10. Kelompok Bandit

78 14 0
                                    

"Tuan! Tunggu!" teriak seorang bandit.

Noran menghentikan kudanya, berputar dan memandang mereka.

"Ada apa? Bukankah aku sudah membiarkan kalian pergi?" tanya Noran.

"Tuan, jika kami pergi di tempat ini, akan banyak bandit lain yang membunuh kami atau bahkan menangkap dan menjual kami sebagai budak." ucap seorang bandit.

"Benar juga." gumam Noran, tempat ini terlalu berbahaya untuk empat orang ini yang memiliki level rendah.

"Lalu?" tanya Noran.

"Biarkan kami mengikuti anda tuan." ucap seorang bandit.

"Membiarkan bandit mengikutiku akan cukup beresiko, aku tidak akan tahu kapan mereka berkhianat padaku." gumam Noran.

[Ding! Sin dan 3 orang lainnya memutuskan untuk mengikuti dirimu!]

[Tolak / terima]

Noran berpikir sejenak, dirinya kemudian memutuskan untuk menerima mereka.

"Baiklah, kalian boleh mengikutiku. Apakah ada kuda lain di sini?" tanya Noran.

"Ada tuan, mereka menyimpannya di pondok." ucap Sin.

Sin kemudian memandu Noran menuju pondok kera hitam, markas bandit kera hitam. Di sana, tersimpan banyak harta dan beberapa senjata.

Yang menarik perhatian Noran adalah sebuah pedang kecil di atas sebuah dudukan pedang.

[Black steel sword

Pedang yang di buat dari mineral besi hitam, hanya terdapat di black mountain di pusat hutan besar Nours.

Memiliki ketajaman dan kekuatan yang luar biasa. Meningkatkan 15% kerusakan serangan.]

"Sungguh pedang yang bagus." Noran mengabilnya dan menyimpannya di pinggangnya.

Pedang lamanya ia berikan kepada Sin, sementara 3 orang lainnya yaitu Mike, Ruli dan Toun mendapatkan sebuah pedang ringan.

Noran mengambil semua harta yang ada dan menyimpannya. Dengan cepat koin emas miliknya mencapai angka 100 dan koin peraknya mencapai 1000 koin perak.

Ada 5 kuda dan sebuah kereta kuda di belakang pondok, Noran menyuruh mereka mengambil semuanya.

Mayat mayat dari kera hitam ia simpan ke dalam penyimpanan miliknya. Menurut Sin, para bandit memiliki harga buronan untuk setiap kepala mereka.

Dan untuk kepala si pemimpin bandit ini, setidaknya bernilai 10 koin emas dan setiap bawahannya memiliki harga 1 koin emas.

"Tuan, kemana kita akan pergi?" tanya Sin.

Mereka terus berjalan menuju timur, menjauhi kerajaan Rosvelt.

"Kita akan pergi ke desa Ersenel." ucap Noran.

"Desa Ersenel tuan?" Sin terlihat terkejut dan wajah mereka menjadi pucat.

Yang ia tahu, desa itu adalah salah satu desa paling berbahaya di kerajaan Rosvelt. Desa ini salah satu desa yang sering di serang oleh gerombolan monster.

Dengan kata lain, mereka adalah garis depan penjaga kerajaan dari serangan monster.

"Ya, aku akan kesana menemui seseorang." ucap Noran

Noran dan yang lainnya berbincang, dirinya kemudian mengetahui dari mana asal mereka.

Mereka berasal dari desa Nirin, desa kecil yang berada di barat kerajaan Rosvelt, jaraknya sangat jauh.

Saat itu keempatnya sedang berburu untuk menangkap beberapa hewan hutan, namun mereka mengalami nasib sial.

Keempatnya bertemu dengan sekelompok bandit dan ditangkap, keempatnya kemudian dijual kepada kelompok lainnya karena di anggap tidak berguna.

Beberapa kali keempatnya berpindah kelompok bandit dan menjadi pekerja kasar mereka. Tak jarang keempatnya mengalami siksaan seperti cambukan ataupun pukulan.

"Apakah kalian ingin kembali ke desa kalian?" Noran merasa mereka masih ingin kembali ke desa lama mereka.

Sin menggeleng pelan, ia tersenyum tipis.

"Tuan, meski kami ingin kembali, mungkin saja mereka sudah menganggap kami mati atau bahkan menjadi bandit yang kejam." ucap Sin

Noran mengangguk, itu kemungkinan yang besar bagi mereka.

" mulai sekarang, kalian akan selalu bersamaku, siapapun yang menggertak dan melukai kalian, akan berhadapan denganku." ucap Noran.

"Terimakasih tuan." ucap keempatnya serempak.

Mereka melanjutkan perjalanan, masih cukup jauh untuk sampai, mereka harus melewati hutan dan padang rumput yang luas.

Sekelompok bandit lain muncul di hadapan mereka, menggunakan pakaian hitam, serta pedang di tangan.

"Tuan, itu adalah bandit kera darah, mereka rival kera hitam." ucap Sin.

"Mereka memiliki rival?" tanya Noran.

"Setiap bandit memiliki wilayah operasi mereka masing-masing dan ini adalah wilayah kera darah.

Yang kutahu, kera hitam dan kera darah telah berebut wilayah sejak lama, itu yang di katakan pemimpin." ucap Sin.

"Ada berapa bandit di sekitar sini?" tanya Noran.

"sekitar 10 kelompok bandit." ucap Sin.

10 kelompok bandit ada di sekitaran area ini, Noran merasa terkejut, dirinya bertanya dimana saja mereka biasa muncul.

Sin mengeluarkan sebuah peta dan memberikan titik-titik dimana mereka biasa muncul, Noran segera menandainya di map miliknya.

"Apa yang tuan ingin lakukan?" tanya Sin.

"Membersihkan mereka, terlalu berbahaya membiarkan mereka bebas, aku ingin menghilangkan mereka dan membuat area ini aman." ucap Noran.

Keempatnya merasa merinding, jumlah ke sembilan kelompok ini setidaknya berjumlah 200 orang.

Noran tersenyum ke arah mereka dan memandang keempatnya.

"Apa yang kalian takuti? Mereka hanya bandit, juga level kalian terlalu rendah untuk berada di desa Ersenel, kalian harus meningkatkan level dahulu." ucap Noran.

Keempatnya menelan ludah, meski hanya bandit, mereka terbiasa membunuh orang sehingga penggunaan senjata mereka cukup mahir.

"Kekeke... Ada 4 anggota kera hitam, aku pikir si bodoh itu ingin berurusan dengan kita." ucap seorang bandit.

"Apa dia pemimpinnya?" tanya Noran.

"Ya, dia pemimpin kera darah." ucap Sin.

Sang pemimpin tertawa lebar, memandang pemuda yang menunggangi kuda tersebut.

"Hahaha, bocah, aku pemimpin mereka, apa yang akan kau lakukan?" tanya dirinya.

"Tidak ada, hanya membersihkan jalan dari kerikil." ucap Noran.

"Bocah, kamu terlalu sombong! Serang dia!" sang pemimpin mengacungkan pedangnya ke depan menyuruh belasan anak buahnya maju.

"Sekarang waktunya meningkatkan level kalian, dua orang lawan satu bandit." ucap Noran.

Noran dan keempatnya turun dari kuda dan melaju ke arah belasan bandit.

"Swordmanship!" teriak Noran.

Seven KingdomsKde žijí příběhy. Začni objevovat