5. Adik-kakak

6K 615 144
                                    

Gessss...Ada info penting di bawah jan lupa Baca..

Nuna bakalan stop update di sini kalau banyak yg gak minat ceritanya, karena di bilang beda dengan versi cetak😂😂(gak terlalu banyak beda kok gak sampe 50%)

Kalo gak rame bearti ga minat ya..
Siap2 next partnya ga ada lagi 😋😋

Tiati Keselek TYPO..

🐣🐣🐣

Setelah menyelesaikan magister yang aku tempuh selama satu setengah tahun, Aku mengajar sebagai dosen non PNS selama beberapa bulan di kampus S1. Kemudian direkomendasikan untuk melanjutkan program doktoral. Aku memilih Jerman kerena tertarik dengan ilmu medis dari negeri Hilter tersebut. Biaya kuliahku masih ditanggung oleh beasiswa yang sama dengan program S2. Sehingga aku dapat menabung hasil kerja paruh waktuku jadi Asisten Riset selama di kampus.

Tak terasa sudah tiga tahun lebih aku di Jerman. Disini di LMU/Ludwig Maximilans University Munchen, Alhamdulillah Aku sudah menyelesaikan studi doktoralku. Ayah dan bunda dari Jogja sempat datang di hari wisudaku. Dan mereka sudah kembali ke Indonesia. Liburan musim dingin kali ini aku ingin pulang. Pulang ke Jogja sekalian. Aku ingin melanjutkan postdoc. Tapi setalah aku pulang dulu.

Aku tengah berada di salah satu pusat perbelanjaan di Munchen. Di tanganku sudah ada sebuah paper bag yang berisi kaos bola untuk Tian. Selanjutnya aku ingin menuju toko sepatu. Ya aku ingin membelikan sepatu untuk oleh-oleh Arkan dan Haura.

Aku melewati beberapa toko perhiasan. Tiba-tiba aku tertarik melihat sebuah kalung yang dipajang. Kalung yang cukup cantik dan simple. Liontinnya menyerupai tetasan air mata. Entah mengapa membuatku Aku ingin membelinya. Menurutku kalung ini pasti sangat cantik jika dikenakan oleh seseorang. Aku bahkan tidak tahu kepada siapa kalung ini akan aku berikan. Namun hatiku benar-benar tergerak untuk membelinya.

"How much does it run?" Aku menunjuk kalung yang aku maksud. Aku memang menggunakan bahasa inggris, karena bahasa Jermanku cukup payah.

"483 Euro Sir,"

"I take this one"

"Wait a moment please"

Beberapa saat kemudian dia memberikan sebuah paper bag kecil di depanku. Lalu aku menyerahkan kartu kredit.

"Danke" Ucapku setelah menyelesaikan pembayaran.

Sepanjang jalan aku berpikir, memangnya keapda siapa kalung ini akan aku berikan. Ah sudahlah. Suatu saat Allah pasti mengirimkan jodoh terbaik untukku, maka gadis beruntung itulah yang akan mendapatkanya.

Selesai membeli sepatu aku kembali ke Flat. Setelah memasukkan kata sandi aku membuka pintu. Lalu menaruh belanjaan di atas meja.

"Hachimm..."

"Alhamdulillah"

Seperti biasa fluku kambuh jika terlalu lama di luar. Munchen memang sedang winter.

Aku segera membersihkan diri. Mandi Air hangat, cara yang tepat. Selesai sholat dan makan aku segera menyusun dan mengirim berkas untuk mengikuti Beasiswa postdoc Riset. Sebelum pulang aku sudah harus menyelesaikan semuanya.

Saat kembali kesini aku tinggal fokus dengan kegiatan Riset saja. Kenapa aku memilih postdoct, ya memang banyak kuntunganya. Dari segi mengembangan ilmu dan skill, juga dari segi tunjangan juga lumayan.

Tliittt...

Bell ber bunyi.

Aku beranjak mendekati pintu.

WANNA TASTE YOU!(END✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang