02

68 11 1
                                    


'Byurr'

"Akh!"

Sontak Yura terbangun dari tidurnya ketika Hyunjin menyiramnya dengan air dingin. Posisinya kini sedang duduk dengan kepala bersandar di tembok dan kondisinya yang sangat berantakan.

"Bangun! Bersiaplah."

"Pagi-pagi begini? Mau kemana?" Tanya Yura heran, pasalnya ia melihat jam baru menunjukkan 04:00.

"Jangan banyak bertanya!" Hyunjin melemparkan baju ke arah Yura.

"Ku tunggu 30 menit" Lanjutnya, kemudian pergi dari kamar itu, Yura menatap punggung Hyunjin yang mulai hilang dibalik pintu.

'Baiklah kim yura, lakukan saja' Batin Yura pasrah.

"Lama sekali wanita itu." Gumam Hyunjin kesal karena sedari tadi ia menunggu kim yura yang tak kunjung keluar dari kamarnya.

"Aku sudah siap, maaf telah membuatmu menunggu." Ucap wanita itu sesaat kemudian dan membuat hyunjin menoleh ke arahnya.

Hyunjin menatap Yura dari ujung kaki sampai ujung kepala tampak natural namun begitu sexy dan menawan sebelum akhirnya ia menyeringai kecil. "cantik"

"Kita berangkat sekarang." Hyunjin berjalan keluar di iringi Yura yang mengekorinya.


"K.U.A?!"

"APA MAKSUDMU?!"

"AKU TIDAK MAU!"

Teriak Yura histeris ketika telah sampai di tempat tujuan.

"Aku tidak menerima penolakan." Hyunjin menarik lengan Yura kasar masuk ke dalam gedung.


─────────────────────

Malam itu...

Hyunjin berjalan ke luar dari kamar Yura dan mendapati Felix yang tengah duduk di ruang tamu.

"Hey Felix, kenapa kau tidak bilang bahwa kau akan datang kesini?" Hyunjin mendudukan dirinya berhadapan dengan Felix.

"Ah tuan tidak apa, hanya ada kabar buruk yang ingin aku sampaikan, Kim Yohan kabur."

Hyunjin membelalakan matanya."Brengsek!"

"Bagaimana dia bisa tahu kalau kita akan datang kesana?" Tanyanya.

"Kabar meninggalnya Kim Minkyu begitu cepat sampai padanya, itu yang membuatnya berhati-hati dan melarikan diri." Jelas Felix.

"Pengecut!" Rahang Hyunjin mengeras. Ia tampak marah. "Apa yang harus kita lakukan?"

"Kau harus menikahi Yura,"

"Apa yang kau katakan? Mustahil!"

"Aku tahu itu yang akan kau katakan, tapi ini adalah jalan satu-satunya agar kita bisa menangkap kim yohan, dengan menikahi kim yura, otomatis kau memilili hak penuh atasnya dan ia bisa kita jadikan senjata, bukankah itu tujuanmu saat ini?" Papar Felix.

"Kau benar, tidak ada yang lebih penting dari pada membalaskan dendam ayahku."

─────────────────────

"Aku tidak ingin menikah denganmu, Hwang Hyunjin!" Ucap Yura dengan penuh penekanan di kata Hwang Hyunjin ketika mereka sampai di depan pintu gedung seraya mencoba melepaskan pergelangan tangannya dari genggaman hyunjin, tetapi hasilnya nihil.

"Tapi aku menginginkannya."

"Kau pikir pernikahan itu permainan, hah?!"

"Iya! Bahkan kau mainan ku."

"Bajingan!"

Setelah selesai acara dan mereka resmi telah menikah, Yura hanya terus menangis selama perjalanan, Hyunjin yang merasa terganggu pun membuka suara.

"Bisakah kau diam?" Tanya Hyunjin tetapi tidak ada jawaban dari Yura, ia hanya terus menangis.

"Kau tidak memberiku pilihan." Hyunjin menghentikan mobilnya dan mengambil lakban dan tali yang ada di jok mobil yang sering ia pakai ketika menculik targetnya. Selain seorang mafia, ia juga seorang pembunuh bayaran.

"Kau semakin cantik dengan ini." Ucapnya setelah mengikat tangan dan melakban mulut Yura.

***

Mobil sport hitam itu terparkir rapi di sebuah mansion mewah milik Hyunjin. Hyunjin melepaskan ikatan dan lakban yang ada di mulut kim yura.

"Berhentilah menangis dan turunlah!" Ucapnya dan langsung dituruti oleh wanita yang ada di sebelahnya itu. Meskipun berat tetapi kim yura tidak berdaya saat ini.

Kim yura menyeka airmata dan melihat sekitar berharap ada celah untuknya keluar, tetapi setelah ia keluar dan pergi dari Hyunjin, ia mau tinggal dimana? Pikirnya. Ibunya sudah meninggal 6 tahun lalu, ayahnya pergi entah kemana, dan kakaknya? Taehyung? Ia sering mabuk-mabukan dan ia juga yang menjual Yura untuk di lelang demi membayar hutang-hutangnya kepada teman seperjudiannya.

"Tidak ada orang?" Tanya kim yura setelah masuk ke dalam mansion yang sangat luas dan mewah itu diiringi hyunjin di sebelahnya.

"Hanya kita berdua."

Setelah selesai menunjukkan seisi rumah dan letak kamar Yura dan tempat apa saja yang tidak boleh ia datangi, Hyunjin memberikan kunci rumah kepadanya.

"Untuk apa?" Tanya Yura bingung.

"Hanya untuk berjaga-jaga, Aku mau pergi, jangan kau coba kabur dari sini. Mata-mata ku tersebar dimana-mana."

"Oiyah satu lagi, jangan pernah masuk ke kamarku." Lanjutnya sebelum benar-benar pergi.

Yura menggenggam kunci yang Hyunjin berikan. "Baiklah kim yura, sekarang kau sendirian di mansion sebesar ini, tapi setidaknya ini lebih baik daripada bersama si brengsek hyunjin itu."

Revenge | Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang