Tangannya gatal ingin mengirimkan pesan untuk Angkasa. Sejak kemarin setelah bertemu dengan Angkasa Raya menunggu chat darinya namun hasilnya nihil, sampai sekarang lelaki itu tidak mengirimkan kabar untuknya. Akhirnya Ara yang mengirimkan pesan duluan kepada lelakinya itu.
Angkasa
Angkasaa
Sibuk ya?
Kalo udah gak sibuk kabarin aku ya?Helaan nafas kasar terdengar dari gadis itu. Matanya menatap ke arah luar jendela kamarnya sambil duduk di meja belajar dengan ponsel di genggamnya berharap Angkasa membalas pesan darinya.
Ketika janji hanya sebatas kata yang di ucap agar manusia menjadi tenang. Bukan pembuktian yang jelas tetapi hanya fatamorgana yang terpampang abu-abu. Sebuah ucapan yang terdengar pasti tapi hanya sesaat setelahnya akan menjadi fana.
Ketika sebuah nyawa berharap kepada raga manusia. Seperti daun kering yang gugur pada musim kemarau hanya lara yang didapat.
Tak terasa bulir air mata sudah jatuh membasahi pipinya. Hatinya resah pikiranya kalut ingin sekali ia berteriak kepada semesta agar mengembalikan semua kebahagiaan nya. Angkasa dulu dengan sekarang berbeda. Angkasa dengan segala perhatiannya dengan tingkah jailnya yang membuat Raya menjadikan Angkasa sumber energi kebahagiaannya. Sekarang semua itu telah hilang menyisakan sebuah pertanyaan-pertanyaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cakrawala [Selesai]
Teen FictionSeperti rangkaian warna pembentuk senja di Langit Cakrawala yang telah pudar ditelan keadaan menuju malam. Juga pengharapan yang berujung kekecewaan atau selarik mimpi yang tak sesuai ekspetasi. Karena mungkin alur kisah yang Pencipta buat lebih in...