Insiden

12.9K 558 21
                                    

Hola...

Berkali-kali bikin cerita, hanya sedikit pembacanya...

Di cerita ini aku berharap semoga banyak yang baca dan disukai...

Tolong aku untuk bisa semangat nulis, dengan banyak dukungan vote dari kalian ya...

Sedih banget tau, saat gak ada yang baca cerita aku, hanya dikit banget... Jadi plis tinggalin jejak kalian dengan mengklik simbol bintang di pojok kiri bawah..

Love u...

Follow ig : annisaazhr02
Bagi yang mau berteman 😍

Happy reading...

Bus itu berhenti tepat di depan rumah makan sederhana, di pinggir jalan yang cukup banyak pelanggan nya. Semua orang turun dari bus dengan ekspresi kesal, bagaimana tidak, mereka belum sampai di tujuan tapi sudah diturunkan.

" Maaf karna sudah membuat kalian kecewa, sekali lagi maaf kan saya" supir itu berbicara dengan raut bersalah, salah karna tidak mengecek kondisi ban nya saat belum berangkat.

"Gak apa-apa pak, ini mungkin udah takdir" gadis cantik dengan rambut dikepang satu itu tersenyum lembut, meski tujuannya masih jauh.

" Saya akan jalan aja Pak, kira-kira berapa lama lagi ya untuk ke kota"

"Mm, sekitar 150 KM lagi, masih jauh Nak"

"Gak papa kok Pak"

                                 ***

"Nyonya Besar, kayak nya ada yang sengaja ngikutin kita" Supir pribadi keluarga itu melirik spion dengan raut cemas, Seorang wanita tua mengalihkan pandangan nya dari buku yang dia baca.

"Mungkin satu arah"

"Udah dari tadi Nyonya, takut nya ada yang niat jahat" Wanita itu menghembuskan nafasnya pelan, kemudian melihat mobil  hitam dibelakang.

Baru saja, sedetik kemudian terdengar letusan ban mobil, dan membuat mobil  itu goyang tak terkendali.

"Tepikan mobilnya Son!" Supir itu menepikan mobil sesuai perintah.

Brak! 

Dor! 

"Keluar! Keluar!" Tepat disamping Sony - Supir pribadi keluarga, seorang lelaki berperawakan kekar dengan pakaian preman, menggedor kaca dengan tidak sabaran.

"Jangan keluar Nyonya Besar! Kita butuh pertolongan, dia begal! "

" Tapi Son, Gak ada orang disini, Saya  udah telfon cucu saya tapi gak diangkat" Wanita itu juga takut, tapi harus bagaimana jika pada akhirnya mereka akan tertangkap juga.

"Kita keluar Son" lanjutnya.

"B-baik Nyonya" Mereka keluar dari mobil membuat sosok laki-laki itu menyeringai tajam.

"Apa mau mu?" dengan suara tenang wanita itu bicara, walaupun takut saat melihat golok ditangan laki-laki itu. 

"Serahkan semua harta mu! Dan nyawa sekalian" Ucap lelaki itu sambil tertawa menggelegar.

"Kamu bisa ambil semuanya tapi tidak nyawaku" wanita itu berusaha agar suara nya tidak bergetar.

"Astaga! Gue bukan orang bodoh! Lo salah satu orang paling berpengaruh di negeri ini, kalo gue gak matiin lu, gak jamin gue bakal tetap bebas" Lelaki itu siap melayangkan tebasan dengan goloknya. 

Wanita itu memekik kemudian melihat mayat supir pribadinya yang mengenaskan berlumuran darah, demgan kepalanya nyaris putus.

Orang itu tidak main-main, melihat itu si wanita menjadi pusing, gemetaran dengan tubuh berguncang hebat, dia sudah pasrah dengan nasibnya.

Hingga golok itu kembali dilayangkan, si wanita hanya menutup matanya rapat dengan rentetan doa. Berharap ini bukan akhir segalanya.

Akh! 

Wanita tua tersentak, Siapa lagi yang melindunginy?  saat dilihat seorang gadis cantik yang terduduk dengan lengan nya yang terluka.

"D-dimana pria jahat tadi?" Wanita tua mendekati gadis itu dan memeluk nya.

"Dia sudah pergi Nek saat melihat polisi datang, dan sekarang pria itu sedang dikejar polisi"

Benar, semua orang sudah banyak berkumpul, terdengar bunyi sirine ambulance mendekat, membawa jasad Sony untuk di otopsi. Satu air mata terjatuh begitu saja. Wanita itu kembali memeluk gadis yang meringis sakit, dan ikut kerumah sakit untuk penangangan lebih lanjut.

Umur wanita tua masih ada, syukurlah.

                                  ***

Setelah kejadian tadi, Jasad Sony sudah dibawa kerumah duka. Wanita tua itu meminta maaf pada keluarga Sony atas apa yang terjadi.

"Terima kasih" Hanya itu yang mampu dia ucapkan pada gadis yang  sudah menolongnya. Memeluk gadis itu sekali lagi.

"Sama-sama Nek, saya hanya mencoba membantu" Gadis itu tersenyum, memancarkan aura yang memikat, membuat wanita tua sedikit tertegun.

"Maaf, kalo saya boleh tau nama kamu siapa?"

"Caramella Fishio, panggil aja Caramel Nek"

"Caramel, manggilnya Oma aja ya, soalnya udah terbiasa dipanggil Oma bukan Nenek, nama kamu bagus" Wanita tua itu tersenyum lebar.

"Iya Oma"

                                ***

Wanita tua itu memasuki sebuah mansion bertingkat tiga yang mewah, interior maupun eksterior membuat siapa saja bedecak kagum. Berjalan dengan kepala menunduk, bahu merosot, wanita itu tampak menyedihkan.

Tanpa terasa sebuah tangan melingkari pinggangnya, membuat si wanita tersenyum lebar.

"Apa yang terjadi Oma Shinta?"

"Oma baik-baik aja Ken"

"Berita itu? "

Oma  Shinta mengangguk pelan, membuat tangan cucunya mengepal kuat, siapa yang berani dengan keluarganya?

Siapa yang berani melukai keluarga Mahendra!

Oma mengelus bahu cucunya yang bergetar menahan amarah.

"Aku akan menemukan orang itu! Ke neraka kalo perlu! " lalu pergi begitu saja. Oma Shinta hanya menatap punggung Keano dari jauh.

Lalu, memanggil Bimo- Sekretaris pribadinya untuk meminta identitas gadis yang menolongnya tadi.

Caramella Fishio
Seorang Penerima Beasiswa di salah satu universitas ternama yaitu Mahendra Univercity.

Satu senyuman hangat terbit begitu saja. Ia akan berjanji membuat gadis itu bahagia.


To be Continue....

VOMENT!! 








SAD GIRL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang