1. Meet up

394 42 17
                                    

Lavanya Anaserra atau kerap disapa dengan Serra, arti dari namanya adalah gadis yang cantik hadiah dari Tuhan, karena Serra merupakan anak perempuan satu-satunya di keluarganya. Serra anak ketiga dari tiga bersaudara yang artinya ia merupakan anak bungsu. Memiliki dua orang Kakak, kedua Kakaknya ialah laki-laki.

Ia tinggal di Semarang tepatnya di Tembalang. Serra terlahir dari keluarga yang sederhana dan saat ini tinggal bersama dengan Ibunya saja.

Saat dirinya masih berumur sepuluh tahun, Ayah dan Ibunya berpisah. Ayahnya pergi begitu saja dengan membawa kedua Kakaknya ke kampung halamannya di Surabaya. Keluarganya memang sedikit berantakan sejak kecil, maka dari itu terkadang Serra merasa kesepian. Sesekali, Kakaknya berkunjung ke rumah untuk memastikan keadaan Ibu dan adik perempuannya baik-baik saja.

Menjalani kuliah tingkat akhir jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Diponegoro dan bekerja paruh waktu sebagai Barista di Kopi Kenangan adalah hal yang menjadi produktifitasnya. Serra sengaja memilih untuk bekerja sambil kuliah karena tidak ingin membebani Ibunya. Ia bekerja karena ingin membayar kuliah dengan hasil keringatnya sendiri.

Serra diterima masuk di kampusnya melalui jalur tes ujian tertulis berbasis komputer yang pada saat itu nama tesnya SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) jadi tidak kedapatan membayar uang pangkal seperti jalur mandiri. Hanya membayar UKT (Uang Kuliah Tunggal) yang dibayarkan tiap semester. Ia mendapatkan UKT golongan dua, nominalnya sebesar satu juta rupiah.

Ibunya memiliki usaha warung makan di dekat rumah. Masakan yang dibuat oleh Ibunya tidak perlu diragukan lagi rasanya, jadi tidak heran kalau warung makan Ibunya selalu ramai pengunjung.

Serra sedang libur semester dan hari ini akan pergi ke Kota Yogyakarta, ingin meet-up bersama teman-teman Twitternya. Ia mempunyai beberapa teman dekat yang biasa disebut sebagai cf (close friend). Mereka bisa mengenal satu sama lain karena berawal dari interaksi di Twitter seperti saling membalas twit, join spaces hingga dm-an.

Serra akan berangkat ke Jogja menggunakan transportasi kereta api, ia akan memesan tiketnya secara langsung di loket nanti. Saat ini, dirinya tengah prepare, terlihat ia sangat anggun dengan outfit yang dikenakannya dan polesan make-up tipis diwajahnya. Serra memesan GrabCar untuk menuju ke Stasiun Semarang Tawang melalui ponselnya. Sambil menunggu Grab-nya datang, ia berpamitan terlebih dulu pada Anggika, Ibunya.

"Ibu, Serra pamit dulu ya." ucapnya lalu mencium tangan Ibunya.

"Iya Sayang, hati-hati ya di sana. Ibu nitip Bakpia." pesan sang Ibu.

"Siap Nyonya." balas Serra dengan menunjukkan ibu jarinya.

Serra mengecek ponselnya, GrabCar yang ia pesan sudah sampai di depan rumah. Ia beranjak pergi ke arah luar dengan membawa tote bag di bahu kirinya.

Kini, dirinya sudah berada di dalam mobil Grab, perjalanannya menuju ke Stasiun Semarang Tawang memakan waktu kurang lebih tiga puluh menit dari rumahnya. Di dalam mobil, ia memasang earphone, mendengarkan lagu dari Raissa Anggiani – Kau Rumahku.

Sesampainya di Stasiun, Serra berjalan menuju loket untuk memesan tiket dan selang menunggu sepuluh menit, kereta api tujuannya pun tiba. Ia berjalan menyusuri letak kursinya.

Di dalam kereta, Serra sangat menikmati perjalanannya dengan tidur. Tangan dilipat, memakai bantal leher dan earphone yang terpasang di telinga adalah gambaran Serra saat ini. Tapi, sesekali ia bangun dari tidurnya untuk memotret pemandangan yang indah melalui kamera ponselnya.

Tiba saatnya di tujuan, Stasiun Yogyakarta. Serra turun dari kereta lalu duduk sebentar di kursi yang tersedia di sana sambil memesan GrabBike menuju ke Milk by Artemy, titik kumpul untuk bertemu dengan teman-teman Twitternya. Serra mengecek grup chatnya, sudah ada beberapa temannya yang sudah sampai di titik kumpul. GrabBike yang ia pesan kini sudah datang, sekarang sedang on the way ke Milk by Artemy bersama Abang Grab.

RomanticizeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang