10. Dugaan Rosa

1.1K 110 5
                                    

Maaf, saya tidak pintar dalam urusan merebut pacar orang. Karena guru MTK saya mengajarkan saya menghitung, bukan menikung.
_Rosa Nurzizah_
***

"Bunda, Lisa berangkat. Assalamualaikum." Lisa berpamitan pada Bundanya dan mencium punggung tangan Bundanya.

"Iya nak, waalaikumsalam."

Setelah berpamitan Lisa segera keluar dari rumahnya. Berjalan ke arah gerbang rumahnya dengan langkah kaki riang. Sebuah senyum manis sudah terpampang jelas di wajah cantiknya.

"Hai. Good morning pacarnya Lisa," ucap Lisa, semakin melebarkan senyumnya saat dia sudah sampai di hadapan Gerald.

"Pagi juga," balasnya sambil tersenyum tipis. Dia segera membukakan pintu mobilnya untuk Lisa.

Hari ini Gerald menjemput Lisa. Semalam dia membalas chat dari Lisa sesudah Acha keluar dari kamarnya. Walau terkesan lama membalas karena harus mendengar desakan Acha yang menyuruhnya untuk mengusir Iren dari rumahnya. Tapi setelah balasan pesan darinya dikirim, tak lama Lisa membacanya walaupun tak di balas oleh cewek itu.

"Kamu udah sarapan?" tanya Lisa pada cowok yang ada di sampingnya ini.

"Belum."

Mendengar jawaban itu dengan segera Lisa membuka tasnya. Dia mengeluarkan kotak makannya dari dalam tasnya.

Lisa membuka kotak makannya. Mengambil roti dengan selai coklat yang ia buat sebelum berangkat sekolah tadi.

"Aku suapin ya?" Lisa sudah mengulurkan tangannya untuk menyuapi roti ini kepada Gerald. Tapi dia harus menahan pergerakannya karena cowok itu menolak. "Gak usah Lis, lo aja yang makan."

"Kenapa? Gak suka ya?" tanya Lisa.

"Bukan gak suka, tapi rotinya buat lo aja. Nanti gue bisa makan di kantin."

"Enggak. Pokoknya kamu harus mau! Jangan nolak, gak kasihan aku buatin ini buat kamu?" Paksa Lisa.

Paksaan dari Lisa membuat Gerald menghela napasnya pelan. Cowok itu mengangguk membuat Lisa tersenyum senang dan langsung menyuapi roti yang ia buat.

"Enak kan?" tanya Lisa dengan binar di matanya yang terlihat jelas.

"Enak."

Setelah selesai, Lisa menutup kotak makannya. Menaruhnya di dalam tas, lalu menatap Gerald yang sedang fokus menyetir. Senyum manis terpancar jelas di bibir mungilnya. Tangannya memeluk lengan Gerald dan kepalanya bersender di bahunya. Lisa bahagia jika bersama cowok di sampingnya ini.

"Rald, aku sayang kamu," ucap Lisa. Matanya terpejam, yang ia ingin adalah waktu berhenti saat itu juga. Dia nyaman berada di posisi seperti ini. Jika bisa, Lisa mau takdir selalu mempersatukannya dengan Gerald. Sampai nanti

"Aku mau kamu selalu di samping aku. Jangan pernah berpaling ya," ucap Lisa masih dengan mata terpejam.

"Gak akan Lis." Gerald menjawab sembari tangannya mengelus rambut panjang Lisa. Dia sudah berjanji di dalam hatinya tidak akan menyakiti Lisa, akan membuat ia bahagia, membuat Lisa merasa aman saat bersamanya. Itu adalah tugasnya untuk membuat Lisa bahagia.

GERALISA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang