CINTA REMAJA

92 9 4
                                    

"CINTA REMAJA"


LISA ARISKA

(Menatap punggung tegap dengan seragam basketnya)

(No.08, Willy.)

(Bersandar di dinding dan menghela nafas)

"Sampai kapan kamu begitu Na?"

Nadira tersentak "Kamu mengagetkanku saja Ghe."

Terkekeh "Kamu tahu sekarang sudah emansipasi wanita."

Mereka mulai berjalan bersama "Lalu?"

Menatap Nadira penuh antusias "Kamu bisa menyatakan cinta langsung padanya."

Nadira mengangguk "Oh ya, dan akhirnya aku akan malu karena di tolak."

Ghea memutar bola matanya jengah "Kalau tidak di coba kamu tidak akan tahu."

Nadira menggeleng kuat berjalan mendahului Ghea "Terimakasih sarannya Ghea."

Ghea berlari menyusul "Kamu harus coba."

Nadira menggeleng dan mengabaikan suara Ghea yang terus saja menganggunya.

***

(Sorak ramai berasal dari lapangan basket, mengabaikan terik matahari)

"Willy. Go Willy. Go Willy."

Cheerleders memainkan perannya dengan baik, menambah riuh suasana.

"Lihat, Sandra begitu semangat." Cibir Ghea menyenggol bahu Nadira.

Nadira yang sejak tadi diam memperhatikan Willy menoleh "Ha apa?"

Ghea menghela nafas "Bukan apa-apa, perhatikan saja Willy mu itu."

"WILLY." "HUUUUU"

Nadira kembali memperhatikan lapangan. Teriakan Sandra membuat Nadira seketika berdiri menatap cemas tengah lapangan.

"LO KALAU GAK BISA MAIN GAK USAH MAIN DEH," Teriakan Sandra di tengah lapangan membuat suasana semakin tegang "Wil, kamu gak apa?"

Nadira menggigit ibu jarinya bergerak gelisah, orang-orang mulai membuat kerumunan yang membuatnya tidak bisa melihat apa-apa.

"Ayo." Ghea menarik lengan Nadira mendekati kerumunan.

Nadira menahan tangan Ghea sembari menggeleng "Gak, aku gak mau Ghe."

"Ayolah."

Ghea terus saja menarik lengan Nadira namun berulang kali langkah mereka terhenti.

"AWASS."

Mereka menoleh, segera Nadira menghalangi tangga yang jatuh.

Hingga gelap, sunyi yang dirasakan Nadira "Nadira, Nadira."

***

(Ruang UKS)

(Tirai putih pembatas antar ranjang UKS tertiup angin, sepi seperti tidak ada penghuni)

"Aww." Nadira menyentuh kepalanya juga merasa sakit pada sikutnya.

"Lo udah bangun?"

Nadira tersentak, dia tidak sendirian.

"Si-siapa?" Tanya Nadira takut.

Sreet.

(Seseorang menarik tirai pembatas.)

(Nadira mengerjapkan matanya tidak percaya, masih menggunakan seragam basketnya sosok itu kini menatapnya)

"Will-willy." Nadira tanpa sadar terbata menyebut namanya.

CINTA REMAJA [ONE SHORT STORY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang