatap Yerin dengan tatapan membunuh.  Selugi masih setia memegangi benda tajam yang ada di tangannya.

Jun dan yang lainnya mencari keberadaan Yerin setelah berhasil membunuh pemimpin utama kerajaan krystal. Terlalu sulit untuk dapat membunuhnya namun dengan kekuatan mereka semua akhirnya mereka semua berhasil. Namun dari beberapa banyak bangsa krystal sebagian dari mereka ada yang melarikan diri untuk menyelamatkan dirinya sendiri, hal itu tidak Masalah bagi bangsa Victoria.

"Apa yang kau lakukan gadis bodoh, lepaskan dia".ujar Jun yang melihat Yerin sudah berada di tangan Selugi. Selugi menoleh ketika mendengar suara cinta pertamanya. Ia tersenyum kecut seraya menatapnya dengan kasar.

"Aku melepaskan perempuan ini? Jika aku bodoh mengapa perempuan ini sangat mudah untuk di dapatkan? Jun Jun kau memang laki laki yang selalu membuatku jatuh cinta di setiap saatnya ".ujar seulgi dengan menatap Yerin yang sudah berada di dekapannya.  Jun tidak berani bertindak karena jika ia melakukan serangan, benda tajam yang berada ditangan seulgi akan mudah untuk menancap tepat di jantung Yerin.

"Aku mohon lepaskan dia, kau boleh bebas. Namun kau harus melepaskannya tanpa lecet sedikit pun". Ujar Jun seraya menatap sinis ke arah seulgi. Lagi lagi seulgi tertawa kecil, ia kembali menatap Jun dengan tatapan yang sangat sulit untuk diartikan.

"Kau akan mati jika sampai melukai gadisku dengan tangan kotormu itu selugi". Teriak Jun seraya menatapnya dengan tatapan ibils. Amarah Jun sudah berada dipuncaknya sekarang.

"Jika aku mati, dia akan ikut mati bersamaku". Ujar selugi seraya menatap pisau perak yang berada di tangan kanannya.

"AKHHHH". Teriak Yerin dan seulgi bersamaan. Satu anak panah tepat mengenai dada milik seulgi namun bersamaan dengan itu pisau itu telah menancap di dada Yerin juga. Jun kaget setengah mati setelah melihat semua peristiwa yang berada di hadapannya. Yerin dan seulgi sudah tergeletak tak berdaya di tanah, banyak darah yang sudah mengalir dari dadanya.

Air mata Jun mulai menetes. Jantungnya terasa sangat sakit ketika melihat perempuan yang sangat dicintainya itu terbaring sangat kaku di tanah. Jun dengan cepat melesat untuk merangkul tubuh Yerin. Meletakan kepalanya tepat di paha Jun saat ini. Saudaranya yang lain pun ikut merasakan kesedihan yang sangat mendalam. Sebagian dari mereka sudah meneteskan air matanya.

"Bangun, jangan pernah meninggalkan aku disini sendirian". Ujar Jun seraya mencium pergelangan tangan Yerin berkali kali. Yerin masih merasakan tetasan air mata yang jatuh mengenai wajahnya. Yerin tersenyum lalu mengulurkan tangannya untuk membelai pelan pipi suaminya itu

"Jangan menangis, kau terlihat sangat jelek jika seperti itu. Aku akan selalu mencintaimu sampai kapan pun itu. Terima kasih karena telah ada bersama ku untuk beberapa waktu yang lalu. Aku ingin melihatmu selalu tersenyum dengan kebanggaan, melihatmu bahagia bersama dengan yang lainnya. Aku akan menunggumu disana ditempat yang memang seharusnya aku ada disana. Aku ingin kamu menjaga Aurora untuk ku, jangan sampai dia mengetahui apa pun tentang takdirnya. Aku sangat mencintaimu". Ujar Yerin seraya tersenyum bahagia. Jun lagi lagi mencium pergelangan tangan istrinya, ia menghapus air mata yang sudah mengalir di pipi indahnya.

Yerin menatap Altha yang sedang berada di pelukan mingyu. Gadis itu sedang menangis sekarang, namun Yerin tetap memberikannya sebuah senyuman. Yerin menyuruh Altha untuk datang menemuinya, Altha berjalan mendekati Yerin lalu berjongkok untuk menyetarakan tubuhnya. Altha menggenggam tangan Yerin dengan sangat erat, air mata itu turun lagi mengenai tangan Yerin yang terlihat sangat biru.

"Tol-long jag-akan a u rora untuk ku". Ujar Yerin yang terbata bata. Matanya masih saja mengeluarkan buliran buliran bening. Altha mengangguk perlahan lalu melepaskan pegangan itu. Ia menatap Jun yang tatapannya sangat kosong, air mata di pipi laki laki itu tidak berhenti mengalir.

"Aku mencintaimu Jun, aku akan menunggumu disana". Ujar Yerin seraya menghembuskan nafasnya. Mata indahnya terpenjam untuk selama lamanya. Jun menatap nya dengan perasaan sedih yang sangat mendalam. Ia memeluk raga yang tak hidup itu dengan erat. Bahkan Jun sama sekali tidak mengetahui bahwa Yerin sedang hamil saat itu. Dunia yang dimiliki Jun telah hancur ketika melihat Yerin sudah tak bernyawa. Saudaranya pun ikut menangis melihat kesedihan dalam diri Jun.

S.coups menghampiri Jun lalu menepuk pundaknya dengan perlahan. Ia sama sama merasakan kesedihan yang begitu parah. Namun disisi lain s.coups memperlihatkan senyuman indahnya.

"Berdoalah agar dia benar bener tidak pergi".






















Akhirnya aku udah namatin cerita ini.  Ini part terakhir hehe.  Love you yang udah baca

13 vampire prince✔ SVT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang