3

881 116 5
                                    

Hope you guys like
Sebisa mungkin gak ngebosenin ya..
Enjoy chapter #3

Hargai aku dan cerita ini dengan vote dari kalian semua!

.
🚫🚫🚫🚫

...................................







Selepas berlangsungnya pelajaran, ketiga member forsix itu sekarang berada di ruangan khusus band yang disediakan fakultasnya.
(Sungjin,brian dan Wonpil)

"FOOD IS COMMIN."
Heboh brian yang sekarang sudah menenteng tiga plastik yang berisikan berbagai macam jajanan cepat saji supermarket depan.

"..come on bob..gak usah sok sok ikut tegang gitu, lu nakutin anak perawan."
Ucapnya terkekeh.

Sungjin hanya menatap brian dengan tajam.

"Yasudah..seorang brian ga bakal mungkin ga bisa ngabisin makanan ini semua."
Ucapnya santai sambil membuka bungkus hottang dan ramyun.

Lain halnya dengan brian yang asik dengan dunianya sekarang, Wonpil masih setia dengan posisinya .. menekuk lutut dan menenggelamkan kepalanya yang yang sudah ditutupi jaket.

Samar samar kadang terdengar pria manis itu sedang merutuki dirinya sendiri.

"Bodoh...kenapa jadi begini?."
Ucapnya yang masih terpaku dgn posisinya tadi.

"Hei? Pil kamu kenapa?... Muka kamu aneh sejak masuk tadi."
Tanya sungjin.

"Wonpil bodoh sekali hyung...bagaimana bisa sesorang akan percaya dengan alasan yang begitu kekanakan jika dipikirkan sekarang..kenapa juga wonpil dengerin dowoon yang usianya 16 tahun waktu itu...akhh."

"Masalah apa sih pil??!? Alasan apa maksudnya??."

Wonpil hanya membalas pertanyaan hyungnya dengan isakan yang seperti tertahan.

Sedangkan brian masih dengan dunianya, tetapi tetap menyaksikan dua kakak adik itu tanpa berniat untuk ikut campur.

Klek

Seorang pria berambut hitam dengan hoodie hitamnya masuk ke dalam ruangan. Sontak yang di dalam mengalihkan pandangan ke arah pria tsb.tentu saja kecuali wonpil.

"Ah..Maaf aku telat ..."
Ucapnya dengan suara datar bass miliknya.

"Wonpil hyung ..... dia kenapa?"

Tanyanya sebab tidak tau menau apa yang sedang terjadi.

"Hyung juga gak ngerti dowoon."
Balas sungjin.

Pria bersuara bass berumur 19 tahun itu mengernyitkan dahinya, sedang menebak nebak apa yang terjadinya.

"Apa karena...."
Dowoon menggantungkan kalimatnya sembari berfikir.

"Jae hyung......
dia... sudah masuk ya ke kelas kalian??"
Tanya nya ragu

"Ah... sebenarnya kemarin aku ingin bilang..tapi aku pulang malam dan kalian udah keburu tidur.
Ujarnya sembari menggaruk kepala belakangnya.

"Aaaa..afa makgsutmu pak jei dosen barru isu?"
(Aaa..apa maksudmu park jae dosen baru itu?)

Mulut brian benar benar penuh dengan ramyun dan sosis.

"Yaaak.. Rakus sekali sih hyung-
Dowoon merebut sosis yg berada di mulut brian, memakannya sepotong lalu mengembalikan ke mulut brian.

"DOWOOON...JOROK BANGET SIH"
Kesal brian lalu membuang sosis yang berada pada mulutnya.

          

Dowoon acuh,masih mengunyah makanan di mulutnya.

"Jadi ... memangnya kenapa dengan Pak Jae? Ada masalah?."
Tanya sungjin

Bagaimana pun, sungjin yang paling tertua disini.
Dia merasa harus menjaga ketiga adiknya tak terkecuali brian. Dia sudah menganggap pria itu sebagai saudaranya.

"No one wants to answer??"
Kali ini dia bertanya dengan nada tegas.














"DAMN, I ASK YOUU GUYS!"

"I never knew,bob."
Balas brian santai, dia merasa memang tidak pernah tau menau tentang pak jae, jae park,atau si jae jae hyung itu lah.

"Hyung... eumm...apa kau pernah mendengar kebohongan di masa lalu?"
Ucap yang termuda dengan asal.
Dia sebenarnya cukup gugup sekarang.

"Kamu ngomong apa won?"

"Biar hyung yang jelasin dowoon."
Kali ini Wonpil yang berbicara.

Pria itu memberanikan diri menghadap sungjin.

"Jae itu dulu ...aaa maksudnya pak Jae, deket sama wonpil..w-waktu di Amerika."

"Ha??"-brian

"Shhst,"memberikan isyarat kepada brian untuk diam sejenak

"Pil coba kamu jelasin yang bener!"
Sungjin dengan nada tegasnya dan mukanya yang memerah.

"Bohong ? ..itu maksudnya apa?"
Kini sungjin minta penjelasan ke Dowoon.

"Jadi,waktu itu dowoon sama wonpil hyung..tepatnya wonpil hyung sih yang kenal sama jae hyung..Dowoon cuma niat ngebantu hyung."

"Dowoon gak bakal ngira bisa ketemu jae hyung lagi , apalagi sebagai dosen disni."ucapnya pelan

Bukannya marah,sungjin malah menguatkan adiknya tengahnya yang bisa dilihat kupingnya sangat merah dan mata yang bengkak.
Sungjin mengusap pelan punggung wonpil.

"Hyung gak marah...hyung tau kok keadaan kita masa itu, maafin hyung juga waktu itu ga ada untuk kalian..."

Sungjin sebenarnya ingin sekali menanyakan kenapa adik tengahnya itu bisa dekat dengan pak jae,sungjin sendiri saja tidak pernah tau?
Tapi ia mengurungkan niatnya, mengingat 3 tahun yang lalu suasana keluarga mereka benar benar sangat buruk.
Dan perubahan besar pada kehidupan ketiganya.

Wonpil merasa bersalah melihat sungjin hyungnya.
Apa yang ada dipikirannya sekarang? Seharusnya dia bersyukur dengan kehidupan nya sekarang, bersyukur akan masa lalunya yang terbawa oleh arus, walau 1 potong kebahagiaannya mungkin sudah terbawa mengikuti arus.

"Engga kok, Wonpil udah ngelupain masa masa itu,termasuk jae."
Ucapnya diselingi senyuman.

"Maafin dowoon juga ya... dowoon anak 16 tahun yang bodoh waktu itu.."

Dowoon beranjak ikut kedalam pelukan sungjin.

Brian yang melihat, sedikit terkena efek haru ketiga saudara itu.

"Kiyowo~~"
Ucapnya dengan senyuman lebar.

"Bri, lu ga mau gabung?"

"Aaaa~~ kau sweety sweety brother bob.."
Nada suara yang sengaja di imut imutkan.

Brian segera berhambur ke lingkaran saudara itu.

Yang lainnya hanya tertawa geli.
Inilah kebahagiaan yang jarang mereka lakukan.

















































"SICKH..Apa yang barusan kulihat ?"
Ucap datar pria jakung dengan rambut yang hampir menutupi matanya.








_Tbc_

---------------------------------------------------

Gabut merasuki diriku gais..

Dadah unch

Dadah unch

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Loved You {Jae × Wonpil}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang