Bisa dilihat wajah Asada, tatapan yang kosong. Atha yang melihatnya sangat paham yang dialami oleh Asada. Tapi, Atha juga sakit melihat ibunya diseperti itukan seolah ibunya hanyalah seonggok daging sapi yang dimakan oleh manusia.
Helaan napas keluar dari hidung dan mulut Atha. Mereka menatap lurus kearah sana, sampai ujung kota Metro yang menyisakan pemandangan bangunan-bangunan kurcaci.
"Aku tahu... Maka kenapa aku ingin sekali menghancurkan Metro. Mereka binasa dengan kekuasaan, mereka sangat haus ketidakadilan tanpa memikirkan rakyat kecilnya."
Setelah mengetahui rencana yang dinyatakan sah oleh pendiri Metro soal putrinya keluarga Hanszive. Gary pulang dengan wajah memelas serta penuh dengan kekesalan sekaligus penyesalan kepada Miranda, sang istri yang sudah memeluknya begitu erat.
"Jika kau masih mencintai perempuan itu, mengapa kau menikahiku Gary?" Pertanyaan yang menyebalkan.
Justru itulah Gary menikahinya. Gary mencintai Miranda tanpa tapi atau karena apapun itu bentuknya. Sejak terpisah antara banyaknya dimensi dengan putri Hanszive, Gary memang sudah pasrah. Dia tak mungkin mencintai orang yang sepertinya sudah tak mengenali dirinya. Untuk apa diteruskan? Itulah prinsip Gary saat itu. Pergi ke Prancis dan meninggalkan Gary tanpa aba-aba apapun. Gary kesal saat mendengar dia masih mencintai Gary.
"Aku mencintaimu." Ucapnya begitu lembut.
"Aku tahu, itulah kenapa aku ingin kau menyelesaikan semua masalah ini." Pinta istrinya.
Gary terbengong sesaat, "aku bisa saja membatalkan semuanya."
Miranda menggeleng, "bukan, beritahu semua media agar tutup mulut sampai kapanpun itu."
Gary menyerngit. Ada goresan sangat dalam dihatinya saat mendengar Miranda berkata seperti itu.
"Kau menyetujuinya?"
Saat itulah, Miranda dengan baju lusuh berwarna putih sedikit menjauh dari Gary.
"Tidak mungkin, tidak Gary. Dia perempuan sama sepertiku. Aku sangat paham perasaannya terhadapmu. Tapi, cukup sampai dia memiliki anak darimu. Tidak dengan menikah denganmu, aku tidak ingin Gary. Seperti ini saja hatiku harus sangat kokoh menerimanya." Ungkapannya begitu.
Sorot mata Miranda sangat kosong, tidak ada penari ballet yang begitu lihai menari dimatanya. Dengan dress merah, rambut indah, sepatu tipis namun teguh. Tidak ada dimata Miranda, istrinya sakit hati begitu dalam.
Itu sajak yang selalu diberikan Miranda saat dirinya menyebut cinta untuk Gary.
"Aku tidak tahu." Pasrah.
"Istirahatlah Gary. Masih ada besok yang harus kau kerjakan."
Setelah itu, Miranda pergi meninggalkan Gary yang terduduk lemas disofa ini. Ruang keluarga? Sangat cukup menampung dua keluarga antara keluarganya juga dengan keluarga Miranda. Tapi tak seindah bentuk maupun besarnya. Tempat ini penuh kehampaan, sangat jauh berbeda dengan dengan ruang keluarga milik Sarina. Sahabat kecilnya, dan istri dari profesor Vigas.
Sarina sudah memiliki anak laki-laki. Sangat mirip Vigas menurut Gary.
Dan entah sejak kapan, Gary tertidur disofa itu semalaman. Semua pelayannya melihat dirinya yang sudah terbangun.
"Maaf Tuan, kau tertidur disini. Jadi kami sangat tahu untuk tidak mengganggumu." Ucap salah satu pelayan.
Gary tersenyum singkat.
"Dimana Miranda?" Tanyanya.
"Dia sudah pergi untuk bekerja." Jawab pelayan yang lain.
"Tuan, ada berita bahwa Prof. Vigas meninggal dunia di kantor training lab milik anda. Tadi ada pegawai anda kesini memberitahukan surat ini untuk anda, silahkan." Tutur Mario, seorang assisten di rumah ini.
Dia memberikan amplop berukuran besar. Tertulis nama Vigas dengan gaya penulisan seorang profesornya.
Kenapa?
"Beliau dibunuh oleh salah satu anggota keluarga Nevada. Beritanya sudah menyebar luas. Beliau dibunuh karena telah menghanguskan penelitian peningkatan kecerdasan manusia di training lab tadi malam dan subuhnya dia ditewaskan dengan dipenggal kepalanya atas kesalahannya." Lagi, Mario memberitahukan hal yang mencengangkan.
Mereka berdua beruntung karena seluruh pelayan sudah sibuk bekerja masing-masing.
"Ada yang ingin kau katakan lagi?" Pinta Gary sekaligus ingin tahu.
Mario mengangguk. Dia Gary yang duduk karena baru bangun tidur dan Mario yang berdiri tegas untuk menjelaskan kejadian selanjutnya.
"Berita anda juga sudah menyebarluas diseluruh Metro bahkan dunia. Keluarga Nevada menyuruh anda datang kerapat penting hari ini jam 4 sore untuk mengkonfirmasi semuanya." Selesai.
Gary mengangguk lalu Mario pergi meninggalkan Gary setelah permisi. Gary mengetahui satu hal dari semua kejadian ini. Vigas hanya melakukan apa yang diperintahkan pendiri. Pendiri ingin Metro dan manusia yang hidup didalamnya dengan kesempurnaan yang ada. Pasti bukan putri Hanszive yang menginginkan memiliki anak darinya. Ini kelinci percobaan, miliknya pasti sudah disuntikan kepada putri Hanszive. Dan mereka akan membuat penelitian peningkatan kecerdasan manusia. Dia sudah menjadi kelinci dari pendiri Metro.
Ini tidak adil.
"Apa Miranda tahu soal ini?" Lirihnya.
Dia tidak tahu harus seperti apa dihadapan istrinya nanti. Semua ini bukanlah keinginan Gary. Semua ini salah, dia bahkan seperti korban yang setelah itu menjadi tersangka.
Saat dirinya melewati televisi, ia nyalakan benda itu lalu terkejut wajahnya ada dilayar sekarang. Dia membatin sangat dalam, dia baru beristri beberapa bulan yang lalu dan masalah datang begitu saja. Lagi, dia berpikir ini tak adil.
Gary Atlantuisa melakukan perselingkuhan dengan salah satu pelayan di rumahnya, pelayan itu sedang hamil sekarang.
Gary tersenyum licik mendengar kalimat itu.
"Ini pasti ulah Nevada. Mereka selalu ingin menjadi bos." Katanya sendirian lalu mematikan televisinya.
"Jadi, Nevada sangat kejam dari dulu."
Atha mengangguk membenarkan pernyataan Asada.
"Sebaiknya ganti ambisimu menghancurkan Metro. Hancurkan saja Nevada, benar kan?" Sejenis saran namun belum ada ujungnya.
Atha menggeleng lemah.
"Akan kupikirkan matang-matang."
Mereka lagi-lagi menatap lurus kearah sana. Sama-sama menghirup udara yang begitu berat dan berasa pedih sama seperti hati mereka. Penuh dengan kesakitan, selalu berdarah merah tanpa ada hentinya.
---
AruHanjina
Semangat🍉
KAMU SEDANG MEMBACA
[METRO I] HE'S PSYCHOPATH?
Random"Kalian akan mati..." - Athanase Atlantuise Cerita ini mengandung banyak kesadisan. Dimohon pengertian, terima kasih. CERITA SUDAH TAMAT
31. (Part of Atlantuisa)
Mulai dari awal