Love Bird

561 28 2
                                    

Hai the readers. Before reading my story, don't forget to vote first by click the starnya ya... okey 😉.


Selamat membaca. Luv luv luv 😘

***

"Sumpah demi apa?!" Aku yang sedang menelepon Sela lewat telepon kantor terkekeh mendengar pekikkannya setelah aku bercerita tentang kemarin malam.

"Serius." jawabku. "Serius dia bilang kayak gitu ke lo?" tanya Sela. "Iya serius, Cong. Dia bilang serius suka sama gue." Aku tertawa kecil. "Anjay gurinjay!" seru Sela. "Trus dia cium pipi lu, itu beneran." tanyanya lagi diseberang sana. "Iya Marcella Senjaya." jawabku lagi.

"Waduh-waduh udah mulai cium segala nih, berani juga ya si owner cafe. Hati-hati lu, Key! Nanti dari pipi bisa nyosor ke bibir." Aku terkekeh mendengarnya. "Gue juga kaget tau, tiba-tiba dia langsung kayak gitu."

"Cie... itu namanya udah kode, Key. Kalau dia bilang serius suka udah pasti cinta." Sok tau banget Sela, tapi iyain aja deh.

"Iya-iya." jawabku dengan malas. "Lah kok malah iya-iya?" Aku mengerutkan kening bingung. "Ya terus apa?" tanyaku. "Ya ampun, Key. Masa lu gak tau?" Sela mulai menahan kesal.

"Lah memang gue musti jawab apa? Jawab iya kan? Kalau gue gak jawab nanti lu marah." Aku bingung dengan Sela. Aneh deh dia, maksudnya apa sih? Apa aku salah jawab iya? "Bukan, Key. Maksud gue, Lu juga suka gak sama dia?" tanya Sela yang sudah kesal. "I don't know." jawabku.

Sampai saat ini aku bingung dengan perasaanku sendiri. Tentang kemarin lusa, aku kaget banget.

Jika ditanya suka atau enggak, jawabannya suka, tapi dalam konteks teman. Aku suka tipekal teman seperti dirinya. Dia orangnya pekerja keras, jujur, apa adanya, humoris, tapi terkadang dia juga keras kepala dan sombong.

Kita berdua jarang cekcok sih karena jika sedang bahas sesuatu, jalan pikiran kita hampir sama. Berbeda dengan Sela, kadang aku A dia B, aku B dia malah C, jadi agak sulit menemukan titik pasnya dan akhirnya kita bisa jadi cekcok. Tapi kalau Dickson, pasti selalu menemukan titik yang pas. Dia enak diajak ngobrol. Makanya kita sering sharing dan minta pendapat masing-masing. Intinya kita sependapat aja sih.

Kalau dalam konteks pasangan, jawabannya tidak tau. Hati sih senang ketika dia bilang mulai suka sama aku. Kata-katanya yang manis, gombalannya, bilang aku cantik, bilang aku cute, pasti aku selalu baper dan blushing walaupun aku selalu nutupin dengan belaga seperti biasa-biasa saja, tapi ujung-ujungnya ketahuan.

Setiap bertemu dengannya, pasti di dalam dada selalu deg-degan. Apalagi kemarin dia mencium pipiku, bukan deg-degan lagi namanya. Tapi satu hal yang sampai saat ini aku bingung sama diri aku sendiri adalah kenapa aku tidak merasa terganggu ketika dia menggenggam tanganku. Biasanya kalau pegangan tangan sama teman pasti kita menjawab "Apaan sih pegang-pegang!" Tapi kalau sama dia aku tidak merasa terganggu ataupun risih, malahan aku suka ketika tanganku digenggam olehnya dan rasanya hangat. Jadi aku gak tau dengan perasaan aku sendiri, intinya aku merasa seperti itu ketika bersamanya.

"KEY! LU DENGERIN GUE GAK SIH?!" Aku kaget dan langsung keluar dari pemikiranku ketika suara Sela yang tiba-tiba menjadi berteriak sehingga aku langsung menjauhkan gagang telepon dari telinga.

"Iya gue denger, gak usah pake teriak kali." Aku berbohong, padahal aku tidak tau dia ngomong apa karena aku melamunkan Dickson.

"Coba ulang gue ngomong apa?"

Mampus gue. Kataku dalam hati. Berbarengan dengan itu tiba-tiba handphoneku bergetar. Aku melihat notifikasi yang masuk, Derrick yang mengirim pesan. Akhirnya dewi fortuna datang membantuku.

CAPPUCCINO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang