Bab 2

484 30 25
                                    


Salwa berjalan menelusuri koridor kampus lalu ia membelok ke kiri dan berhenti di ruang 17 setelah berjalan beberapa langkah. Salwa melihat sudah ada Fira dan Oli di ruang yang tengah berbincang-bincang sambil mengejarkan sesuatu. Salwa masuk, menaruh tas di kursi lalu bergabung dengan kedua temannya.

“Salwa udah siap tugas Ibu Sakinah?” tanya Fira yang sedang mengerjakan tugas. Dengan santai dan sedikit bangga, Salwa menjawab, “Udah dong, akukan anak rajin.”

“Gimana kamu buat coba lihat dong,” pinta Oli.

“Ambil aja dalam tas,” sahut Salwa. Segera Oli beranjak dari bangkunya ke bangku Salwa kemudian membuka tas Salwa mengambil kertas.

“Boleh lihat, aku nggak nyontek kok cuma lihat metodenya doang,” ujar Oli.

“Boleh.”

Selagi sibuk mengerjakan tugas, Salwa pun mengajak Oli dan Fira ikut English Club. “Kalian mau ikut Organisasi nggak?” tanya Salwa semangat.

“Organisasi apa?” tanya Fira yang tidak beralih pada tugasnya.

“Organisasi English Club.” Salwa memperlihatkan brosur di layar handphonenya. “Ikut yuk? Aku udah daftar loh,” ucap Salwa.

“Kapan?” tanya Oli.

“Mmm, kamis ini siang jam setengah dua,” jawab Salwa.

“Nggak ah, jam segitukan ada Mk, ibu Meriska,” ujar Fira.

“Nggak bisalah kalo libur oklah,” timpal Oli.

“Ah, kalian ini.” Salwa mengibas tangannya di udara. “Aku udah bilang tuh sama gurunya, katanya kalau ada Mk boleh minta izin kok nggak masalah.”

“Kalo gitu, materi ketinggalan dong. Capek aja ikut kalo materinya tinggal, lebih baik nggak ikut aja,” timpal Oli.

“Iya aku nggak deh, cari yang lain aja,” balas Fira.

Salwa diam lalu tersenyum samar. “Yaudah kalo kalian nggak ikut nanti kalian jangan nyesal loh. Kita itu jangan hanya belajar itu-itu saja tetapi yang lain juga. Bahasa Inggris itu penting loh untuk berkomunikasi dengan orang luar, terus bisa melanjutkan kuliah luar negeri S2 S3, sekaligus untuk lamar kerja ya barangkali ada minta tuh harus bisa Bahasa Inggris. Emangnya kalian nggak tertarik gitu. Oh ya, guru yang ngajar tuh ganteng lo, kalian pasti nggak akan bosan gitu hehe.”

“Benar sih, tapi jangan sekarang deh karna masih kuliah. Coba aja hari libur kuliah kita pasti mau ikut,” ucap Oli langsung saja diangguk Fira.

Setelah itu, Salwa kembali ke tempat duduknya dengan wajah sedikit kecewa. Mencari teman yang rela ajak sana sini susah ya. Kalau pun ada pasti jawabannya samar-samar pada ujungnya tidak jadi.

***

Setelah mata kuliahnya berakhir, Salwa dan teman-teman ke kantin untuk mengisi perut kosong yang sedari tadi minta isi. Di tengah-tengah asyik menikmati wife gratis sekaligus menunggu pesanan datang, Salwa kembali mengajak temannya untuk ikut English Club. Apa yang diharapkan memang perkiraannya, teman-temannya tidak tertarik. Ada sih yang tertarik tapi ragu-ragu kalau itu sama saja tidak mau.

“Emangnya gurunya siapa?” tanya Vivi.

“Pak Fahrel,” jawab Salwa berbinar lalu ia menunjukkan fotonya.

“Ini kan....” Vivi tercengang.

“Kenapa?” tanya Melia.

“Kamu kenal?” tanya Salwa pada Vivi.

Vivi mengangguknya. “Iya, ini bapak tuh B. Inggris. Gantengnya dia,” pujinya.

“Yaudah ikut aja,” ucap Salwa.

“Pengen sih, tapi gimana ya sebab belajarnya hari kamis nggak bisalah ada Mk,” ujar Vivi.

“Iya,” balas Melia.

“Yasudah,” sahut Salwa tak acuh.

Tak lama kemudian, pesanan datang tiga mie goreng khas Aceh tersaji di depan mereka. Segera mereka melahapnya karena rasa lapar sudah berakus nafsu.

“Sal, tugas Pak Joki yang disuruh kirim email udah siap?” Salwa menggeleng-geleng kepala. “Terus kamu kapan buatnya?” Salwa mengangkat dua bahunya tak peduli.

“Besok udah kumpul loh?” ujar Melia.

“Nanti malam aku buat,” jawab Salwa sekadarnya.

“Ini anak tugas besok kumpul, masih bisa bilang nanti malam, nanti malam, sekalian aja lo buat besok saat Pak Joki masuk,” dongkol Melia yang membuka laptopnya.

“Iya nih, Salwa tuh kalo buat tugasnya pada saat waktu kemepet, saat itulah Salwa panik,” sahut Vivi sambil terkekeh.

“Santai aja, aku kan bisa atur waktu. Kalo dilihat-lihat tugas Pak Joki  enak joy, kalo nanti malam kubuat siap loh cuma buat opini lalu kirim ke email kan, gampang tuh. Sekarang ini, yang jadi permasalahannya kalian tuh bisa nggak kalian buat tugas Pak Joki jangan mikir orang, aku mah simple aja,” ujar Salwa membuka hp.

“Santai amat lo ya?” sahut Melia.

“Emang kayak kalian yang hidup penuh pikiran lalu stres terus gila. Aku mah ogah! Mikir tugas aja aku malas apalagi mikir pacar enaknya tuh sendiri kayak gini, nikmatin wi-fi,” balas Salwa tersenyum bahagia menatap layar hpnya.

Vivi dan Melia saling menatap aneh lalu mereka melanjutkan tugas yang tertunda yang sempat tertunda karena berdebat dengan Salwa. Beberapa menit mereka mengejarkan tugas, minuman mereka datang. Mereka makan sambil membuat tugas. Saat itu, Salwa ketawa terbehak-behak.

“Lihat, lucu banget!”

Vivi dan Melia mengabaikan Salwa yang sedang asyik nonton youtobe.
“Orang yang sudah ketagihan wifi susah ya ajak kompromi. Teman di samping aja diabaikan apalagi kelak suaminya pasti diusir olehnya,” sindir Vivi.

“Iya nih, orangnya aja nggak nyadar  kita sedang nyindir dia,” timpal Melia. Salwa yang sedang ketawa pun mereda mendengar kedua temannya yang menyindirnya.

“Kalian ngomongin aku?” tanya Salwa bingung.

“Ngomongin orang yang pakai baju biru yang sedang asyik wifi sampai lupa pada temannya yang juga butuh komunikasi lewat wifi,” jawab Vivi ketus. Melia ketawa melihat ekspresi Salwa kesal.

“Kalian kenapa? Marah? ngambek? Ah, kalian ini nggak seru dikit-dikit  marah kayak perempuan aja. Kalau udah siap tuh tugas bilang ya aku mau lihat gimana kalian buat, barangkali  aku bisa nyontek deh.”

Setelah mengucap itu, Salwa melanjutkan menonton yang sempat tertunda oleh teman-temannya.

“Jangan nyontek, buat sendiri sana! Kamu kan pintar,” Melia bersuara yang terdengar sindiran.

“Aku ini tidak sepintar kalian kira. Aku bodoh loh, aku perlu belajar dari kalian, yaitu dengan cara menyontek," sahut Salwa dengan cermat.

"Mana ada belajar dari nyontek? Nyontek itu copas, itu melanggar hak cipta," sahut Vivi tidak yakin.

"Iya betul, dan dosa," timpal Melia mengangguk membenarkan ucapan Vivi.

"Terserah kalian ngomong apa, yang pasti nyontek itu termasuk belajar. Nanti kalo udah siap bilang. Sekarang jangan nganggu aku, aku lagi asyik nonton nih." Salwa melanjutkan nontonnya yang tertunda, sambil mendownload film kesukaannya.

Vivi dan Melia menatap jengah seraya menggeleng kepala kemudian melanjutkan buat tugas.

"Siapa dia sih, seenak aja, minta nyontek padahal dia sama kita pelit banget," kesal Vivi yang diangguk Melia.

"Aku buat ditengah aja nanti di rumah kulanjutkan agar tidak diminta."

"Aku juga gitu ah."

____
Jangan lupa di vote and comments ya

Follow ig : @tyasafarina

My Ideal Teacher (Complete) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang