28. Melepas lingkar perak~

26 2 0
                                    

          "Oo, Daera-ya, kau dari mana saja? Tadi kakak mu mencarimu."

Daera yang baru saja berniat mengambil tas di kelasnya, langsung disambut oleh sang ketua kelas yang tak lain tak bukan adalah Soobin.

"Kakak ku?" tanya ulang Daera.

"Ya, ku kira mereka sedang menunggumu di luar." kata Soobin yang sedang membereskan bukunya dengan ditemani adik kelasnya.

"Noona, aku tidak melihat Taehyun hari ini, sepertinya kau dekat dengan Taehyun, kau tau dia kemana?" tanya Hyuka, anak yang bersama Soobin.

"Yya, kau kira Daera pengasuhnya." kekeh Soobin.

"Haha, aku tertawa." sahut Hyuka.

"Oh, benar, aku harus menemui sepupu ku dulu, ada yang harus ku bicarakan, kau pulanglah dulu, Kai." ucap Soobin kemudian menepuk pundak Hyuka.

"Taehyun tidak datang ke sekolah hari ini, bukankah kakak menyuruhnya menghadap Ayah sejak semalam, apakah selama itu?" batin Daera.

"Baiklah, temui aku di tempat bowling ya." ucap Hyuka sebelum pergi.

"Noona, mari keluar bersama." kata Hyuka menyadarkan Daera yang masih melamun.

"Oh, ayo." jawab Daera.

***

          Di dalam kamarnya, Beomgyu mengunci diri sejak pulang dari sekolah.

Ia memutuskan melepaskan kalungnya.

Pusakanya.

Berkatnya.

Sekarang ia merintih luar biasa.

Badannya dibawa terpelanting kesana-kemari.

Sebelum melepas kalungnya, Beomgyu sempat membuat pelindung untuk mengedapkan suara di kamarnya, mengingat betapa menyakitkannya melepaskan satu lingkar perak semalam.

Jika melepasan satu kekuatannya saja membuatnya sepucat pagi tadi, bagaimana jika ia melepas semua lingkar peraknya, dan satu lingkar berkatnya yang ia miliki sejak lahir.

Ia baru selesai melepaskan semua kekuatannya setelah 3 jam berlalu.

Keringat Beomgyu membanjiri setiap inci tubuhnya.

Ia sudah kepayahan.

Tenaganya ia habiskan untuk melunturkan kekuatannya sendiri.

Melihat dan menghapus setiap ingatannya di masa lalu.

Tak perduli badannya terkapar lemas di atas permadani yang melapisi lantai kamarnya, Beomgyu masih berusaha menguras tenaganya untuk melepaskan satu lingkar perak yang menjadi berkatnya.

Kekuatan terbesar yang ia miliki.

Dan ingatan terbesar.

"Gyu, kau di dalam?"

Ketukan itu membuat konsentrasi Beomgyu buyar, sehingga usahanya yang sudah 45% kembali tergagalkan.

Ia sudah kepayahan.

Pelindung kedap suaranya juga sudah menipis.

Tenaganyapun menipis tanpa kekuatan lingkar perak.

Braaaak.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

           "Hal-aboeji, kau dengar sesuatu?" tanya Taehyung yang sedang menyelesaian review perusahaan di ruang kerja kakeknya.

"Bukankah itu suara Beomgyu?" sahut kakeknya yang juga segera beranjak mengikuti Taehyung.

"Tuan muda.."

Dua orang pekerja tengah sibuk mengetuk pintu kamar Beomgyu.

"Apa dari tadi?" tanya Taehyung mengambil posisi di depan pintu kamar Beomgyu.

"Baru saja, Tuan, saya sedang menyapu disini sejak tadi, tiba-tiba Tuan Muda memekik keras." ucap salah satu pekerja.

"Gyu, kau didalam?"

Sambil sibuk mengetuk pintu kamar Beomgyu.

"Aku belum melihatnya pulang, ku kira ia masih pergi dengan Soobin dan Yeonjun, karena tadi Yeonjun bilang akan pergi sebentar." ujar kakeknya.

"Hal-aboeji, aku akan mendobraknya, menjauh sedikit." ucap Taehyung mengambil ancang-ancang mendobrak pintu kamar Beomgyu.

Brakkkk

Berpasang-pasang mata itu membulat bersamaan.

Bagaimana tidak, kamar yang senantiasi selalu rapi di setiap sudutnya itu sekarang berantakan disemua sisi.

Dan yang paling mencengangkan adalah, sesosok anak laki-laki yang terkapar diatas permadani dengan wajah pucat dan keringat mengucur.

"Beomgyu!!" pekik Taehyung segera berlari untuk mengangkat anak yang ia tau sebagai adik tirinya itu ke tempat tidur.

"Badannya dingin sekali." ucap kakeknya yang memeriksa kening Beomgyu.

"Tapi detak jantungnya normal." sahut Taehyung yang juga mengecek begitu ia sudah merebahkan badan Beomgyu.

"Cepat Teflon Dokter Nam." perintah kakeknya segera dijalankan oleh pekerjanya.

"Gyu, ada apa denganmu?" ucap Taehyung yang terlihat sangat khawatir.

"Hyung, tolong aku hyung." rintih Beomgyu dengan sisa kesadarannya.

"Apa yang bisa ku bantu? Kau butuh sesuatu?" tanya Taehyung.

Tapi suasana mendadak sunyi.

Pekerja yang sedang merapikan kamar Beomgyu yang mendadak berantakan juga ikut memperhatikan ke kasur.

Air wajah cemas tak terlepaskan dari wajah kakeknya.

Taehyung menoleh pada kakeknya dengan air mata yang sudah berlinang di pelupuk matanya.

Kakeknya tiba-tiba gemetar, ia berusaha duduk dengan hati-hati di bibir kasur.

***

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

          "Nafasnya masih teratur, tapi dia begitu dingin, hal-aboeji."

"Dia pingsan, apa yang harus ku lakukan? Beomgyu meminta bantuanku." ucap Taehyung yang panik.

"Buat Beomgyu lebih hangat, kita tunggu dokter Nam, dan buat Beomgyu tersadar lebih dulu." ucap kakeknya.

"Gyu, bertahanlah, aku akan membantumu, sadarlah secepatnya." kata Taehyung yang bersemangat menyelimuti Beomgyu di bantu oleh pekerjanya.

***

Eakkk prank🤣🤣🤟
Double up, bisa jadi triple up hari ini.
Pengen cepet namatin 'Misophonia'  ini🤭

Misophonia [SELESAI] ✅ | BTS TXT Fan fiction Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang