18173

2.3K 317 55
                                    

"kalau ada makanan di meja, meja nya yang ku makan teroret terotet"  nyanyian itu berasal dari mulut sialan milik Perth Tanapon.

"Dasar kau keong racun....baru kenal langsung ngajak murtad" lanjutnya asal-asalan. Perth melirik twins nya yang lebih memilih melihat jalanan ketimbang dirinya. Tidak ada percakapan apapun sejak Mercedez Benz ini melaju. Nanon sibuk dengan ponselnya, Chimon dengan setirnya.

Perth bosan.

"Kita mau kemana sih?" Perth gemas karena tidak mendapat respon apapun selain lirikan dari phi nya.

"Oke-oke baiklah. Kalian memang sialan" umpatnya lirih. Beruntung hanya Mark yang mendengar suaranya. Jika itu Chimon, pastikan Perth sudah tidak memiliki cita-cita untuk bernafas di hari esok.

Ah ah ah wikwikwikwik

"Ya hallo? Dengan masa depannya Irene red Velvet di sini. Ada yang bisa dibantai?" Sapa Perth saat menjawab panggilan dari nomor asing di ponselnya.

Perth mencecap lidahnya, "dasar sinting"

"Dari siapa?" Tanya Mark yang penasaran. Perth menaikkan bahunya tanda tidak mengerti. Mungkin orang asing, pikirnya.

"Penggemarku mungkin" jawabnya asal.

"Bajingan" dengus Mark.

"Phi Tle?" Tanya Nanon. Perth menggeleng. Phi nya itu tidak mungkin menelpon dirinya karena sudah ia blokir permanen. Alasannya sepele, Title selalu berisik apabila ia dan Mark tidak ada di rumah.

"Salah sambung mungkin. Hanya mengatakan 18173 lalu dimatikan" jawab Perth. Ia tidak ambil pusing toh siapa tau itu nomor keberuntungan yg orang pesan untuk main togel.

"Kalian tunggu di sini" titah Chimon. Mereka berhenti di depan mansion mewah. Mark dan Perth mengangguk terpaksa saat Nanon dan Chimon sudah meninggalkan mereka.

"Mereka mau kemana ya phi?" Tanya Perth penasaran. Gerak-gerik phi nya itu menimbulkan banyak pertanyaan dikepala gobloknya. Mark juga berpikiran sama tapi dia tiper orang yg tidak banyak bicara seperti kembarannya.

+66021117

✔️You must death!

"Hoih nomor ini lagi" Perth menutuk ponselnya kesal. Itu adalah nomor yang menghubunginya tadi. Ia menyerahkan ponselnya pada Mark supaya anak ganteng itu melihat pesan yang ia terima barusan.

Dahi Mark menyatu, "siapa ini?" 

Perth menggeleng lagi, "mana aku tau, aku kan Perth"

Plakkk

Plakkk

Plakkk

Ingatkan mark untuk tidak menganiaya adiknya di sini.

"Ya aku tau! Kau Perth si anak goblok"

"Sudah tau kenapa tanya? Jangan mengataiku goblok. Kau lupa kita ini sama?"

"Cih siapa pula yang mau sama denganmu"

"Kalau tidak sama kau pasti tergila-gila denganku kan?"

"Aku? Oh Tuhan yang Maha Esa tolong cabut nyawa adikku sekarang juga"

"Hush jangan begitu. Kalau aku mati nanti phi Mark sendirian di dunia ini. Meskipun aku menyebalkan, kau tetap mencintaiku kan?"

"Tidak sama sekali"

"Eii jangan bohong. Dulu waktu kita kecil kau pernah menyatakan cinta padaku. Kau lupa kita ini saudara? Bahkan kita saudara kembar"

"Jangan mengada-ada bodoh"

30 Seconds Before DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang