Selia Maharani

3 2 0
                                    


"Sel, bangun sayang udah pagi. Kamu gk berangkat sekolah hm?" Ranti -mama Selia- membangunkan anak gadis nya yang masih bergelut dengan selimutnya.

"Em, iya ma aku bangun." ucap Selia sambil menyibakkan selimut dan mengganti posisi menjadi terduduk.

"Loh Sel, mata kamu kenapa? Kok bisa bengkak gitu sih? Kamu habis nangis lagi?" sang ibu langsung memberikan banyak pertanyaan pada anak nya.

Namun Selia tidak menjawab satupun pertanyaan mama nya tersebut. Ranti yang paham dengan kondisi anaknya pun hanya menghembuskan nafas pelan dan membiarkan anaknya untuk bersiap berangkat ke sekolah.

"Baiklah mama paham, mending sekarang kamu mandi terus siap-siap buat berangkat ya. Nanti langsung turun aja ke bawah kita sarapan bareng sama papa dan abang kamu" ujarnya lalu meninggalkan kamar anak gadis nya itu.

Setelah mama nya keluar Selia segera bergegas mandi dan bersiap-siap. Lalu ia turun ke ruang makan untuk sarapan bersama keluarga nya.

"Pagi ma, pa, bang" ucapnya saat tiba diruang makan dan langsung duduk disamping abang nya.

"Pagi juga sayang" balas papanya dengan ramah.

Lalu mereka pun menikmati sarapannya dengan tenang. Setelah selesai Selia dan Daniel sang kakak, langsung pamit untuk berangkat ke sekolah. Daniel dan Selia memang hanya berbeda 1 tahun saja, wajar saja kalau mereka kadang lebih terlihat seperti sepasang kekasih dibanding kakak-beradik.

----

Keadaan pagi ini ramai dengan motor dan mobil yang saling bersautan di jalan.

"Sel, lu gak kenapa-napa kan?" Daniel sedikit menaikkan suara nya agar Selia dapat mendengar pertanyaannya.

"Gue gk kenapa-napa kok bang. Kenapa emang bang?" Selia menjawab dan bertanya lagi pada Daniel

"Sampai kapan lu bakal kayak gini Sel, seenggak nya biarin mereka jera sama perbuatan yang udah mereka lakuin Sel." ucap Daniel yang sudah muak dengan kelakuan teman adik nya selama ini.

"Biarin aja bang. Gue lagi males bahas mereka bang. Rasanya cuma nambah beban pikiran gue aja." Selia menjawab dengan perasaan yang sedikit sedih.

Ya memang selama ini Selia selalu saja menjadi korban bully secara relasional (hubungan pertemanan). Dimana banyak teman-teman nya yang secara terang-terangan menunjukkan rasa ketidaksukaannya secara langsung kepada Selia dengan lirikan sinis, mengucilkan, menghindari, bahkan terkadang mereka langsung mengatakan kepadanya. Sehingga membuat Selia merasa tertekan. Tak jarang Selia menangis ketika dia sedang merasa dirinya yang selalu terabaikan oleh orang-orang, tak heran jika matanya sering bengkak dan merah.

"Lu bilang biarin. Tapi gue gk sanggup liat lu hampir nangis tiap hari Sel. Izinin gue buat bela lu didepan mereka, biar mereka jera sama kelakuan mereka selama ini Sel." Daniel merasa muak bercampur sedih mendengar jawaban adiknya yang seolah dia sudah biasa merasakannya.

Tak lama mereka berdua sampai disekolah. Langsung saja Selia turun dari motor abang nya lalu pamit dan berjalan menuju kelas nya.











Tbc

Sekian buat part 1 nya mudah mudahan kalian suka ya....

Mohon maaf untuk typo yang bertebaran ya hehe:v

Jangan lupa vote dan comment ya gaisssss😚😚

MachigaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang