Hari silih berganti. Semenjak kejadian itu, Yuka mulai menjaga jarak dengan Refan-demi menjaga hatinya dari rasa sakit.
Pagi ini Yuka berencana menuju rumah Mita untuk merencanakan surprise birthday party Ica yang akan dilaksanakan esok hari. Siang ini, mereka bertiga-bersama Fira-akan berkumpul di rumah Mita dan menuju mall untuk membeli bahan-bahan yang diperlukan.
"Ma, Yuka berangkat, ya," pamit Yuka sambil menyalami tangan Mamanya.
"Mau ke mana lagi?"
"Yuka mau ke rumah Mita, Ma." Yuka beranjak memakai sepatu santainya. "Yuka usahain gak sampai larut malam."
Setelah mendapat anggukan sang Mama, Yuka meneruskan langkahnya dan menaiki motor beat miliknya menuju rumah Mita.
Karena ada kendala macet di lampu merah, akhirnya Yuka sampai di rumah Mita setelah 20 menit perjalanan. Cukup melelahkan, sehingga kini ia terbaring di atas tempat tidur milik Mita, dengan AC kamar yang menyala.
"Huft ... gerahnya!"
Mita yang baru saja dari dapur kembali ke kamarnya dengan membawakan dua gelas es Jeruk. "Ini, Ka. Minum dulu. Panas banget, ya, di luar?"
Yuka beranjak dari posisi tidur menjadi posisi duduk. Mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Mita. "Iya, panas banget! Padahal baru juga jam sepuluh. Mana tadi macet, lagi."
"Apa kabar sama Fira, ya?" Mita terkekeh ringan. "Yang jam sebelas baru on the way."
"Hahaha. Emang niat menghitamkan kulit kali tuh anak," tanggap Yuka membayangkan Fira yang dijemur di tengah teriknya sinar sang surya. Diambilnya gelas berisi es jeruk buatan Mita, kemudian ia teguk habis dalam satu tegukan.
"Hah ... seger banget!" Mita yang melihatnya hanya menggeleng dan tersenyum kecil. "Haus banget, kayaknya."
"Gimana gak--"
"Eh? Ponsel lo bunyi, tuh." Setelah menghentikan kata-katanya, Yuka segera menyadari sesuatu dan memberitahu Mita kalau ponselnya berdering.
Mita menuju nakas yang ada di kamarnya dan mengambil ponsel miliknya yang tengah berdering, melihat siapa penelepon tersebut.
"Eh? Refan?" Yuka langsung membeku di tempat. Ada apa seorang Refan menelepon Mita?
"Halo? Ada apa, Ref?"
"Oh, iya, ada. Kenapa?"
"Iya. Apa? Mau ikut?"
"Oh ... gitu. Ya sudah ke rumah gue aja. Semua bakal kumpul di sini."
Mita pun mengakhiri panggilan singkat itu. Yuka terlihat melongo karena tidak mengerti arah percakapan mereka berdua. Sebenarnya ada apa, sih?
"Refan? Ngapain dia?" tanya Yuka penasaran.
"Itu, katanya dia sama Hoshi mau ikut bantu surprise ulang tahun Ica." Mita yang mengetahui kalau Yuka ada rasa pada Refan merasa tidak enak melanjutkan perkataannya.
Yuka terdiam sejenak, ia mengatur napas dengan teratur. "Terus?"
"Gue suruh aja ke sini. Ada kemungkinan bakal rame, Ka. Soalnya si Hoshi ngajak Aidan sama Kama."
Akh! Kenapa jadi gini, sih? Ini kan surprise persahabatan. Bukan surprise percintaan. Kenapa pula mereka yang lelaki tidak membuat surprise sendiri? Bukannya lebih bagus seperti itu? batin Yuka mengeluh.
"Hey, Ka! Jangan bengong gitu, ah!" seru Mita menyadarkan Yuka yang tengah melamun.
"E-eh, iya. Gue setuju. Makin ramai makin seru, kan?" balas Yuka diiringi senyum manisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Desire [END]
Teen FictionManusia tidak ada yang sempurna, semua pasti memiliki kemampuan yang seimbang dengan kekurangannya. Tidak ada yang berlebih, hanya saja kita yang melebih-lebihkan. Kesuksesan bukan hanya untuk orang yang terlahir sempurna, selama ada tekad dan usaha...