화나

841 81 2
                                    

"YAK!"
"Joo, sayang, jangan teriak-teriak seperti itu, ya?"
"Bagaimana aku tidak teriak? kalian berbicara seperti aku tidak ada di sini, dan KAU, kau mau memberikan aku padanya tanpa persetujuan dariku, kau pikir aku barang? KELUAR KALIAN!"

Kedua pria itu terpaksa keluar dari apartemen Joohyun dan masuk ke apartemen masing-masing. Tapi baru saja melangkah masuk ke apartemennya, Taehyung tidak tahan dan keluar kembali untuk mendengar tangis pilu dari balik pintu itu.

"Joo, maaf" itu Taehyung berkata dari luar pintu tanpa membukanya.
"Sejelek apapun dirimu, yang berhak menentukan dengan siapa aku harus tinggal hanya diriku sendiri, walaupun kau suamiku, kau tidak bisa memberikanku pada orang lain begitu saja, bahkan baru tadi pagi perjanjian itu tertera, tapi kau sudah kembali membuatku bersedih" itu kata Joohyun dari balik pintu.

Iya, sekarang Taehyung rasanya ingin sekali memeluk istirnya itu, mendekapnya lamat dan menyatakan ribuan maaf atas perkataan bodohnya.

"Maaf" hanya kata itu yang bisa ia katakan pada istrinya.

Tidak lagi ada jawabnya lalu akhirnya Taehyung berani masuk ke dalam apartemen Joohyun karena ia tahu kebiasaan wanitanya setelah lelah menangis.

"Benarkan, kau tertidur" Joohyun tertidur dengan menyenderkan diri ke dinding apartemennya.

Taehyung menggendong istrinya dan meletakkannya dengan pelan di kasur lalu menyelimutinya.

"Sudah ku bilang jangan tidur di lantai lagi, baru tadi pagi ku bilang, sekarang kau sudah melakukannya lagi" Taehyung mengelus puncak kepala Joohyun pelan.
"Maaf ya, aku janji tidak akan bertindak konyol atau gegabah lagi, kau tahu, aku juga sangat berat mengatakan seperti tadi, tentu saja kau juga tahu itu, aku tidak ingin kehilangan kalian, kehilangan kalian adalah opsi terakhir dalam hidupku, tapi mana bisa aku seegois itu menahan kau dan anak kita untuk hidup bergantung pada aku yang mungkin saja menyakiti kalian" iya, air mata mulai menuruni wajah tampan Taehyung tanpa permisi.

Akhirnya Taehyung turut tertidur bersimpuh di lantai, berpengang pada tangan Joohyun dan menaruh kepalanya di kasur.

.

Hari sudah sore dan Joohyun terbangun dari tidurnya. Ia melihat tangannya di genggam oleh lelaki yang bersimpuh padanya itu. Dibilang marah, masih. Tapi dibilang tidak perduli? Mana mungkin. Ia ingat betul dirinya tertidur di lantai dekat pintu masuk, dan sekarang tengah terbaring nyaman di kasur, tidak mungkin juga ia pindah sendiri, karena ia tidak pernah berjalan sambil tidur sebelumnya.

"Bohong jika aku tidak mencintaimu, tapi apa boleh sekarang aku meragu akan cintamu?" itu kata cinta Joohyun yang pertama, dan ia akhirnya memilih berdiri, menyelimuti lelakinya.

Ia keluar dari kamar dan menuju dapur untuk membuat susu, ya tentu ia dan bayinya kembali merasa lapar.

"Sebentar ya eomma buat susu dulu" lalu ia memasak air panas untuk menyeduh susunya.

Tidak butuh waktu lama, air itu sudah hangat dan Joohyun menuangnya ke gelas yang sudah ia isi bubuk susu beberapa saat lalu, dan mengaduknya. Saat ia akan menenggak susu dari gelas itu, lingkaran perutnya menghangat.

"Sedang apa?" iya, itu lelakinya, melingkarkan pelukan dari belakang, dan meletakkan kepalanya di bahu Joohyun.
"Minum susu" Joohyun melanjutkan kegiatannya meminum susu, iya dia sengaja menjawab dengan singkat karena masih dalam mode marahnya.
"Kenapa tidak bangunkan aku? Aku bisa membuatkannya untuk mu"
"Untuk apa?" Joohyun berlalu dengan susu nya menuju meja makan.
"Joo, jangan marah"
"Memangnya masih penting ya pendapatku?" itu Joohyun dengan perlawanannya.
"Joo, aku salah"
"Tae, yang perlu kau tahu, aku tidak perlu kambing hitam di sini, aku tidak mau tahu aku yang salah atau kau yang benar, yang aku tahu kau suami ku, iya kau memang berhak menentukan segala sesuatunya atas aku, tapi apa aku ini tidak pernah kau anggap ada di matamu?"
"Joo"
"Tae, apa kau pernah menanyakan pendapatku? Perasaanku? Kemauanku? Kesediaanku? Aku berhak menentukan kalau aku ingin tetap tinggal denganmu, menjadi istrimu, menjadi ibu dari anak-anak kita, bukan milik orang lain, boleh seperti itu Tae? Please"

.

Selasa, 4 Februari 2020

My Lovely Hubb [Completed]Where stories live. Discover now