Arville menatap Riel yang terluka parah di bagian kakinya. Musuhnya belum menyadari kehadirannya. Dengan langkah cepat tanpa suara Arville langsung menghujamkan pedangnya ke arah Yu yang terbaring.
ARGHHHH
Suara Yu yang berteriak berhasil membuat Feyn, Lev dan Riel menoleh. Feyn dan Lev menatap Arville tajam.
"Yuu!" teriak Lev yang menghampiri Arville bersama Feyn.
Arville langsung bersiap siaga melawan 2 orang di hadapannya. Pedangnya gesit melawan musuhnya. Riel hanya bisa memperhatikannya bertarung. Kakinya tidak mampu berpijak dengan baik.
Tidak seperti Riel yang suka bermain dengan musuhnya. Arville lebih suka menyelesaikan dengan cepat pertarungannya. Dia tidak sehebat Riel yang mampu menikmati bermain dengan lawannya.
Arville berusaha menghempaskan pedang lawannya. Dengan tebasan yang sulit di tahan Arville berhasil menyingkirkan senjata lawannya. Feyn tidak memegang senjata apapun. Bom buatannya sudah di gunakan untuk melawan Riel. Maka dengan mudah Arville menusuk Feyn yang panik hingga pertahanannya terbuka.
Lev menggeram marah. Temannya sudah jatuh. Ia sulit bertahan dari serangan Arville. Ia meraba kantong sebelah kirinya.
"Hati-hati, Arville! Dia akan mengeluarkan bom!" teriak Riel memperingati.
Dengan segera Arville melangkah mundur menjauhi. Namun dugaannya sedikit salah. Bom itu dilempar oleh Lev ke udara. Bom itu berubah menjadi sinyal darurat untuk sekutunya.
"Sial! Cepat habisi dia, Arville. Dia memanggil bala bantuan!" ucap Riel.
Tanpa disuruh dua kali, Arville langsung melawan Lev dengan gesit. Napasnya terengah lelah. Ia berlari dari medan perang di utara ke sebelah barat kemudian ia langsung disuguhkan untuk melawan Feyn dan Lev.
Walaupun sudah berusaha bertahan, tapi pertahanan Lev banyak celah. Setelah melawan Riel, tentu saja ia lelah. Karena Riel menguras habis tenaganya.
Arville akhirnya berhasil menusuk tepat di jantung Lev. Lev jatuh terkapar tak berdaya. Darahnya mengalir di atas rumput yang hijau.
Arville lantas membantu Riel berdiri. Ia menopang tubuh Riel menuju kastilnya. Lev berhasil memanggil bala bantuan, namun butuh waktu hingga sampai ke tempat kejadian.
"Siapa mereka? Wajahnya tidak asing untukku" tanya Arville memulai topik.
"Lev, Feyn dan Yuchnan. Dia mantan prajurit kerajaan Alziera yang mengkhianati kerajaan" jawab Riel lirih.
Suaranya serak. Mengingat bahwa teman masa kecilnya itu berkhianat pada saat insiden kematian putra mahkota kerajaan Alziera cukup menyakitkan.
Arville mengangguk paham. Lantas ia fokus membantu Riel berjalan dalam suasana hening.
Mereka tidak tahu. Beberapa menit lagi bahaya akan menghadapi mereka.
***
"Riel!" teriak Merisha yang melihat suaminya ditopang oleh Arville.
"Aku tidak apa-apa, Risha" ucap Riel yang duduk di kursi yang ada.
"Panggil Arlyn cepat!" teriak Merisha pada salah satu pelayan yang ada.
Tanpa dipinta dua kali pelayan tersebut bergegas ke ruangan lainnya.
"Apa yang terjadi?" tanya Merisha khawatir.
"Aku lengah. Mereka memegang bom dan melemparnya ke arahku. Aku tidak menyadarinya hingga bom itu terjatuh di dekatku" ucap Riel menjelaskan kejadiannya.
"Kau ini! Harusnya hati-hati!" ucap Merisha setengah berteriak.
"Sudahlah, Risha. Yang penting aku selamat" ucap Riel dengan maksud menghentikan omelan Merisha.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Adventure; VELLICE'S (END)
AdventureNovel ini diikutsertakan untuk memenuhi tugas akhir Fictional World angkatan 2019-2020 ••• Bukan keinginan Vellice hidup dengan pengorbanan seseorang. Ia hanyalah wanita lemah yang tidak mampu melindungi dirinya sendiri. Ia bisa hidup hingga saat in...