🔟➕2⃣

5.1K 639 54
                                    

"Solar! Dibelakang!" Thorn berteriak.

Namun yang diteriaki tidak sempat untuk melihat empat zombie yang sudah mendekat. Karena tidak sempat menghindar, Solar hanya diam tidak berani untuk melawan. Karena ia tidak membawa senjata apapun.

'Empat lawan satu yang benar saja?!' Pikir Solar. Ia tak mampu menghadapi makhluk yang menjijikan ini.

Hingga seseorang menariknya ke belakang, Gempa. Solar merasa lega ketika masih ada yang ingin menyelamatkan dirinya.

Jika Gempa menyelamatkannya lalu siapa yang menyerang para makhluk menjijikan itu? Pikir Solar. Seketika pandangan Solar teralih terhadap dua orang dihadapannya.

"Sebelah kanan arah jam tiga!" Seru Halilintar.

"Baik!" Jawab Supra.

Kedua pemuda itu segera memasang kuda - kuda dan meluncurkan serangan. Mulai dari pukulan hingga tendangan.

Kaki Supra menendang satu zombie hingga melemahkan serangan yang akan datang dari zombie tersebut. Lalu mengakhirinya dengan menancapkan pisau (yang di pinjam oleh Glacier) di leher zombie itu.

Sedangkan Halilintar memukul zombie dengan tangan kosong, saat zombie itu melemah barulah ia menyiapkan dua cutter (satunya lagi milik Taufan) yang ia simpan dikantungnya. Dan menganyunkannya ke arah leher zombie tersebut.

Dua zombie sudah musnah.

Tersisa dua lagi, Halilintar mengarahkan aba - aba lagi kepada Supra. Halilintar membungkukkan badannya sembilan puluh derajat.

"Lompat! Tendang arah jam 12!"

Aba - aba dari Halilintar dilakukan oleh Supra. Ia pun berlari dengan cepat lalu kedua tangannya memegang punggung Halilintar. Selanjutnya ia melompat dan mengarahkan kedua kakinya ke depan.

Dan mengenai kedua kepala zombie dengan tepat. Karena keadaan zombie itu melemah dengan cepat Halilintar dan Supra menyerang mereka dengan senjata mereka masing - masing.

Berbeda dengan Solar yang masih melamun menyaksikan pertarungan yang sangat... Hebat.

"Bang! Jangan bengong aja!" Supra, ia meninggikan suaranya agar Solar tersadar dari lamunannya.

"Yah... Maaf. Tadi gua enggak sempat buat ngelawan". Solar hanya bisa menyampaikan maaf.

"Lain kali, jangan bengong! Merepotkan!" Bentak Halilintar sambil berjalan melanjutkan tujuan mereka.

•• •• •• •• ••

Akhirnya mereka tidak memiliki masalah lagi. Lihat saja, mereka sudah sampai di depan ruang osis. Apalagi para zombie sudah sedikit yang bermunculan saat perjalanan mereka. Sepertinya mereka sudah ahli dalam menentukan jalan mana yang ramai di datangi zombie.

Ruang osis terletak di ujung koridor sekolah. Di arah serong kiri depan ruang osis ada pagar sekolah. Lega rasanya.

"Jadi, apa yang akan kita lakukan sekarang?" Tanya Thorn sambil melihat - lihat sekitar.

"Mungkin... Memeriksa pagar sekolah terkunci atau tidak?" Bukannya menjawab, Yaya malah bertanya kembali.

Karena penasaran mereka pun pergi ke arah serong kiri dan menuju ke pagar sekolah yang tertutup rapat.

"Sepertinya terkunci... Eh?!" Supra, sambil memegang gembok yang sedikit berlumur darah yang masih basah. Membuat tangannya terkena darah tersebut.

RUN [Boboiboy]Where stories live. Discover now