" Kamu boleh duduk dengan.. "
" Sama saya aja bu ." Perempuan dengan kacamata yang selalu melekat di wajahnya mengangkat tangan
" Iya kamu duduk sama dia." Dan Ana mengangguk setuju lalu berjalan menuju teman sebangku nya tersebut
Sebuah pelukan hangat menyergap dirinya, pelukan yang selama ini ia harapkan.
Pelukan yang selama ini ia rindukan.
Dan pelukan yang kembali memaksa nya merasakan sensasi aneh akan masa lalu seseorang yang berada dalam dekapannya tersebut.
Tak terasa kepalanya berdenyut nyeri ketika tubuhnya bersentuhan dengan kulit dari orang yang menemukan dirinya.
" Bisa dilanjut nanti? " Tanya Diba.
"Maaf Bu " Jawab Ana. Yang di sambut tatapan heran dan terkejut teman sekelasnya.
" O.. Ok ." Diba juga menatap muridnya tersebut binggung bukan main.
Pelajaran terus berlangsung hingga tak terasa jam pelajaran guru muda nan cantik jelita lulusan khairo itu berakhir.
" Hana " Panggil gadis kacamata di sebelahnya. Ana mengerutkan dahinya ia harus terbiasa dipanggil Hana walau sebetulnya ia tak suka dipanggil Hana.
" Tissa, " Ucapnya mengulurkan tangan yang disambut oleh Hana.
Tissani Ayudya
Putri dari pengusaha mebel terkenal, dengan kacamata yang selalu bertengger manis di wajahnya. Perempuan dengan tinggi badan 168 cm, cukup tinggi mengingat mereka tinggal di negara +62 ini. Ah lupakan. Gadis itu cukup dibilang pendiam, dan pemalu. Tissa panggilan nya. Gadis yang masih punya garis keturunan Tionghoa ini adalah salah satu murid terpintar dikelas. Gadis ini cukup menjadi misteri. Rambutan, musuh utama gadis pendiam tersebut.
" Hana. " Sensasi itu memaksanya membuka satu-persatu jati diri orang yang menyentuh kulit nya.
" Cindy, "
Cindy Claudia Lestari.
Putri pertama dari pasangan yang berhasil merintis penanaman dan pengolahan rempah-rempah seluruh Indonesia ini terkenal akan kepolosan nya. Ia sangat baik, bahkan beberapa orang menyalahgunakan nya. Hemophobia, ketakutan nya pada cairan kental berwarna merah adalah kelemahan nya. Gadis yang kadang membuat teman-temannya kesal akibat kepolosannya yang keterlaluan itu. Tapi, Ia memiliki daya tarik nya sendiri.
" Dini ."
Andini Damara.
Gadis berkulit putih dengan badan yang sedikit berisi ini adalah putri bungsu dari pengusaha properti terkenal yang tak diragukan lagi keahlian nya. Tampang nya memang judes, tapi percayalah perempuan ini baik kalau kita sudah mengenalnya lebih dekat. Pribadinya seru, ia bahkan beberapa kali menghadirkan tawa untuk teman-temannya. Sosok nya pasti dikenal ke penjuru kelas. Ia humble.
" Hana. " Sebuah uluran tangan menjulur di depan wajahnya membuat Ana binggung lalu melirik sangat empunya tangan.
" Ikut-ikut aja lu! " Sindir Dini, lalu berjalan terlebih dahulu.
" Putri, "
Rayina Putri Arviana.
Gadis yang memiliki umur lebih muda dari teman sekelasnya. Dan salah satu anak dari ekstrakurikuler baris berbaris itu adalah anak pertama dari pernikahan kedua seorang wanita dengan pengusaha tekstil. Ia orang nya humble, baik dan ceria. Gadis ini memiliki banyak teman di sekolah mungkin karena sikap humble nya. Dan sudah sekian kali Putri hanya diam mengahadapi mulut tajam Dini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Flower
Teen FictionH I A T U S Terlempar ke sebuah lingkungan keluarga kaya raya. Gadis remaja yang mencoba menyesuaikan diri dan mengikuti aturan yang dibuat seorang perempuan yang ia sebut 'nenek lampir' yang membuat peraturan dan memaksa nya menjadi pribadi sepert...